13
Menurut Saji et al. 1999 dan Meyers et al. 2006 fenomena IODM positif terjadi pada tahun 1982, 1983, 1987, 1991, 1994, dan 1997. Sedangkan
fenomena IODM negatif terjadi pada tahun 1980, 1981, 1985, 1989, dan 1992.
Gambar 6. Perkembangan kejadian Indian Ocean Dipole Mode. Evolusi komposit SPL dan anomali kecepatan angin pada bulan a Mei-Juni b Juli-
Agustus c September-Oktober d November-Desember Saji et al.,1999
2.5. El Nino Southern Oscillation
ENSO
El Nino Southern Oscillation atau ENSO adalah kondisi abnormal iklim di mana suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru lebih
tinggi dari rata-rata normalnya. Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang terkadang mengalir dari Utara ke Selatan
antara pelabuhan Paita dan Pacasmayo di daerah Peru yang terjadi pada bulan Desember. Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga
tujuh tahun serta dapat mempengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun Philander, 1990. Fenomena ENSO ini memiliki dua fenomena yang saling
14
berlawanan fase. Dimana fase panas disebut sebagai kondisi El Nino dan fase dingin disebut sebagai kondisi La Nina.
Parameter yang dapat digunakan untuk melihat adanya fase El Nino dan La Nina adalah Southern Oscillation Index SOI. SOI merupakan indeks yang
menggambarkan perbedaan tekanan udara permukaan laut antara Darwin yang mewakili Indonesian Low dengan Tahiti yang mewakili South Pasific High.
Nilai tersebut didapatkan dengan mengurangi nilai tekanan paras laut di Tahiti dengan tekanan paras laut di Darwin. Pada saat terjadinya El Nino, nilai Indeks
Osilasi Selatan negatif dalam jangka waktu yang lama, terjadi penurunan tekanan udara di bawah kondisi normalnya di Tahiti dan terjadi peningkatan
tekanan udara di atas kondisi normalnya di Darwin. Sebaliknya pada saat nilai Indeks Osilasi Selatan positif dalam jangka waktu yang lama fase La Nina,
terjadi kenaikan tekanan udara di atas kondisi normalnya di Tahiti dan terjadinya penurunan tekanan udara di bawah kondisi normalnya di Darwin. Pola inilah
yang dinamakan pola jungkat-jangkit, dimana posisi kedua ujungnya akan selalu berlawanan. Fenomena Osilasi Selatan ini berkaitan dengan kejadian El Nino,
maka disebut sebagai ENSO Brown et al., 1989. Perbandingan kondisi pada saat normal dan terjadi El Nino ditunjukkan
pada Gambar 7. Pada kondisi normal, berhembus angin permukaan di P ini membangkitkan arus permukaan di Samudera Pasifik yang mengalir dari timur ke
barat. Hal ini mengakibatkan elevasi muka air laut di Samudera Pasifik tropis bagian barat lebih tinggi dan suhu permukaan laut SPL di bagian ini lebih tinggi
jika dibandingkan dengan Samudera Pasifik tropis bagian timur Gambar 7a. Melemahnya Angin Pasat menyebabkan terjadinya perubahan arah arus ekuator
yang semula ke arah barat menjadi ke arah timur Gambar 7b. Perubahan arah arus ini menyebabkan makin tingginya SPL di Samudera Pasifik tropis bagian
15
timur. Semakin besarnya gradien suhu antara timur-barat membangkitkan angin baratan yang bertiup dari Pasifik barat ke bagian timurnya. Bertiupnya angin
baratan ini menambah kuatnya perbedaan suhu atau makin bertambahnya suhu di bagian timur Pasifik. Sirkulasi tersebut terjadi pada kondisi El Nino. Pada
tahun 1997 terjadi pengaruh global dari kejadian ENSO yang menyebabkan anomali kondisi iklim yang berkepanjangan.
Gambar 7. Perbandingan kondisi di Samudera Pasifik pada saat a normal dan b terjadi El Nino NOAA, 2004
2.6. Variabilitas Arus, Suhu, Angin serta Kaitannya terhadap IODM