168 Ditinjau Dari Aktifitas Belajar Siswa Kelas II SLTP Negeri 15 Surakarta”,
dengan hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan aktifitas
belajar tinggi, sedang, dan rendah terhadap prestasi belajar matematika. 3. Penelitian Sardulo Gembong 2008 dengan judul “Efektifitas Pembelajaran
Matematika Model Kooperatif Jigsaw Dengan Pendekatan Matematisasi Berjenjang Dan Tanpa Pendekatan Matematisasi Berjenjang Ditinjau Dari
Motivasi Belajar Dan Intelegensi Siswa Pada Siswa SMA Di Kota Madiun”, dengan hasil bahwa prestasi belajar matematika yang dilakukan dengan model
kooperatif Jigsaw dengan pendekatan matematisasi berjenjang lebih baik dari pada pembelajaran model kooperatif Jigsaw tanpa pendekatan matematisasi
berjenjang. Kesamaan dengan penelitian ini dengan penelitian yang relevan tersebut di
atas adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan salah satu penelitian yang relevan tersebut juga ditinjau dari motivasi belajar.
Sedang perbedaan dengan penelitian ini adalah materi pembelajaran untuk penelitian, tempat penelitian, penggunaan media komputer dan model
pembelajaran sebagai pembanding model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
C. Kerangka Berpikir
Penggunaan model pembelajaran cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan model pembelajaran yang tidak
sesuai dengan materi justru dapat menghambat tercapainya tujuan
169 pembelajaran. Agar model pembelajaran terpilih dengan tepat, seorang guru
harus mengetahui macam-macam model pembelajaran dan mengetahui pula model pembelajaran yang sesuai dengan materi.
Kegiatan belajar mengajar disekolah bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk mencapai tujuan yang ditentukan, proses belajar
mengajar harus mempunyai daya tarik terhadap siswa untuk memperhatikan. Sehingga perlu adanya pemikiran untuk memilih suatu pendekatan, metode dan
model pembelajaran yang tepat. Keberhasilan siswa dalam melakukan aktifitas belajar dapat dilihat dari
prestasi belajarnya. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari luar ataupun dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor penentu keberhasilan
siswa di sini yang akan dibicarakan adalah pembelajaran langsung dengan bantuan komputer menggunakan office microsoft powerpoint dan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang ditinjau dari motivasi siswa. Agar pembelajaran di kelas lebih menarik, maka guru harus mampu
memilih dan menentukan pendekatan, model dan metode pembelajaran yang tepat. Sehingga materi yang disampaikan akan lebih mudah diterima dan dipahami
siswa. Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan.
Pesan yang akan dikomunikasikan merupakan isi pelajaran yang ada dalam kurikulum. Sumber pesan yang disampaikan dapat berasal dari guru, siswa, orang
lain, produser media ataupun yang lainnya. Sumber pesan, saluran media pembelajaran dan materi dalam pembelajaran merupakan bagian yang penting
170 untuk dikaji demi keberhasilan pembelajaran. Kegagalan dalam penyampaian
pesan kepada penerima pesan mungkin terdapat pada sumber pesan, penerima pesan atau saluran atau media. Sehingga media merupakan hal penting yang harus
diteliti agar proses penyampaian materi pelajaran kepada siswa menjadi lancar. Media yang baik hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan percobaan, pengamatan tentang sesuatu hal yang langsung, menuliskan hasil pengamatan dan menganalisis hasil pengamatan tersebut untuk
memperoleh suatu konsep yang dipelajari. Pembelajaran dengan menggunakan media memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati secara cermat dan
memberikan gambaran secara jelas hasil pengamatan tersebut untuk memperoleh konsep yang sedang dipelajari.
Banyak saluran penyampaian materi pelajaran kepada siswa. Agar konsep dalam matematika dapat ditransfer dengan benar dan tidak membosankan, alat
peraga sangat membantu pembelajaran yang menyenangkan dan pembelajaran yang hidup karena siswa aktif dalam mengamati sendiri. Siswa akan memperoleh
pengalaman belajar yang tidak mudah terlupakan. Peraga merupakan media yang sering digunakan oleh guru dalam
pembelajaran. Karena sudah terlalu seringnya, maka juga dapat membosankan siswa. Agar pembelajaran tetap berjalan dengan menyenangkan dan antusias yang
tinggi perlu digunakan media beragam. Media yang baru disaat ini adalah media komputer. Dengan sentuhan teknologi yang canggih, media komputer dapat
memberi variasi dalam pembelajaran.
171 Pada saat ini hampir semua Sekolah Menengah Pertama memilki
laboratorium Komputer, apalagi SMP yang statusnya negeri. Komputer tersebut dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran tertentu
ataupun untuk semua mata pelarajaran. Namun komputer yang ada di sekolah sekarang ini baru dipakai sebagai pembelajaran Teknologi Informasi dan
Komputer TIK dan belum digunakan untuk pembelajaran materi pelajaran yang lainnya. Padahal pembelajaran dengan menggunakan media komputer akan
memberi nuansa yang menyenangkan bagi siswa sehingga transfer materi pembelajaran tidak terasa menjemukan.
Pada dasarnya prestasi belajar matematika siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, dalam penelitian ini adalah penggunaan pembelajaran berbantuan
komputer, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan motivasi belajar siswa yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penggunaan kedua model pembelajaran
matematika mengarahkan siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan diperoleh prestasi yang maksimal dan dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini akan diungkapkan pengaruh pembelajaran direct instruction, kooperatif tipe Jigsaw
dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi matematika siswa, yang rinciannya sebagai berikut:
1. Kaitan antara model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika Berdasarkan kajian teori di atas dapat dikemukakan kerangka
pemikiran dalam penelitian ini, bahwa keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran dapat dilihat dari prestasi belajar siswa.
172 Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, di antaranya adalah
model pembelajaran dan motivasi belajar siswa. Penggunaan alat peraga, media untuk pembelajaran dan model pembelajaran cukup besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan materi akan dapat menghambat
tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam memilih model pembelajaran seorang guru harus tahu terlebih dahulu macam-macam model dan kesesuaian
model dengan materi yang akan disampaikan. Keberhasilan siswa dalam melakukan aktifitas belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Prestasi
belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari luar ataupun dari dalam diri siswa itu sendiri.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Direct Instruction adalah suatu model pembelajaran yang sangat berbeda. Model Direct
Instruction adalah suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari ketrampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat
diajarkan selangkah demi selangkah. Untuk dapat memberikan motivasi yang tinggi pada siswa dalam pembelajaran Direct Instruction ini dalam
pelaksanaannya berbantuan media komputer dengan software office power point. Sedangkan model pembelajaran koperatif yang berorientasi pada
filsafat Konstruktivisme, adalah proses pembelajaran yang diatur dengan pengelompokan siswa. Dan siswa aktif untuk mengkonstruksi ilmu yang
dipelajari, sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Jika jika para siswa terlibat dalam proses
173 pembelajaran maka mereka ingin mempelajari lebih lanjut dan bukan hanya
menghafal fakta-fakta yang diberikan Wiberg: 2009. Pada model Direct Instruction atau pengajaran langsung terdapat lima
fase yang sangat penting, dimana guru mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa
untuk menerima penjelasan guru. Kelima fase tersebut adalah: 1 menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, 2 mendemonstrasikan
pengetahuan atau ketrampilan, 3 membimbing pelatihan, 4 mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, 5 memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan. Sedangkan pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dilaksanakan diskusi sebanyak dua kali yaitu pada kelompok ahli dengan topik yang sama dan pada kelompok awal dengan topik-topik kecil yang berbeda.
Sebagai stimulus agar siswa tetap tertarik dalam pembelajaran ini maka setiap siswa harus menyampaikan dan menjelaskan hasil diskusi yang diperoleh dari
kelompok ahli kepada teman-teman pada kelompok awal. Dengan demikian pada waktu terjadi diskusi pada kelompok ahli siswa benar-benar harus
menguasai topik yang menjadi tanggung jawabnya. Semua siswa secara bergantian berperan menjadi “guru dan murid”, yang biasa disebut
pembelajaran kepada teman sebaya atau tutor sebaya. Meskipun pembelajaran langsung menggunakan bantuan komputer
dalam pembelajarannya, tetapi interaksi siswa dengan siswa lain sangat kurang. Dengan demikian model pembelajaran dengan tipe Jigsaw yang lebih
174 membuka interaksi antar siswa dan interaksi dengan guru sebagai fasilitator
dan motivator akan dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan model Direct Instruction berbantuan komputer.
2. Kaitan antara Motivasi belajar dengan prestasi belajar matematika Dalam proses pembelajaran, keaktifan seorang siswa sangat diperlukan
agar dapat lebih memahami materi yang diberikan dan diajarkan oleh guru. Keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat muncul dengan menumbuhkan
motivasi belajar pada diri siswa. Motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan sendirinya atau tumbuh karena faktor dari luar diri siswa. Motivasi belajar
matematika antara satu siswa dengan siswa lain berbeda, maka guru berusaha untuk meningkatkan minat belajar matematika para siswanya. Tinggi
rendahnya minat siswa untuk belajar matematika akan menentukan seberapa besar kamauan seorang siswa untuk belajar, sehingga minat belajar
matematika dapat digunakan untuk mengukur besarnya motivasi siswa dalam belajar matematika. Selama siswa memiliki motivasi belajar rendah atau tidak
tertarik dengan pelajaran matematika maka berakibat belajar siswa tidak bermakna dan tidak memperoleh kepuasan dari belajar matematika.
Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam proses belajar mengajar akan lebih cepat memahami konsep yang dipelajarinya dan
menguasai materi matematika yang diajarkan, sehingga akan memberikan pengaruh yang kuat terhadap pencapaian prestasi belajar yang baik. Hal
tersebut akan sangat berbeda dengan siswa yang memiliki motivasi sedang dan rendah, sehingga motivasi siswa merupakan faktor yang penting dalam
175 pembelajaran matematika. Oleh karena itu dalam mempelajari materi pokok
bahasan menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah pada kelas VII SMP,
siswa yang memiliki motivasi yang belajar yang tinggi akan memperoleh prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa
yang memiliki motivasi belajar yang sedang atau rendah. Demikian halnya siswa dengan motivasi belajar yang sedang akan memperoleh
prestasi belajar matematika yang lebih baik dari pada siswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah.
3. Kaitan motivasi belajar siswa dan model pembelajaran dengan prestasi belajar matematika
Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa, dengan motivasi belajar siswa yang tinggi akan memberikan prestasi belajar matematika yang
lebih baik pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dibanding pada pembelajaran direct instruction berbantuan
komputer. Dengan motivasi belajar siswa yang sedang akan memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik pada pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dibanding pada pembelajaran direct instruction berbantuan komputer, dan untuk motivasi belajar siswa yang
rendah akan memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik pada pembelajaran menggunakann model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dibanding pada direct instruction berbantuan komputer.
176 Berdasarkan pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka berpikir pada
penelitian ini :
Gambar 2. Paradigma Penelitian. Keterangan:
A : Model Pembelajaran B : Motivasi Belajar Siswa
C : Prestasi Belajar Matematika
D. Perumusan Hipotesis