65
e. Kosmetika yang telah beredar tidak sesuai dengan data danatau dokumen
yang disampaikan pada saat permohonan notifikasi, atau; f.
Pemohon  notifikasi  tidak  memproduksi,  atau  mengimpor  dan mengedarkan kosmetika dalam jangka waktu 6 bulan setelah permohonan
notifikasi disetujui.
3. Penerapan Informasi Terhadap Produk Kecantikan Impor
Memberikan informasi merupakan kewajiban pelaku usaha yaitu informasi yang  benar,  jelas  dan  jujur  mengenai  kondisi  dan  jaminan  barang  atau  jasa  serta
memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan. Selain  informasi  yang  benar  merupakan  hak  konsumen,  informasi  yang
tidak benar dari pelaku usaha juga merupakan salah satu jenis cacat produk cacat peringatan  atau  intruksi.
81
Cacat  peringatan  atau  intruksi  adalah  cacat  barang karena  tidak  dilengkapi  dengan  peringatan-peringatan  tertentu  atau  intruksi
penggunaan tertentu.
82
Penyampaian  informasi  kepada  konsumen  merupakan  hal  yang  sangat penting  agar  konsumen  tidak  salah  terhadap  gambaran  suatu  produk  tertentu.
Penyampaian  informasi  terhadap  konsumen  tersebut  dapat  berupa  representasi, peringatan, maupun yang berupa instruksi.
83
81
Adrian Sutedi, Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2006, hal. 71
82
Ibid.
83
Ahmadi Miru  Sutarman Yodo, Op.Cit, hal. 55
66
Pentingnya  representasi  yang  benar  terhadap  barang  danatau  jasa  karena kerugian  yang  sering  dialami  oleh  konsumen  di  Indonesia  adalah
misrepresentasi.  Misrepresentasi  tersebut  disebabkan  karena  konsumen tergiur  oleh  iklan-iklan  atau  brosur-brosur  produk  tertentu,  sedangkan
iklan atau brosur tersebut tidak selamanya memuat informasi yang benar, karena  pada  umumnya  hanya  menonjolkan  kelebihan  produk  yang
dipromosikan, sedangkan kelemahan produk tersebut ditutup-tutupi.
84
Selain penerapan melalui representasi, penerapan informasi yang harus ada dalam  sebuah  produk  kecantikan  adalah  peringatan  atau  intruksi.  Peringatan
dibuat  untuk  menjamin  keadaan  yang  akan  datang  yang  diakibatkan  oleh  suatu produk.  Pemberian  peringatan  kepada  konsumen  memegang  peranan  penting
dalam kaitan dengan keamanan suatu produk. Misalnya peringatan pada bungkus rokok, bahwa merokok dapat mengakibatkan kanker, serangan jantung, impotensi,
dan gangguan kehamilan dan janin. Peringatan  ini  ditujukan  agar  para  konsumen  yang  merokok  tahu  akan
bahaya dari merokok tersebut, sehingga  mereka dapat mencegah dan melindungi dirinya  sendiri.  Penerapan  informasi  melalui  peringatan  merupakan  pelengkap
dari  proses  produksi,  hal  ini  berarti  tugas  pelaku  usaha  tidak  berakhir  hanya dengan menempatkan suatu produk dalam sirkulasi.
85
Kelalaian menyampaikan peringatan terhadap konsumen dalam hal produk yang  bersangkutan  memungkinkan  timbulnya  bahaya  tertentu  yang  akan
menimbulkan  tanggung  gugat  bagi  produsen.
86
Pembebanan  tanggung  gugat  ini
84
Ibid.
85
Endang Sri Wahyuni, Aspek Hukum Sertifikasi dan Keterkaitannya dengan Perlindungan Konsumen, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 73
86
Ahmadi Miru  Sutarman Yodo, Op.Cit, hal. 59
67
hanya  akan  dibebankan  apabila  produsen  tersebut  mempunyai  pengetahuan  atau dapat mempunyai pengetahuan tentang adanya kecenderungan bahaya produk.
87
Selanjutnya  penerapan  informasi  melalui  intruksi.  Intruksi  ini  digunakan untuk  menjamin  penggunaan  produk  tersebut.  Biasanya,  intruksi  penggunaan
dicantumkan pada kemasan produk tersebut. Pencantuman intruksi atau prosedur pemakaian  suatu  produk  merupakan  kewajiban  pelaku  usaha,  sebaliknya
kewajiban  konsumen  adalah  membaca  atau  mengikuti  petunjuk  informasi  atau prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang danatau jasa.
Banyak  cara  yang  dilakukan  pelaku  usaha  dalam  memberikan  informasi suatu  produk  kepada  konsumen.  Mulai  dari  pemberian  informasi  melalui  iklan,
brosur, surat kabar, website, dan pemberian informasi secara langsung. Innovation  Store  menggunakan  berbagai  media  masa  seperti  iklan  di
televisi,  brosur, surat kabar maupun internet untuk memberikan informasi terkait produk  yang  mereka  tawarkan.  Innovation  Store  juga  menggunakan  metode  free
trial, beauty consultation, dan penjelasan secara langsung kepada calon konsumen sebagai bentuk penerapan informasi produk kecantikan impor.
88
Penyampaian informasi oleh Innovation Store melalui iklan ditelevisi, baik tv  swasta,  tv  kabel  maupun  tv  daerah  ditujukan  untuk  menarik  minat  konsumen
dalam  membeli  produk  kecantikan  impor.  Di  dalam  iklan  yang  ditayangkan, Innovation  Store  menawarkan  dan  menjelaskan  produk  yang  mereka  jual  serta
cara kegunaan, manfaat produk, dan harga.
87
Ibid.
88
Reyno Apriliant, Loc.Cit
68
Melalui  surat  kabar  dan  brosur  biasanya  Innovation  Store  hanya memberikan informasi terkait promosi produk-produk yang sedang di diskon. Hal
ini  ditujukan  agar  calon  konsumen  tertarik  untuk  datang  langsung  ke  took  dan membeli produk yang sedang diskon.
Penyampaian informasi selanjutnya, dilakukan dengan representasi. Dalam pemberian  informasi  secara  langsung  ini,  Innovation  Store  menjelaskan  secara
rinci  produk  yang  mereka  tawarkan,  mulai  dari  manfaat,  bahan-bahan  yang digunakan, cara pakai, dan peringatan. Innovation Store juga memberikan fasilitas
free  trial  dan  beauty  consultan  agar  konsumen  semakin  tahu  kegunaan  dari produk  kecantikan  tersebut,  dan  tahu  produk  kecantikan  apa  yang  cocok  dengan
jenis kulitnya. Hal ini ditujukan agar konsumen merasa puas dengan penyampaian informasi yang diberikan oleh pelaku usaha.
Namun  masih  banyak  pelaku  usaha  yang  tidak  menerapkan  informasi secara benar, jelas dan jujur. Terutama penerapan informasi melalui iklan. Sering
ditemukan  bahwa  konsumen  tidak  puas  terhadap  produk  yang  diiklankan  karena terdapat  perbedaan  kondisi,  harga,  fasilitas,  mutu,  sebagaimana  yang  dilihatnya
melalui iklan.
89
Hal  ini  tentu  saja  dapat  mengakibatkan  kerugian  bagi  konsumen,  dan konsumen dapat menuntut pertanggungjawaban pelaku usaha yang terlibat dalam
kegiatan periklanan tersebut.
90
89
Dedi Harianto, Op.Cit, hal. 32
90
Ibid, hal. 33
69
Informasi yang paling penting selanjutnya adalah informasi yang terdapat di  dalam  label  suatu  produk  kecantikan.  Untuk  produk  kecantikan  impor
sekalipun,  harus  sudah  menggunakan  bahasa  Indonesia  agar  konsumen  dapat membacanya  dan  mengerti  kegunaan,  manfaat  dan  peringatan  di  dalam  produk
kecantikan impor tersebut. Menurut Pasal 3 Ayat 2 Undang-undang Nomor 69 Tahun 1999 tentang
Label  dan  Iklan  Pangan  menyebutkan  bahwa  setiap  produk  harus  disertakan dengan label yang sekurang-kurangnya memuat keterangan tentang:
a. nama produk;
b. daftar bahan yang digunakan;
c. berat bersih atau isi bersih
d. nama  dan  alamat  pihak  yang  memproduksi  atau  memasukkan
pangan ke dalam wilayah Indonesia; e.
tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa. Banyak  produk  kecantikan  impor  yang  beredar  di  pasaran  namun  tidak
memiliki  penjelasan  dengan  menggunakan  bahasa  Indonesia.  Biasanya  produk kecantikan impor ini adalah produk kecantikan impor ilegal atau palsu.
Sesuai  dengan  Pasal  2  Ayat  3  Peraturan  Kepala  Badan  Pengawas  Obat dan Makanan No. HK.03.1.23.12.10.11983 tahun 2010 tentang Kriteria dan Tata
Cara  Pengajuan  Notifikasi  selanjutnya  disebut  dengan  Peraturan  Kepala  BPOM tenntang  Kriteria  dan  Tata  Cara  Pengajuan  Notifikasi,  dimaksudkan  bahwa
penandaan  produk  kecantikan  harus  menggunakan  bahasa  Indonesia  untuk informasi berupa:
a. keterangan kegunaan;
b. cara penggunaan;
c. peringatan dan keterangan lain yan dipersyaratkan.
70
Sangat  jelas  bahwa  penerapan  informasi  merupakan  hal  sangat  penting dilakukan oleh pelaku usaha, terutama pelaku usaha produk kecantikan impor, dan
menjadi kewajiban bagi konsumen untuk membaca dan mengikuti petunjuk yang ada.  Konsumen  pun  harus  aktif  dalam  bertanya  mengenai  bahan,  manfaat,  dan
cara  pakai  produk  kecantikan  tersebut.  Hal  ini  ditujukan  agar  konsumen  dan pelaku usaha tidak ada yang merasa dirugikan.
B. Produk Kecantikan Impor yang Beredar di Indonesia 1. Pengertian Produk Kecantikan Impor
Konsumen maupun pelaku usaha sering sekali menggunakan kata produk kecantikan  dengan  kata  kosmetik,  bahkan  konsumen  lebih  sering  menekankan
kata produk kecantikan langsung pada nama produk tersebut, misalnya  shampoo, sabun, bedak, conditioner dan sebagainya.
Kosmetik merupakan bagian dari produk kecantikan, maka dari itu produk kecantikan memiliki arti yang luas. Produk kecantikan mencakup seluruh alat-alat,
bahan-bahan  yang  dipakai  untuk  merawat,  memperbaiki,  melindungi  dan memperindah  tubuh.
91
Mulai  dari  alat  mandi,  supplement  untuk  kulit,  masker wajah,  cream  wajah,  kosmetik,  bedak,  alat  make-up,  parfume  atau  wangi-
wangian,  deodorant,  sampai  dengan  cat  kuku.  Berbeda  dengan  kosmetik  yang lebih  sempit  ruang  lingkupnya,  kosmetik  hanya  melindungi  dan  memperindah
kulit wajah saja.
92
91
Reyno Apriliant, Loc.Cit
92
Ibid.