Penelitian Pendahuluan di Lapangan Penelitian Pendahuluan di Laboratorium

9 III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Bahan dan Alat

Sampel yang digunakan adalah gorengan berlapis tepung yang diolah sendiri. Jenis gorengan yang diolah mengacu pada hasil penelitian pendahuluan mengenai jenis gorengan terlaris, yaitu tempe. Bahan baku tempe diperoleh dari Pasar Gunung Batu Bogor. Pengolahan sampel dilakukan menggunakan tepung, minyak goreng, dan air. Jenis tepung yang digunakan menyesuaikan dengan yang terbanyak dipakai penjual gorengan, yaitu tepung terigu protein sedang. Dipilih tepung dan minyak goreng yang memenuhi SNI. Bahan lain yang digunakan adalah rokok dengan merek yang banyak dikonsumsi penjual gorengan, yaitu sigaret kretek mesin merek A. Sedangkan bahan kimia yang digunakan untuk pencucian dan analisis adalah HNO 3 pekat, H 2 SO 4 pekat, dan air deionisasi. Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan sampel gorengan berlapis tepung adalah pisau, talenan, timbangan, mangkok, kompor, wajan, sodet, dan peniris. Pemberian perlakuan pengasapan rokok pada gorengan berlapis tepung dilakukan dengan pompa modifikasi, smoking chamber, selang, dan korek api. Sedangkan alat yang digunakan untuk menganalisis jenis dan kadar logam berat pada rokok serta cemaran logam berat pada gorengan berlapis tepung adalah mortar, sudip, neraca analitik, tabung digest, alat digester Digestion System 6 1007 Digester merek Tecator, botol semprot, pipet mohr, gelas ukur, kertas saring Whatman No. 41, pipet tetes, corong gelas, labu takar, botol polipropilena, dan Atomic Absorption Spectrophotometry AAS jenis flame Shimadzu Tipe AA 7000.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Agustus 2011. Penelitian pendahuluan dilakukan di lapangan pada bulan April 2011, kemudian penelitian lanjutan dilakukan di Laboratorium kimia SEAFAST Center IPB dan di Laboratorium Terpadu Departemen kimia FMIPA IPB Bogor pada bulan Mei hingga Agustus 2011.

C. Metode Penelitian

Penelitian dibagi menjadi empat tahap, yaitu: 1 penelitian pendahuluan dengan kuesioner di lapangan dan analisis di laboratorium, 2 pembuatan sampel gorengan berlapis tepung, 3 pemajanan asap rokok pada gorengan berlapis tepung, dan 4 analisis kadar logam berat pada gorengan berlapis tepung yang terpajan asap rokok. Garis besar tahap penelitian disajikan pada Gambar 1.

1. Penelitian Pendahuluan

a. Penelitian Pendahuluan di Lapangan

Penelitian pendahuluan bertujuan memperoleh data mengenai gorengan dan perilaku merokok penjual gorengan di wilayah Bogor. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan metode wawancara. Dari penelitian pendahuluan diperoleh data gorengan yang terlaris, jenis tepung yang digunakan, merek rokok yang terbanyak dikonsumsi, serta jumlah rokok yang dikonsumsi selama berjualan. Data tersebut akan digunakan untuk penelitian selanjutnya berupa pembuatan gorengan berlapis tepung dan pemajanan asap rokok pada gorengan berlapis tepung.

b. Penelitian Pendahuluan di Laboratorium

Rokok dengan merek yang terbanyak dikonsumsi dianalisis kadar logam beratnya. Berdasarkan SNI 7387 2009 mengenai batas maksimum cemaran logam berat serta deteksi logam berat pada rokok Indonesia, maka logam berat yang akan dianalisis adalah cadmium Cd, timbal Pb, arsen As, cobalt Co, dan chromium Cr. Penelitian pendahuluan di laboratorium bertujan memperoleh data kualitatif mengenai jenis logam berat apa saja yang terdeteksi berada pada rokok dari keenam 10 Gambar 1. Diagram alir penelitian jenis logam berat yang telah ditentukan. Logam-logam berat yang terdeteksi pada rokok kemudian dianalisis kadarnya pada gorengan yang telah dipajankan asap rokok. Analisis logam berat pada rokok dilakukan terhadap campuran tembakau, cengkeh, serta saus dari rokok. Bobot sampel yang dianalisis yaitu 10.0000±1.0000 g. Homogenisasi dan pengambilan sampel dilakukan dengan mencampur bahan dalam nampan aluminium. Bahan diratakan, dibentuk persegi, dibagi empat bagian menurut diagonalnya, kemudian diambil dua kuadran yang berhadapan. Tahap persiapan sampel untuk analisis logam berat dilakukan dengan metode pengabuan basah berdasarkan metode Nielsen 2010 yang dimodifikasi. Metode pengabuan basah dipilih karena adanya kemungkinan logam berat dapat teruapkanterbebaskan dari sampel jika dilakukan pengabuan kering dengan tanur. Penelitian pendahuluan di lapangan Data gorengan berlapis tepung terlaris, jenis tepung, serta merek dan jumlah rokok terbanyak dikonsumsi Pembuatan gorengan berlapis tepung Gorengan berlapis tepung Penelitian pendahuluan di laboratorium Data jenis dan kadar logam berat rokok Pemajanan asap rokok pada gorengan berlapis tepung Gorengan berlapis tepung dengan perlakuan Analisis kadar logam berat pada gorengan berlapis tepung yang terpajan asap rokok 11

2. Pembuatan Sampel Gorengan Berlapis Tepung