Suhu dengan DMI Korelasi Silang

Tabel 12. Hasil Korelasi Silang antara Angin dengan Suhu Parameter Periode Bulan Densitas Energi Silang yang Signifikan Koherensi Kuadrat Beda Fase tan -1 waktu angin zonal Suhu 5 meter 6.00 4.64374 0.925193 -0.64833 -16 Hari 12.00 68.52437 0.985318 0.98299 44 Hari 18.32 7.69766 0.758210 -0.04550 -4 Hari 34.80 6.86584 0.675602 -0.25276 -41 Hari angin meridional 6.00 -5.9308 0.940311 2.26156 33 Hari 12.00 -77.3979 0.990696 -2.31212 -67 Hari 20.47 -8.2659 0.873493 2.95255 122 Hari 34.80 -9.2423 0.934427 2.79104 204 Hari angin zonal Suhu 75 meter 6.00 24.8891 0.924263 -0.25518 -7 Hari 12.00 163.7602 0.937393 0.14727 8 Hari 18.32 24.4176 0.835587 0.14383 12 Hari 29.00 33.8810 0.964883 0.21836 30 Hari 58.00 42.6716 0.699598 0.02807 8 Hari angin meridional 6.00 -37.200 0.989211 2.65096 35 Hari 12.00 -154.748 0.957313 3.12893 72 Hari 18.32 -24.798 0.813882 3.13542 110 Hari 29.00 -23.123 0.941260 -2.70174 -168 Hari 58.00 -47.475 0.940053 -3.04762 -347 Hari angin zonal Suhu 125 meter 4.00 -8.12016 0.829179 2.48904 23 Hari 6.00 42.23860 0.953074 -0.53297 -14 Hari 12.00 -8.91805 0.046610 -2.61320 -69 Hari 38.67 17.43593 0.634075 0.03145 6 Hari angin meridional 6.00 -56.3861 0.981687 2.36713 33 Hari 12.00 11.5932 0.078531 0.36251 20 Hari 20.47 -10.0469 0.652163 -2.98557 -122 Hari 34.80 -18.3322 0.746465 -3.12024 -209 Hari angin zonal Suhu 617 meter 6.00 -1.98276 0.910565 -2.03105 -32 Hari 12.00 7.49037 0.763565 0.24053 13 Hari 58.00 -1.93546 0.647760 -2.66966 -336 Hari angin meridional 6.00 4.74116 0.983771 0.87015 20 Hari 12.00 -7.07251 0.760175 -3.02799 -72 Hari 34.80 -1.20260 0.599107 2.23632 191 Hari 58.00 1.98322 0.746331 0.49002 126 Hari

4.7.6. Suhu dengan DMI

Hasil korelasi silang antara DMI dengan suhu di perairan barat Sumatera ditampilkan pada Tabel 13 dan Lampiran 6. Tabel 13. Hasil Korelasi Silang antara DMI dengan Suhu Parameter Periode Bulan Densitas Energi Silang yang Signifikan Koherensi Kuadrat Beda Fase tan -1 waktu DMI 5 meter 9.67 -2.1036 0.556243 -3.08026 -58 Hari 12.00 -3.9976 0.719703 -2.41387 -68 Hari 18.32 -8.0225 0.952864 -2.93889 -109 Hari 38.67 -11.4497 0.796025 2.96261 230 Hari 75 meter 10.55 1.9947 0.704312 -1.07180 -41 Hari 12.00 -6.5065 0.568799 3.04430 72 Hari 18.32 -22.8354 0.841407 -2.90783 -109 Hari 26.77 -16.4918 0.710069 -2.84697 -158 Hari 49.71 -45.4504 0.734464 3.02729 297 Hari 125 meter 14.50 -3.3815 0.371779 2.45626 82 Hari 18.32 -7.5115 0.688116 -3.11722 -110 Hari 38.67 -27.2057 0.828870 2.93195 229 Hari 617 meter 12.00 -0.396929 0.788336 3.10064 72 Hari 26.77 -0.405051 0.150964 2.53859 153 Hari 34.80 -0.808645 0.279694 2.10702 187 Hari 58.00 1.725530 0.499873 0.38029 100 Hari Dari Tabel 13 diatas nilai densitas energi silang terbesar terdapat pada korelasi silang antara DMI dengan suhu pada kedalaman 75 meter pada periode 4 tahun, dan dengan nilai koherensi sebesar 0.734464. Serta pada kedalaman 125 meter dengan nilai densitas energi silang sebesar -27.2057 dan koherensinya sebesar 0.828870. Hubungan yang cukup erat antara suhu dengan DMI terjadi pada lapisan termoklin. Hal ini diduga karena kedalaman dan suhu di lapisan termoklin terpengaruh oleh adanya IODM. Pada saat terjadi IODM positif terjadi pendangkalan lapisan termoklin di perairan barat Sumatera. Hal yang sma juga dikemukan oleh Thompson et al. 2006 dan Vinayachandran et al. 2002 yang menyatakan bahwa IODM mempengaruhi adanya variasi antar-tahunan pada suhu di perairan barat Sumatera. Pada saat IODM positif suhu menurun karena adanya angin kuat yang menekan Jet Wyrtki, sedangkan pada saat IODM negatif terjadi hal yang sebaliknya. IODM positif juga ditandai dengan pendangkalan lapisan termoklin di Samudera Hindia bagian timur perairan barat Sumatera sedangkan di Samudera Hindia bagian barat perairan timur Afrika menjadi lebih dalam.

4.7.7. Suhu dengan SOI

Dokumen yang terkait

Determination of The Rice Cropping Calendar based on ENSO (El Niño Southern Oscillation) and IOD (Indian Ocean Dipole) phenomena in Monsoon and Equatorial Regions

0 9 211

Analisis korelasi kanonik el nino southern oscillation (ENSO) dan dipole mode event (DME) dengan curah hujan di pulau Sumatera

0 14 10

Identifikasi Fenomena ENSO (El Nino-Southern Oscillation) DAN IOD (Indian Ocean Dipole) terhadap Dinamika Waktu Tanam Padi di Daerah Jawa Barat (Studi Kasus Kabupaten Indramayu dan Cianjur)

3 29 184

Pengaruh ENSO (El Nino- Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) terhadap Dinamika Waktu Tanam Padi di Wilayah Tipe Hujan Equatorial dan Monsunal (Studi Kasus Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat)

2 24 60

Penetapan kalender tanam padi berdasarkan fenomena enso (El Niño Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) di wilayah Monsunal dan Equatorial

0 11 404

Pengaruh El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) terhadap Produktivitas Kelapa Sawit

1 2 56

Keragaman curah hujan indonesia saat fenomena indian ocean dipole (iod) dan el nino southern-oscillation (enso)

1 5 39

Pengaruh El Nino, La Nina Dan Indian Ocean Dipole.

0 0 1

Pengaruh Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino Southern Osscillation (ENSO) Terhadap Variabilitas Upwelling Di Perairan Selatan Jawa.

0 1 1

ANALISIS HUBUNGAN DAN PEMODELAN LUAS PANEN PADI DENGAN INDIKATOR EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO) DI KABUPATEN

0 0 76