11
2.4. Indian Ocean Dipole Mode
Saji et al. 1999 melaporkan bahwa terdapat juga osilasi klimatologi di Samudera Hindia. Fenomena ini ditunjukkan dengan adanya variabilitas internal
dengan SPL negatif atau lebih dingin dari normalnya di pantai barat Sumatera atau Samudera Hindia bagian timur 90°-110°BT, 10°LS-ekuator dan anomali
positif di Samudera Hindia bagian barat 50°-70°BT, 10°LS-10°LU. Fenomena ini bersifat unik dan melekat di Samudera Hindia dan terlihat tidak bergantung
pada ENSO. Fenomena ini dinamakan Indian Ocean Dipole Mode IODM. Dipole Mode Index DMI dapat digunakan untuk mengidentifikasi fenomena
IODM. Nilai DMI menggambarkan perbedaan anomali suhu permukaan laut dari dua daerah yaitu bagian barat ekuator dari Samudera Hindia 50° - 70° BT dan
10° LS - 10° LU dan timur ekuator dari Samudera Hindia 90° - 110° BT dan 10° LS - ekuator. Nilai DMI yang ekstrim positif menggambarkan terjadinya
fenomena IODM positif dan nilai DMI ekstrim negative menunjukkan terjadinya fenomena IODM negatif.
Fenomena IODM ditunjukkan pada Gambar 5. Pada waktu normalnya, angin barat yang lemah bergerak dari sisi bagian timur Afrika Samudera Hindia
bagian barat ke pantai barat Sumatera Samudera Hindia bagian timur. Sedangkan pada saat terjadinya fenomena IODM positif di pantai barat Sumatera
terbentuk anomali SPL negatif lebih rendah dari suhu normalnya yang pada gambar ditandai dengan warna biru. Sedangkan di pantai timur Afrika terbentuk
anomali SPL positif suhu permukaan lautnya lebih tinggi dari kondisi normal yang ditandai dengan warna merah pada gambar. Kondisi ini menimbulkan
angin timur yang kuat yang bertiup ke pantai timur Afrika, sehingga curah hujan di atas Afrika berada di atas normal sementara di Indonesia terjadi kekeringan.
Hal sebaliknya terjadi pada saat fenomena IODM negatif Saji et al., 1999.
12
Vinayachandran et al. 2002 menambahkan IODM positif juga ditandai dengan pendangkalan lapisan termoklin di S. Hindia bagian timur sedangkan di
Samudera Hindia bagian barat menjadi lebih dalam.
Gambar 5. Fenomena IODM a IODM Positif b IODM Negatif Saji et al., 2001
Proses terbentuknya IODM ditampilkan pada Gambar 6. Siklus dipole mode diawali dengan munculnya anomali suhu permukaan laut negatif di sekitar
Selat Lombok hingga Selatan Jawa pada sekitar bulan Mei – Juni. Selanjutnya
pada bulan Juli – Agustus, anomali negatif tersebut terus menguat dan semakin
meluas sampai pantai barat Sumatera, sementara itu di Samudera Hindia bagian barat muncul pula anomali suhu permukaan laut positif. Adanya perbedaan
tekanan di antara keduanya, semakin memperkuat angin tenggara di sepanjang ekuator dan pantai barat Sumatera. Proses pembentukan Indian Ocean Dipole
Mode dimulai pada bulan Mei hingga Juni Gambar 6a. Siklus ini mencapai puncaknya pada bulan September
– Oktober Gambar 6b dan selanjutnya menghilang dengan cepat pada bulan November
– Desember Gambar 6c. a
b
13
Menurut Saji et al. 1999 dan Meyers et al. 2006 fenomena IODM positif terjadi pada tahun 1982, 1983, 1987, 1991, 1994, dan 1997. Sedangkan
fenomena IODM negatif terjadi pada tahun 1980, 1981, 1985, 1989, dan 1992.
Gambar 6. Perkembangan kejadian Indian Ocean Dipole Mode. Evolusi komposit SPL dan anomali kecepatan angin pada bulan a Mei-Juni b Juli-
Agustus c September-Oktober d November-Desember Saji et al.,1999
2.5. El Nino Southern Oscillation