4.7.4. Suhu dengan Arus
Hasil korelasi silang antara arus komponen zonal dan meridional dengan suhu di perairan barat Sumatera ditampilkan pada Tabel 11 dan Lampiran 4.
Tabel 11. Hasil Korelasi Silang antara Arus dengan Suhu
Parameter Periode
Bulan
Densitas Energi Silang yang
Signifikan Koherensi
Kuadrat Beda Fase
tan -1 waktu
zonal 5 meter suhu 5
meter 6.00
0.966721 0.949636
0.85291 20 Hari
12.00 1.986027
0.970714 1.10143
48 Hari 18.32
0.292496 0.653234
0.34196 29 Hari
29.00 0.334399
0.698558 -0.05199
-7 Hari meridional 5
meter 6.00
-0.422471 0.956676
-2.06912 -32 Hari
12.00 0.665717
0.763135 0.67425
34 Hari 29.00
-0.086727 0.520398
3.10995 174 Hari
zonal 75 meter suhu
75 meter
12.00 -1.31757
0.962182 2.40262
67 Hari 29.00
-1.01488 0.756570
2.77699 169 Hari
58.00 -0.92286
0.648534 2.61527
334 Hari meridional 75
meter 12.00
0.431094 0.922230
-1.15395 -49 Hari
29.00 0.425128
0.787835 -0.29104
-39 Hari 58.00
0.621334 0.721242
-0.29865 -80 Hari
zonal 125 meter suhu
125 meter
6.00 -1.79635
0.985515 1.85242
31 Hari 29.00
-0.59118 0.952551
2.49618 165 Hari
meridional 125 meter
6.00 1.112638
0.980888 -1.23757
-25 Hari 10.55
0.240293 0.869328
-0.56042 -26 Hari
29.00 0.313786
0.904133 -0.76079
-90 Hari zonal 617 meter
suhu 617
meter 6.00
-0.254741 0.986154
2.38847 34 Hari
meridional 617 meter
6.00 0.171863
0.982775 -0.54598
-14 Hari
Dari Tabel 11 di atas terlihat bahwa nilai densitas enersi silang terbesar berada pada korelasi silang antara komponen zonal arus pada kedalaman 5
meter dengan suhu pada kedalaman 5 meter dengan periode 12 bulan serta pada periode 6 bulan dengan nilai densitas energi silang sebesar 0.966721 dan
koherensinya sebesar 0.949636. Nilai densitas energi silangnya sebesar 1.986027 dengan koherensinya sebesar 0.970714. Hal ini berarti bahwa
fluktuasi komponen zonal arus mempengaruhi terjadinya fluktuasi tahunan suhu
pada kedalaman 5 meter lapisan permukaan tercampur di perairan barat Sumatera.
Adanya nilai densitas energi silang dan koherensi yang cukup tinggi pada periode 6 dan 12 bulan pada korelasi silang antara arus dengan suhu diduga
karena adanya perbedaan suhu yang terjadi pada saat Angin Muson Tenggara dan Angin Muson Barat Laut. Pada saat Angin Muson Tenggara poros AKS
terdesak ke utara dan membawa massa air dingin yang berasal dari upwelling sehingga mengakibatkan adanya penurunan suhu di perairan barat Sumatera.
Sedangkan pada saat Angin Muson Barat Laut suhu di perairan barat Sumatera menjadi lebih tinggi karena adanya massa air hangat yang dibawa oleh ASH.
Hal ini diperkuat oleh Wyrtki 1961 yang menyatakan bahwa Angin Muson Tenggara mendesak poros AKS ke utara dan menyebarkan massa air dari
proses upwelling hingga ke lokasi penelitian. Sedangkan pada saat Muson Barat Laut ASH mendapatkan penyinaran matahari yang relatif tinggi dan terus menrus
di sepanjang ekuator sehingga ASH membawa massa air hangat ke bagian barat Sumatera.
4.7.5. Suhu dengan Angin