22 asap sebatang rokok adalah logam chromium, yaitu 0.3532 mgkg. Badan Standardisasi Nasional
2009 belum mengatur mengenai batas maksimum cemaran logam chromium pada bahan pangan. Jika dikonversi, sebuah gorengan dengan berat 20 g dan kadar 0.3532 mgkg memiliki kandungan
chromium 0.0071 mg. Jumlah tersebut memang masih jauh jika dibandingkan dengan batas ambang konsumsi harian ADI untuk chromium menurut FAOWHO 1997b, yaitu 0.32 mghari, namun
pengaruh akumulasinya dalam tubuh tetap harus diwaspadai. Kadar logam cobalt dan timbal pada gorengan yang telah diberi pajanan asap 1 rokok hampir
sama besar, yaitu 0.0816 mgkg dan 0.0805 mgkg. Logam cobalt juga belum ditentukan batas maksimum cemarannya dalam SNI 7387:2009 BSN 2009. International Agency for Research on
Cancer 1997a menyebutkan bahwa batas ambang konsumsi harian ADI untuk cobalt menurut FAOWHO adalah 1 mghari. Gorengan dengan kadar logam cobalt tersebut memiliki kandungan
cobalt 0.0016 mg, masih jauh dibandingkan batas ambang konsumsi harian. Menurut BSN 2009 batas maksimum cemaran logam timbal dalam pangan adalah 0.25 mgkg, maka kadar timbal pada
gorengan yang terpajan asap 1 rokok masih berada di bawah batas maksimum yang diizinkan. Logam cadmium dalam gorengan yang terpajan asap 1 rokok memiliki kadar 0.0490 mgkg.
Jumlah tersebut masih berada di bawah batas maksimum cemaran pangan menurut BSN 2009, yaitu 0.2 mgkg. Begitu pula dengan logam arsen, kadarnya dalam gorengan 0.0098 mgkg masih berada
di bawah batas maksimum yang diizinkan 0.25 mgkg berdasarkan SNI 7387:2009. Hasil analisis tersebut di atas menunjukkan bahwa gorengan yang terpajan asap rokok, meski
hanya dari sebatang rokok saja, mengalami peningkatan kadar logam berat yang dapat teramati. Semula pada kontrol semua logam berat yang dianalisis berada di bawah ambang deteksi, namun
setelah mengalami pemajanan dengan asap rokok terjadi peningkatan kadar semua logam berat.
3. Kadar Logam Berat pada Gorengan Berlapis Tepung yang Dipajankan
Asap 6 Rokok
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, terdapat 12 dari 28 penjual gorengan di wilayah Bogor yang mengonsumsi 6 batang rokok setiap harinya selama berjualan. Sementara penjual lainnya
merokok dengan jumlah bervariasi mulai dari 2 batang hingga 24 batang rokok setiap harinya. Oleh karena itu dilakukan pula pemajanan terhadap gorengan dengan asap dari 6 rokok untuk dianalisis
kadar logam beratnya, dengan hasil seperti ditunjukkan pada Tabel 6. Gorengan yang diberi pajanan asap 6 rokok memiliki kadar logam berat tertinggi pada timbal
yaitu 0.9233 mgkg. Kadar tersebut melebihi batas maksimum cemaran timbal pada pangan yang diizinkan. Menurut BSN 2009 batas maksimum cemaran timbal pada pangan adalah 0.25 mgkg.
Gorengan yang telah dipajankan asap 6 rokok memiliki kadar cadmium 0.0752 mgkg dan kadar arsen 0.0158 mgkg. Kedua jenis logam tersebut kadarnya masih berada di bawah batas maksimum cemaran
yang diizinkan menurut BSN 2009, yaitu 0.2 mgkg untuk cadmium dan 0.25 mgkg untuk arsen. Kadar logam cobalt yang diperoleh dari gorengan yang diberi pajanan asap 6 rokok adalah
0.1669 mgkg, sementara kadar chromium 0.7098 mgkg. Kedua logam tersebut belum ditentukan batas maksimum cemarannya dalam pangan berdasarkan SNI 7387:2009 BSN 2009. Dalam 1
gorengan asumsi berat 20 g yang telah dipajankan asap 6 rokok, kandungan cobalt adalah 0.0033 mg, sedangkan kandungan chromium adalah 0.0142 mg. Jika ketiga jenis logam lainnya juga
dikuantifikasi, maka dalam 1 gorengan yang telah dipajankan asap 6 rokok terkandung timbal 0.0185 mg, cadmium 0.0015 mg, dan arsen 0.0003 mg. Kandungan logam berat dalam jumlah besar seperti
demikian patut diwaspadai efeknya terhadap kesehatan.
23
4. Kadar Logam Berat pada Gorengan Berlapis Tepung yang Dipajankan
Asap 12 Rokok
Perlakuan lainnya yang diujikan pada gorengan berlapis tepung adalah pemajanan dengan asap dari 12 batang rokok. Menurut penelitian DEPKES RI 2004 rata-rata jumlah rokok yang dikonsumsi
masyarakat Indonesia adalah 11.2 batang setiap harinya. Jumlah tersebut dibulatkan ke atas menjadi 12 batang rokok. Hasil analisis kadar logam berat pada gorengan berlapis tepung yang telah diberi
pajanan asap dari 12 batang rokok ditunjukkan pada Tabel 6. Setelah mengalami pemajanan asap 12 rokok, gorengan berlapis tepung memiliki kadar timbal
1.1932 mgkg. Kadar tersebut telah jauh melampaui batas maksimum cemaran logam berat menurut SNI 7387:2009 yaitu 0.25 mgkg. Logam lainnya yaitu cadmium dan arsen berturut-turut memiliki
kadar 0.0794 mgkg dan 0.0225 mgkg, keduanya masih berada di bawah batas maksimum cemaran logam berat pada pangan yaitu 0.2 mgkg untuk cadmium dan 0.25 mgkg untuk arsen BSN 2009.
Gorengan berlapis tepung yang telah mengalami pemajanan asap 12 rokok memiliki kadar cobalt 0.3035 mgkg dan chromium 2.8784 mgkg. Jika dikuantifikasikan ke dalam 1 gorengan,
gorengan tersebut memiliki kandungan 0.0061 mg cobalt dan 0.0576 g chromium. Batas aman konsumsi harian cobalt menurut FAOWHO adalah 1 mg, sedangkan chromium 0.32 mg IARC
1997a. Hal ini patut diwaspadai, karena batas aman konsumsi harian chromium tersebut akan terlewati jika telah mengonsumsi 6 gorengan yang terpajan asap 12 rokok.
D. Pengaruh Pemajanan Asap Rokok terhadap Kadar Logam Berat Tertentu