Logam Cadmium Cd Logam Timbal Pb

6 Tabel 3. Kandungan logam berat pada rokok luar negeri No Logam Berat Jumlah Terdeteksi Menurut Hasil Penelitian mgkg Amerika Mesir Meksiko India Pakistan Iran Belanda 1 Hg 0.02-0.8 3.001 0.05-0.54 2 Zn 4.1-54 76.8-180.01 15-31 3 Cr 0.8-2.4 0.08-6.3 2.9-6.2 3.140 0.47-4.49 4 Co 1.7-6.7 0.41-1.8 0.210 0.12-1.46 5 Fe 2864 420-680 Sumber: Taftazani dan Widodo 2008 dan Mulyaningsih 2009

D. Cemaran Logam

Bahan-bahan kimia yang tidak dikehendaki seringkali terbawa ke dalam produk pangan, seperti terjadinya cemaran logam atau logam berat. Logam berat adalah istilah yang sering digunakan untuk logam yang bersifat toksik. Lingkungan yang tercemar dapat mempengaruhi produk pangan. Menurut BSN 2009 yang dimaksud dengan pangan tercemar di antaranya adalah pangan yang mengandung bahan beracun, berbahaya, atau yang dapat merugikan atau membahayakan kesehatan atau jiwa manusia. Bahaya cemaran logam berat pada konsumen bersifat akumulatif, tidak langsung menimbulkan gejala dalam jumlah rendah namun dapat bersifat toksik jika kadarnya meningkat. Peningkatan kadar logam berat berkaitan dengan masuknya limbah yang mengandung logam berat akibar kegiatan pertambangan, pembakaran bahan fosil, pertanian, dan sebagainya Connell dan Miller 1995. Sifat toksisitas logam berat terbagi ke dalam tiga kelompok Nugroho 2010. Kelompok pertama adalah logam berat yang bersifat toksik tinggi yaitu merkuri Hg, cadmium Cd, timbal Pb, tembaga Cu, dan seng Zn. Logam berat yang bersifat toksik sedang adalah cobalt Co, chromium Cr, dan nikel Ni. Kelompok terakhir, logam berat yang bersifat toksik rendah terdiri dari mangan Mn dan besi Fe. Logam berat dapat memberi pengaruh merugikan karena mampu menghambat proses biokimia dalam tubuh. Berdasarkan SNI 7387 2009 mengenai batas maksimum cemaran logam berat serta deteksi logam berat pada rokok Indonesia dan luar negeri, maka logam berat yang akan dibahas lebih lanjut adalah cadmium Cd, timbal Pb, arsen As, cobalt Co, dan chromium Cr.

1. Logam Cadmium Cd

Cadmium Cd adalah logam yang ditemukan alami dalam kerak bumi. Cadmium murni berupa logam lunak berwarna putih perak. Jenis logam tersebut belum pernah ditemukan sebagai logam murni di alam, umumnya terikat dengan unsur lain seperti oksigen, klorin, atau sulfur BSN 2009. Cadmium termasuk logam berat dengan toksisitas tinggi, dan merupakan kontaminan yang paling harus diwaspadai. Bahan pangan dapat terkontaminasi cadmium melalui lingkungan atau kegiatan industri. Cadmium dapat diabsorpsi oleh tanaman dan hewan laut, juga mengontaminasi melalui pupuk pada tanaman. Kontaminasi cadmium pada tanaman tidak dapat dihilangkan dengan pencucian, karena sudah terdistribusi ke seluruh bagian tumbuhan IOCCC 1996. WHO 1990 menyatakan bahwa kadar cadmium pada sebagian besar bahan pangan adalah kurang dari 0.02 µgg, namun asap rokok dapat meningkatkan kadar cadmium tersebut. Cadmium dan senyawanya terutama senyawa asam lemah bersifat karsinogen. Cadmium dapat terserap ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan terakumulasi dalam tubuh pada hati dan ginjal. Akumulasi cadmium di ginjal dapat berlanjut hingga 7 usia 50-60 tahun, sementara ekskresi senyawa tersebut berlangsung sangat lama, diperkirakan antara 10-33 tahun WHO 1990. Dampak dari akumulasi cadmium yaitu anemia, penurunan fungsi ginjal dan hati, serta perubahan komposisi mineral pada tulang. Akumulasi cadmium juga dapat menyebabkan kanker prostat dan paru-paru. Toksisitas cadmium menurut BSN 2009 yaitu LD 50 225 mgkg dan PTWI 0.007 mgkg bb. Batas maksimum cemaran cadmium untuk bahan pangan goreng mengacu pada kelompok produk pangan lainnya yaitu 0.2 mgkg. FAOWHO menetapkan bahwa batas ambang konsumsi harian ADI untuk cadmium adalah 0.06 mghari.

2. Logam Timbal Pb

Timbal adalah sejenis logam yang lunak, berwarna coklat kehitaman, dan mudah dimurnikan. Timbal juga dikenal dengan timah hitam, jenis logam tertua yang pernah dikenal manusia, dan terdapat dalam jumlah besar dari deposit bumi. Kontaminan timbal berasal dari udara yang tercemar akibat banyaknya asap kendaraan, proses industri dan emisinya, asap dan debu dari pembangkit listrik tenaga batubara dan gas, serta penggunaan cat dan antikarat IOCCC 1996. Timbal juga dapat berasal dari kegiatan pertambangan, pembakaran bahan fosil, pertanian, dan urbanisasi sehingga jumlahnya meningkat di ekosfer. Pada makanan, kontaminan timbal dapat berasal dari air yang melalui pipa saluran dari timbal atau pematrian timbal pada kaleng atau botol. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan, yaitu dari makanan, dan saluran pernafasan, yaitu dari udara. IOCCC 1996 menyebutkan bahwa timbal memiliki afinitas tinggi terhadap protein, sehingga dapat membentuk ikatan dengan hemoglobin dan protein plasma darah. Hal tersebut menyebabkan penghambatan sintesis sel darah merah yang sangat diperlukan untuk transportasi oksigen. Secara umum, meningkatnya kandungan timbal dalam tubuh dapat menyebabkan efek kontinu terutama pada hati, urat syaraf, ginjal, tulang, limpa, pankreas, serta paru- paru. Pada anak balita, tingginya kandungan timbal dapat mempengaruhi perkembangan otak, inti sel, mitokondria, dan mikrosom pada tingkat seluler. Keracunan timbal dapat menyebabkan efek akut dan kronis. Keracunan akut hanya terjadi karena konsumsi garam timbal terlarut dalam dosis tunggal yang relatif besar IOCCC 1996. Keracunan akut ditandai oleh rasa terbakar pada mulut, terjadinya perangsangan dalam gastrointestinal, dan diikuti dengan diare. Sedangkan keracunan kronis ditandari oleh rasa mual, anemia, sakit di sekitar perut, dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Batas maksimum cemaran timbal pada makanan menurut SNI 2009 adalah 0.25 mgkg. FAOWHO menetapkan bahwa batas ambang konsumsi harian ADI untuk timbal adalah 0.214 mghari.

3. Logam Arsen As