Spektrum Densitas Energi Angin Spektrum Densitas Energi Indian Ocean Dipole Mode IODM

4.6.3. Spektrum Densitas Energi Angin

Spektrum densitas energi dari komponen zonal dan meridional dari angin ditunjukkan pada Gambar 38 dan Tabel 5. Spektral Analisis Angin Komponen Zonal 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 100 200 300 400 500 D e n s it a s E n e rg i m d e t 2 S ik lu s b u la n Spektral Analisis Angin Komponen Meridional 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 100 200 300 400 500 D e n s it a s E n e rg i m d e t 2 S ik lu s b u la n Gambar 38. Spektrum densitas energi angin a komponen zonal b komponen meridional Tabel 5. Hasil Spektrum Densitas Energi Angin Parameter Periode Bulan Spektrum Densitas Energi mdet2siklusbulan Keterangan u angin 12.00 484.8393 Tahunan v angin 12.00 414.8738 Tahunan Dari Gambar 38 dan Tabel 5 terlihat bahwa terlihat bahwa densitas energi angin yang dominan di perairan barat Sumatera hanya berada pada periode 12 bulan. Hal ini berarti bahwa angin di perairan barat Sumatera hanya memiliki fluktuasi tahunan annual. Fluktuasi tahunan annual pada komponen angin 12 bulan 12 bulan a b diduga diakibatkan karena perbedaan tekanan udara pada musim yang sama di setiap tahunnya tidak selalu sama. Dari spektrum densitas energi dapat dilihat bahwa nilai energi densitas dari komponen zonal angin lebih besar daripada komponen meridional angin. Hal ini berarti bahwa fluktuasi komponen zonal angin lebih besar daripada komponen meridional angin. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Wilopo 2005, Farita 2006 dan Holilludin 2009, yang menyatakan bahwa nilai densitas energi komponen zonal angin di perairan Samudera Hindia memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan komponen meridional angin.

4.6.3. Spektrum Densitas Energi Indian Ocean Dipole Mode IODM

Spektrum densitas energi dari Indian Ocean Dipole Mode IODM ditampilkan pada Gambar 39 dan Tabel 6. Spektral Analisis Dipole Mode Index 50 100 150 200 250 300 350 Periode bulan 5 10 15 20 25 30 35 40 D e n s it a s E n e rg i m d e t 2 S ik lu s b u la n Gambar 39. Spektrum Densitas Energi Dipole Mode Index DMI Tabel 6. Hasil Spektrum Densitas Energi IODM Parameter Periode Bulan Spektrum Densitas Energi mdet2siklusbulan Keterangan IODM 18.32 13.96399 1,5 Tahun 38.67 38.91816 3 Tahun 18.3 bulan 38.67 bulan Dari Gambar 39 dan Tabel 6 terlihat bahwa IODM memiliki nilai energi densitas yang relatif besar pada periode 18,3158 bulan, dan 38,6667 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa Indian Ocean Dipole Mode memiliki fluktuasi antar- tahunan inter-annual. Terlihat dari Tabel 6 nilai energi densitas IODM yang relatif signifikan berada pada periode 1,5 tahunan dengan nilai energi densitas sebesar 13,96399 dan pada periode 3 tahunan dengan nilai energi densitas sebesar 38,91816. Periode 3 tahunan merupakan representasi dari siklus IODM yang berulang sekitar 3 tahun. Menurut Thompson et al. 2006 pada saat terjadi IODM positif terbentuk anomali angin yang kuat dan kemudian menghambat terjadinya Jet Wyrtki yang biasanya berkembang pada saat musim peralihan. Akibat dari terjadinya anomali angin tersebut juga akan menyebabkan AKS menjadi berkembang. AKS kemudian akan membawa massa air dingin yang berasal dari upwelling yang terjadi di perairan selatan Jawa dan perairan barat Sumatera menuju ke daerah penelitian.

4.6.3. Spektrum Densitas Energi El Nino Southern Oscillation ENSO

Dokumen yang terkait

Determination of The Rice Cropping Calendar based on ENSO (El Niño Southern Oscillation) and IOD (Indian Ocean Dipole) phenomena in Monsoon and Equatorial Regions

0 9 211

Analisis korelasi kanonik el nino southern oscillation (ENSO) dan dipole mode event (DME) dengan curah hujan di pulau Sumatera

0 14 10

Identifikasi Fenomena ENSO (El Nino-Southern Oscillation) DAN IOD (Indian Ocean Dipole) terhadap Dinamika Waktu Tanam Padi di Daerah Jawa Barat (Studi Kasus Kabupaten Indramayu dan Cianjur)

3 29 184

Pengaruh ENSO (El Nino- Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) terhadap Dinamika Waktu Tanam Padi di Wilayah Tipe Hujan Equatorial dan Monsunal (Studi Kasus Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat)

2 24 60

Penetapan kalender tanam padi berdasarkan fenomena enso (El Niño Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) di wilayah Monsunal dan Equatorial

0 11 404

Pengaruh El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) terhadap Produktivitas Kelapa Sawit

1 2 56

Keragaman curah hujan indonesia saat fenomena indian ocean dipole (iod) dan el nino southern-oscillation (enso)

1 5 39

Pengaruh El Nino, La Nina Dan Indian Ocean Dipole.

0 0 1

Pengaruh Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino Southern Osscillation (ENSO) Terhadap Variabilitas Upwelling Di Perairan Selatan Jawa.

0 1 1

ANALISIS HUBUNGAN DAN PEMODELAN LUAS PANEN PADI DENGAN INDIKATOR EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO) DI KABUPATEN

0 0 76