25 menyebutkan bahwa timbal memiliki afinitas tinggi terhadap protein, sehingga dapat membentuk
ikatan dengan hemoglobin dan protein plasma darah. Hal tersebut menyebabkan penghambatan sintesis sel darah merah yang sangat diperlukan untuk transportasi oksigen. Jika kapasitas
pembentukan ikatan terlampaui, timbal dapat tertransportasikan ke sumsum tulang, hati, dan ginjal serta menyebabkan gangguan fungsional organ-organ tubuh tersebut.
3. Pengaruh Pemajanan Asap Rokok terhadap Kadar Logam Arsen As
Gambar 11 berikut menunjukkan hubungan antara jumlah asap rokok yang dipajankan dengan kadar logam arsen pada gorengan berlapis tepung.
Gambar 11. Grafik pengaruh jumlah pajanan asap rokok terhadap kadar logam arsen pada gorengan berlapis tepung
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah pajanan asap rokok mengakibatkan peningkatan kadar logam arsen. Gorengan yang tidak mengalami pemajanan asap
rokok tidak terdeteksi memiliki kadar arsen. Gorengan yang dipajankan asap 1 rokok meningkat kadar arsennya menjadi 0.0098 mgkg. Peningkatan kadar arsen selanjutnya dari gorengan yang dipajankan
1 rokok ke 6 rokok dan gorengan yang dipajankan 6 rokok ke 12 rokok memiliki linearitas yang sangat baik, membentuk garis lurus R
2
= 0.9996. Karena itu, peningkatan jumlah rokok yang asapnya dipajankan diperkirakan masih akan meningkatkan kadar logam arsen pada gorengan berlapis
tepung. Gorengan yang telah dipajankan asap 12 rokok memiliki kadar arsen 0.0225 mgkg, masih
berada di bawah batas maksimum cemaran arsen dalam pangan menurut BSN 2009 yaitu 0.25 mgkg. Meski demikian, arsen yang masuk ke dalam tubuh dapat terakumulasi. Efek kronis dari arsen
adalah kerusakan pada tulang, darah, hati, saluran pernafasan, dan sistem saraf pusat.
4. Pengaruh Pemajanan Asap Rokok terhadap Kadar Logam Cobalt Co
Hubungan antara jumlah asap rokok yang dipajankan dengan kadar logam cobalt pada gorengan berlapis tepung ditunjukkan pada Gambar 12. Peningkatan jumlah rokok yang asapnya
dipajankan berbanding lurus dengan peningkatan kadar logam cobalt. Hal tersebut dapat diketahui dari bentuk grafik yang linear dengan R
2
0.9936. Hasil penelitian Mulyaningsih 2009 mengenai distribusi komponen logam dalam rokok menyebutkan bahwa logam cobalt pada rokok filter
terdistribusi ke asap terbawa asap sebanyak 10.17. Karena itu, peningkatan jumlah rokok yang
26 asapnya dipajankan diperkirakan masih akan meningkatkan kadar logam cobalt pada gorengan
berlapis tepung.
Gambar 12. Grafik pengaruh jumlah pajanan asap rokok terhadap kadar logam cobalt pada gorengan berlapis tepung
Badan Standardisasi Nasional 2009 belum mengatur mengenai batas maksimum cemaran cobalt pada pangan. International Agency for Research on Cancer 1997a menyebutkan bahwa batas
ambang konsumsi harian ADI untuk cobalt menurut FAOWHO adalah 1 mghari. Gorengan berlapis tepung yang telah dipajankan asap 12 rokok memiliki kandungan cobalt 0.0061 mg, masih
jauh di bawah batas ambang konsumsi harian. Namun efek akumulatif cobalt dalam tubuh menjadi perhatian penting karena jumlah cobalt yang tinggi dalam tubuh manusia dapat meningkatkan resiko
kanker paru-paru dan penyakit jantung IARC 1997a.
5. Pengaruh Pemajanan Asap Rokok terhadap Kadar Logam Chromium