Spektrum Densitas Energi Suhu

komponen meridionalnya. Hal ini juga ditemukan oleh Wilopo 2005, Farita 2006 dan Holilludin 2009.

4.6.2. Spektrum Densitas Energi Suhu

Spektrum densitas energi suhu di perairan barat Sumatera untuk kedalaman 5 meter, 25 meter, 55 meter, 75 meter, 125 meter, 155 meter, 175 meter, 250 meter, 446 meter, dan 617 meter ditampilkan pada Gambar 35, 36, 37 dan Tabel 4. Spektral Analisis Suhu Kedalaman 5 meter 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 10 20 30 40 D e n s ita s En e rg i m d e t 2 Si k lu s b u la n Spektral Analisis Suhu Kedalaman 25 meter 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 10 20 30 40 D e n s ita s En e rg i m d e t 2 Si k lu s b u la n Spektral Analisis Suhu Kedalaman 55 meter 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 10 20 30 40 D e n s ita s En e rg i m d e t 2 Si k lu s b u la n Spektral Analisis Suhu Kedalaman 75 meter 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 50 100 150 200 250 300 350 D e n s ita s En e rg i m d e t 2 Si k lu s b u la n Gambar 35. Spektrum densitas energi suhu pada kedalaman a 5 meter b 25 meter c 55 meter d 75 meter 12 bulan 6 bulan 34.8 bulan 18.32 bulan 12 bulan 6 bulan 34.8 bulan 18.32 bulan 58 bulan 12 bulan 6 bulan 18.32 bulan 26.77 bulan 6 bulan 18.32 bulan 26.77 bulan 12 bulan 58 bulan a b c d Spektral Analisis Suhu Kedalaman 125 meter 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 50 100 150 200 250 300 350 D e n s it a s E n e rg i m d e t 2 S ik lu s b u la n Spektral Analisis Suhu Kedalaman 155 meter 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 50 100 150 200 250 300 350 D e n s it a s E n e rg i m d e t 2 S ik lu s b u la n Spektral Analisis Suhu Kedalaman 175 meter 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 10 20 30 40 50 60 70 D e n s it a s E n e rg i m d e t 2 S ik lu s b u la n Spektral Analisis Suhu Kedalaman 250 meter 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 10 20 30 40 50 60 70 D e n s it a s E n e rg i m d e t 2 S ik lu s b u la n Gambar 36. Spektrum densitas energi suhu pada kedalaman a 125 meter b 155 meter c 175 meter d 250 meter 6 bulan 29 bulan 6 bulan 6 bulan 29 bulan 6 bulan 29 bulan a b c d Spektral Analisis Suhu Kedalaman 446 meter 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 D e n s it a s E n e rg i m d e t 2 S ik lu s b u la n Spektral Analisis Suhu Kedalaman 617 meter 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 D e n s it a s E n e rg i m d e t 2 S ik lu s b u la n Gambar 37. Spektrum densitas energi suhu pada kedalaman a 446 meter b 617 meter Dari grafik spektrum densitas energi Gambar 35, 36, dan 37 serta Tabel 4 terlihat bahwa pada lapisan permukaan kedalaman 5 hingga 55 meter densitas energi yang dominan terjadi pada periode 12 bulan. Pada lapisan termoklin bagian atas yang diwakili oleh kedalaman 75 meter terlihat nilai densitas energi terbesar berada pada periode 58 bulan. Sedangkan untuk lapisan termoklin 125, 155 dan 175 meter serta lapisan dalam 250, 446 dan 617 meter nilai energi densitas yang signifikan berada pada periode 6 bulan. Dari spektrum densitas densitas energi terlihat bahwa nilai densitas energi suhu terlihat mulai dari kedalaman 5 meter hingga 125 meter nilai densitas energi cenderung meningkat, dan mencapai nilai maksimum pada kedalaman 125 meter. Kemudian pada kedalaman 155 meter hingga 617 meter spektrum densitas energi cenderung kembali menurun. Hal yang sama juga ditemukan 6 bulan 12 bulan 6 bulan 34 bulan a b Farita 2006 dan Holiludin 2009, dimana lapisan termoklin memiliki nilai energi variabilitas suhu yang paling besar. Besarnya variabilitas energi pada lapisan termoklin diduga karena pengaruh dari massa air dingin yang berasal dari upwelling perairan selatan Jawa dan perairan barat Sumatera lebih terasa pada lapisan ini dibandingkan dengan lapisan lainnya. Karena adanya massa air dingin ini maka fluktuasi suhu yang terlihat pada lapisan termoklin menjadi sangat jelas. Tabel 4. Hasil Spektrum Densitas Energi Suhu Kedalaman Periode Bulan Spektrum Densitas Energi Yang Signifikan mdet2siklusbulan Keterangan 5 meter 6.00 4.3903 Setengah-tahunan 12.00 31.9632 Tahunan 18.32 5.0414 Antar-tahunan 34.80 5.5682 Antar-tahunan 25 meter 6.00 5.7013 Setengah-tahunan 12.00 31.7021 Tahunan 18.32 5.1472 Antar-tahunan 34.80 5.0911 Antar-tahunan 55 meter 6.00 25.5801 Setengah-tahunan 12.00 39.7975 Tahunan 18.32 23.1520 Antar-tahunan 26.77 19.4498 Antar-tahunan 58.00 38.7337 Antar-tahunan 75 meter 6.00 85.6689 Setengah-tahunan 12.00 60.3046 Tahunan 18.32 46.8978 Antar-tahunan 26.77 48.4864 Antar-tahunan 58.00 96.9669 Antar-tahunan 125 meter 6.00 301.9866 Setengah-tahunan 29.00 24.3919 Antar-tahunan 155 meter 6.00 125.0254 Setengah-tahunan 29.00 16.7301 Antar-tahunan 175 meter 6.00 68.3065 Setengah-tahunan 29.00 7.6467 Antar-tahunan 250 meter 6.00 14.1880 Setengah-tahunan 446 meter 6.00 3.8050 Setengah-tahunan 12.00 0.3304 Tahunan 617 meter 6.00 2.6190 Setengah-tahunan 34.80 0.3402 Antar-tahunan Dari Gambar 35, 36, dan 37 serta Tabel 4, terlihat bahwa suhu di perairan barat Sumatera memiliki fluktuasi setengah-tahunan semi-annual, fluktuasi tahunan annual dan fluktuasi antar-tahunan inter-annual. Fluktuasi tersebut diduga karena pengaruh dari beberapa faktor seperti angin, Jet Wyrtki dan IODM. Fluktuasi tahunan ditemukan pada lapisan permukaan, dimana pada lapisan permukaan terjadi pola suhu yang berulang tiap tahunnya. Pada saat Angin Muson Barat Laut suhu di lapisan permukaan tercampur lebih hangat dibandingkan biasanya, sedangkan pada saat Angin Muson Tenggara suhu di lapisan permukaan tercampur lebih rendah daripada biasanya. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya ASH yang melewati daerah penelitian. Menurut Wyrtki 1961, dalam pergerakannya disepanjang ekuator ASH mendapatkan penyinaran matahari yang relatif tinggi dan terus menerus sehingga membawa massa air yang memiliki suhu yang relatif tinggi. Fluktuasi antar-tahunan terlihat pada lapisan termoklin bagian atas 55 dan 75 meter, hal ini diduga akibat adanya pengaruh dari IODM yang mengakibatkan penipisan dan pendangkalan lapisan termoklin. Karena adanya pendangkalan tersebut maka diduga lapisan atas termoklin mencapai kedalaman 55 meter. Menurut Vinayachandran et al. 2002 pada saat terjadi IODM lapisan termoklin di Samudera Hindia menjadi lebih dangkal. Fluktuasi setengah-tahunan ditemukan mulai kedalaman 75 meter hingga kedalaman 617 meter. Fluktuasi setengah-tahunan ini diduga akibat adanya pengaruh dari Jet Wyrtki. Menurut Wyrtki 1973, Jet wyrtki ini membawa massa air hangat yang akan memperdalam lapisan permukaan pada musim peralihan. Selain itu fluktuasi setengah-tahunan ini juga dipengaruhi oleh adanya angin muson yang berganti arah setiap musimnya.

4.6.3. Spektrum Densitas Energi Angin

Dokumen yang terkait

Determination of The Rice Cropping Calendar based on ENSO (El Niño Southern Oscillation) and IOD (Indian Ocean Dipole) phenomena in Monsoon and Equatorial Regions

0 9 211

Analisis korelasi kanonik el nino southern oscillation (ENSO) dan dipole mode event (DME) dengan curah hujan di pulau Sumatera

0 14 10

Identifikasi Fenomena ENSO (El Nino-Southern Oscillation) DAN IOD (Indian Ocean Dipole) terhadap Dinamika Waktu Tanam Padi di Daerah Jawa Barat (Studi Kasus Kabupaten Indramayu dan Cianjur)

3 29 184

Pengaruh ENSO (El Nino- Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) terhadap Dinamika Waktu Tanam Padi di Wilayah Tipe Hujan Equatorial dan Monsunal (Studi Kasus Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat)

2 24 60

Penetapan kalender tanam padi berdasarkan fenomena enso (El Niño Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) di wilayah Monsunal dan Equatorial

0 11 404

Pengaruh El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) terhadap Produktivitas Kelapa Sawit

1 2 56

Keragaman curah hujan indonesia saat fenomena indian ocean dipole (iod) dan el nino southern-oscillation (enso)

1 5 39

Pengaruh El Nino, La Nina Dan Indian Ocean Dipole.

0 0 1

Pengaruh Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino Southern Osscillation (ENSO) Terhadap Variabilitas Upwelling Di Perairan Selatan Jawa.

0 1 1

ANALISIS HUBUNGAN DAN PEMODELAN LUAS PANEN PADI DENGAN INDIKATOR EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO) DI KABUPATEN

0 0 76