34
Menurut Janus Sidabalok, produsen adalah “mereka yang terkait dengan
proses pengadaan hasil industri hingga sampai ke tangan konsumen. Mereka adalah pabrik pembuat, distributor, eksportir, atau importer, dan pengecer, baik
yang berbentuk badan hukum maupun yang bukan badan hukum. ”
55
Pelaku usaha sebagai penyelenggara usaha adalah pihak yang harus bertanggung jawab atas akibat-akibat negatif berupa kerugian yang ditimbulkan
oleh usahanya terhadap pihak ketiga, yaitu konsumen, sama seperti seorang produsen.
56
3. Asas-asas hukum konsumen
Dalam setiap peraturan perundang-undangan, selalu ada asas-asas atau prinsip-prinsip yang mendasari diterbitkannya peraturan perundang-undangan
tersebut. Asas-asas hukum tersebut merupakan sebuah fondasi suatu undang- undang dan peraturan pelaksananya. Apabila asas-asas dikesampingkan, maka
runtuhlah bangunan undang-undang itu dan segenap peraturan pelaksanaanya.
57
Undang-undang perlindungan konsumen memiliki batasan yang terdiri dari asas-asas dan tujuan agar bisa memberikan arahan dalam implementasinya
untuk melindungi konsumen atas pemenuhan barang danatau jasa. Dalam Pasal 2
55
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2011, hal.16
56
Ibid, hal.17
57
Yusuf Shofie, Pelaku usaha, Konsumen, dan Tindak Korporasi, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002, hal.25
35
UUPK disebutkan bahwa “perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan, dan keselamatan konsumen,
serta kepastian hukum.”
a. Asas Manfaat
Maksud asas ini adalah untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.
b. Asas Keadilan
Asas ini dimaksudkan agar pertisipasi seluruh rakyat bias diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan
pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.
c. Asas Keseimbangan
Asas ini dimaksudkan untuk memberikan kesimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti material atau spiritual.
d. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen
Asas ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan
pemanfaatan barangjasa yang dikonsumsi atau digunakan. Asas ini menghendaki adanya jaminin hukum bahwa konsumen akan memperoleh
manfaat dari produk yang akan dikonsumsi, dan sebaliknya bahwa produk itu tidak akan mengancam ketentraman dan keselamatan jiwa dan harta
bendanya.
36
e. Asas Kepastian Hukum
Asas ini dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggraan perlindungan
kosnumen, serta Negara menjamin Kepastian Hukum. Asas kepastian hukum disejajarkan dengan asas efiensi karena hukum
yang berwibawa berarti hukum yang efisien, di bawah naungan mana seseorang dapat melaksanakan hak-haknya tanpa ketakutan dan melaksanakan kewajibannya
tanpa penyimpangan.
58
Perlindungan konsumen bagaikan sekeping uang logam yang memiliki dua sisi yang berbeda. Satu sisi merupakan sisi konsumen dan sisi yang satunya
merupakan sisi pelaku usaha, dan kedua sisi tersebut saling berhubungan satu sama lain.
59
Pada asas keempat dalam Pasal 2 UUPK tidak disebutkannya kepentingan pelaku usaha pada asas yang keempat yaitu asas keamanan, dan keselamatan
konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa perwujudan kepentingan ini tidak boleh semata-
mata dimanipulasi oleh motif “prinsip ekonomi pelaku usaha” yaitu mendapatkan keuntungan yang besar dengan modal yang kecil. Yaitu dengan
mengabaikan keamanan dan keselamatan konsumen dalam mengonsumsi produk barang danatau jasa.
60
58
Ahmadi Miru Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011, hal. 33
59
Yusuf Shofie, Kapita Selekta Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2008, hal.154
60
Ibid.
37
4. Hak dan kewajiban konsumen