57
Sumber Daya Finansial, Aset Tak Berwujud, Strategi Bersaing dan Kinerja Keuangan Di wilayah Lombok Nusa Tenggara Barat
Berikut ini disajikan tanggapan atau persepsi responden atas peubah sumber daya finansial, aset tak berwujud, strategi bersaing dan kinerja keuangan Di
Lombok NTB. 1.
Sumber Daya Finansial Di Lombok NTB
Suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh ketersediaan sumber daya finansial yang baik dan mencukupi.
Sumber modal sendiri dan kemampuan untuk mengakses sumber keuangan lain sebagai aset keuangan yang berdampak pada keberhasilan mengembangkan
bisnis. Kekurangan modal keuangan pada tahap awal dapat menjadi penghambat kegiatan bisnis dan memiliki dampak jangka panjang pada
perusahaan dan mempengaruhi kemampuan pengusaha untuk meningkatkan pembiayaan bank.
Berdasarkan konsep para peneliti bahwa sumber daya finansial adalah sebagai sumber modal yang berasal dari kemampuan untuk mengakses sumber
keuangan yang berdampak pada keberhasilan mengembangkan bisnis. Sumber daya keuangan dapat diakumulasikan baik secara internal melalui pembiayaan
sendiri atau eksternal melalui pembiayaan bank atau pasar modal baik dalam maupun luar negeri. Sumber daya finansial dapat juga merupakan keberhasilan
memperoleh sumber pinjaman formal dan kemampuan mengidentifikasi kebutuhan kredit dalam menghadapi pertumbuhan usaha. Umumnya pendirian
perusahaan baru sumber daya finansial sering terjadi ketika seseorang memiliki akses ke sumber daya finansial.
Dari berbagai dimensi modal finansial berdasarkan penelitian Storey 1994, Fisher Massey 2000, Hurst Lusardi 2004, Camison dan Lopez
2010, Berge, Bjorvatn dan Tungodden 2011 dan El-Hamidi 2011 yang menjadi rujukan penulis desertasi dalam menggunakan dimensi sumber daya
finansial adalah kapasitas untuk memperoleh informasi pasar keuangan, kapasitas untuk meningkatkan modal, fasilitas akses sumber pembiayaan dan
kapasitas untuk memperoleh pembiayaan dengan biaya rendah
. Berikut ini
uraian analisis deskriptif untuk masing-masing dimensi berikut dengan indikatornya yang disajikan pada tabel 8 s.d 45.
2. Dimensi Kapasitas untuk memperoleh informasi pasar keuangan
Kapasitas untuk
memperoleh informasi
keuangan merupakan
kemampuan dan keinginan untuk mendapatkan informasi terkait dengan perkembangan instrumen keuangan sehingga diharapkan dengan baiknya akses
informasi pasar keuangan dapat memberikan kemudahan dalam menyediakan kebutuhan dana.
Tabel 8 menyajikan informasi persentase jawaban responden atas indikator-indikator pada dimensi kapasitas untuk memperoleh informasi pasar
keuangan. Semua indikator pada dimensi kapasitas untuk memperoleh informasi pasar keuangan tersebut, responden yang menjawab sedang
mempunyai persentase yang lebih besar dibandingkan yang menjawab rendah atau pun tinggi. Persentase yang menjawab sedang berkisar antara 41,10 persen
sampai 65,60 persen.
58
Responden yang menjawab rendah juga cukup banyak dengan persentase berkisar antara 18,90 persen dan sampai 34,40 persen. Sehingga jawaban
responden lebih cenderung pada kategori sedang dan rendah dengan persentase lebih dari 80 persen. Sementara responden yang menjawab tinggi dan sangat
tinggi mempunyai persentase yang lebih kecil. Persentase yang menjawab tinggi masing-masing berkisar antara 3,30 persen sampai 35,60 dan sangat
tinggi masing-masing sebesar 1,10 persen sampai 21.10 persen. Sementara yang menjawab sangat rendah tidak ada. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa kapasitas UMKM untuk memperoleh informasi pasar keuangan adalah sedang.
Jawaban dari seluruh responden terkait dengan dimensi kapasitas untuk memperoleh informasi pasar keuangan menunjukkan bahwa responden yang
menyatakan sedang relatif lebih besar sebanyak 48,44 persen kemudian yang menyatakan rendah sebesar 27,56 persen. Sedangkan yang menyatakan tinggi
dan sangat tinggi relatif lebih sedikit masing-masing sebesar 13,11 persen dan 10,88 persen.
Tabel 8 Dimensi Kapasitas untuk Memperoleh Informasi Pasar Keuangan
Indikator Kategori
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Tingkat kemampuan perusahaan dalam
memahami instrumen pasar
keuangan Rendah
31 34,4
34,4 34,4
Sedang 47
52,2 52,2
86,7 Tinggi
3 3,3
3,3 90,0
Sangat Tinggi 9
10,0 10,0
100,0 Total
90 100,0
100,0 Tingkat keinginan
dalam memperoleh informasi terkait
pasar keuangan Rendah
20 22,2
22,2 22,2
Sedang 37
41,1 41,1
63,3 Tinggi
32 35,6
35,6 98,9
Sangat Tinggi 1
1,1 1,1
100,0 Total
90 100,0
100,0 Tingkat ketersediaan
informasi yang didapat terkait pasar
keuangan Rendah
17 18,9
18,9 18,9
Sedang 59
65,6 65,6
84,4 Tinggi
4 4,4
4,4 88,9
Sangat Tinggi 10
11,1 11,1
100,0 Total
90 100,0
100,0 Jumlah media
informasi yang digunakan terkait
informasi pasar keuangan
Rendah 28
31,1 31,1
31,1 Sedang
38 42,2
42,2 73,3
Tinggi 5
5,6 5,6
78,9 Sangat Tinggi
19 21,1
21,1 100,0
Total 90
100,0 100,0
Tingkat frekuensi penggunaan dan
akses media informasi terkait
informasi pasar keuangan.
Rendah 28
31,1 31,1
31,1 Sedang
37 41,1
41,1 72,2
Tinggi 15
16,7 16,7
88,9 Sangat Tinggi
10 11,1
11,1 100,0
Total 90
100,0 100,0
Dimensi Kapasitas untuk memperoleh
informasi pasar keuangan
Rendah 124
27,56 27,56
27,58 Sedang
218 48,44
48,44 76,04
Tinggi 59
13,11 13,11
89,15 Sangat Tinggi
49 10,88
10,88 100,00
Total 450
100,0 100,0
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian diolah, 2016
59
Tabel 9 menyajikan nilai rataan dari jawaban responden untuk indikator- indikator dari dimensi kapasitas untuk memperoleh informasi pasar keuangan.
Dilihat dari komoditas usaha unggulan di Lombok NTB yaitu ternak sapi, budidaya jagung dan budidaya rumput laut berada dalam kapasitas sedang
dengan nilai rataan 3,11 untuk ternak sapi dan pengolahan, 2,96 untuk budidaya jagung dan pengolahan serta 3,15 untuk budidaya rumput laut dan
pengolahan. Secara keseluruhan kapasitas pelaku usaha produk unggulan Pijar baik budidaya dan pengolahannya di Lombok NTB mempunyai kapasitas yang
sedang terkait kemampuan untuk memperoleh informasi pasar keuangan.
Tabel 9 Nilai Rataan Kapasitas untuk Memperoleh Informasi Pasar Keuangan
Item Komoditi
Nilai Rataan
Tingkat kemampuan perusahaan dalam memahami instrumen pasar keuangan
Ternak Sapi 3,00
Jagung 2,73
Rumput Laut 2,93
Pijar 2,89
Tingkat keinginan dalam memperoleh informasi terkait pasar keuangan
Ternak Sapi 3,23
Jagung 3,07
Rumput Laut 3,17
Pijar
3,16 Tingkat ketersediaan informasi yang didapat terkait
pasar keuangan. Ternak Sapi
3,17 Jagung
2,97 Rumput Laut
3,10
Pijar
3,08 Jumlah media informasi yang digunakan terkait
informasi pasar keuangan. Ternak Sapi
3,27 Jagung
3,03 Rumput Laut
3,20
Pijar
3,17 Tingkat frekuensi penggunaan dan akses media
informasi terkait informasi pasar keuangan. Ternak Sapi
2,90 Jagung
3,00 Rumput Laut
3,33
Pijar
3,08
Dimensi Kapasitas untuk memperoleh informasi pasar keuangan
Ternak Sapi
3,11
Jagung
2,96
Rumput Laut 3,15
Pijar 3,07
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian diolah, 2016 Keterangan: 1,00-1,80 = Sangat Rendah; 1,81-2,60 = Rendah; 2,61-3,40 = Sedang;
3,41 – 4,20 = Tinggi; 4,21-5,00 = Sangat Tinggi.
Dilihat berdasarkan masing-masing indikator untuk ternak sapi dan pengolahannya nilai rataan jawaban responden berkisar di antara nilai dengan
kategori sedang. Hal yang sama juga ditemukan untuk budidaya jagung dan pengolahannya begitu pula untuk budidaya rumput laut dan industri
pengolahannya. Ini menggambarkan bahwa program Pemerintah di Lombok NTB cukup efektif dan didukung oleh pelaku usaha terkait produk unggulan
Pijar tersebut sehingga hal yang terkait dengan informasi keuangan juga didukung dengan baik oleh institusi tekait.
60
Sri Lestari 2009 juga menyatakan untuk memenuhi kebutuhan permodalan, UMKM menghadapi masalah salah satunya adalah masih
rendahnya atau terbatasnya akses UMKM terhadap berbagai informasi, layanan, fasilitas keuangan yang disediakan oleh lembaga keuangan formal,
baik bank maupun non bank misalnya dana BUMN dan lain-lain. Namun hal ini permasalahan keuangan tidak menjadi faktor yang utama bagi pelaku usaha
produk unggulan Pijar karena informasi pasar keuangan dan peluang untuk memperolah pendanaan untuk komoditas Pijar tidak terlalu sulit karena
besarnya dukungan Pemerintah Daerah
.
3. Dimensi Kapasitas atau Kemampuan untuk Meningkatkan Modal