Strategi Kesopanan Berbahasa Teori Tindakan Pengancaman Muka FTA dan Strategi Kesopanan

commit to user 18 dirinci lagi menjadi menjadi dua subkelompok, yaitu FTA yang mengancam muka negatif penutur dan yang mengancam muka positif penutur. Brown dan Levinson 1987:67-68 menjelaskan bahwa FTA yang berpotensi mengancam muka negatif penutur antara lain meliputi tindak mengungkapkan dan menerima ucapan terima kasih, melakukan pembelaan, menerima tawaran, merespon perbuatan lawan tutur yang memalukan, dan melakukan janji atau tawaran yang tidak diinginkan penutur. Sementara itu, tindakan yang mengancam muka positif penutur, menurut Brown dan Levinson 1987:68 antara lain terdiri atas tindakan meminta maaf, menerima ucapan selamat, melakukan tindakan fisik yang memalukan, merendahkan diri, dan mengakui kesalahan.

b. Strategi Kesopanan Berbahasa

Kesopanan berbahasa yaitu kesantunan berbahasa yang diambil penutur untuk mengurangi derajat perasaan tidak senang atau sakit hati sebagai akibat tuturan yang diungkapkan oleh penutur. Strategi kesopanan berbahasa adalah cara atau strategi yang secara sadar maupun tidak sadar dipergunakan oleh seorang penutur dalam rangka mengurangi akibat tidak menyenangkan dari tuturannya terhadap lawan tuturnya Nadar, F.X., 2009:251. Kata ”strategi” dalam strategi kesopanan berbahasa tidak selalu mengandung arti usaha sadar untuk berperilaku sopan, melainkan juga merujuk pada ungkapan-ungkapan berbahasa yang bersifat rutin serta mengacu pada upaya berbicara secara sopan. Oleh karena itu, seorang penutur menghadapi sejumlah pilihan sebelum membuat tuturan yang melanggar muka negatif atau pun muka positif lawan tutur. commit to user 19 Peserta tutur berkepentingan untuk saling menjaga muka masing-masing terutama karena sejumlah tindak tutur tertentu secara alamiah mempunyai potensi mengancam muka lawan tutur, sehubungan dengan itu, penutur mempunyai semacam keharusan menggunakan strategi kesopanan tertentu untuk mengurangi risiko atau akibat kurang menyenangkan dari tuturannya. Dengan demikian, pada akhirnya seorang penutur akan dihadapkan pada pilihan untuk menggunakan strategi tertentu yaitu strategi kesopanan positif yang ditujukan pada muka positif lawan tutur, dan strategi kesopanan negatif yang ditujukan pada muka negatif lawan tutur. Brown dan Levinson 1987:69 menyatakan bahwa dalam melakukan FTA, seorang dapat menggunakan salah satu atau lebih lima strategi yang ditawarkan, yaitu: melakukan FTA secara langsung on record, melakukan FTA secara tidak langsung off record, menggunakan strategi kesopanan positif, menggunakan strategi kesopanan negatif, dan tidak melakukan FTA. Strategi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Melakukan tindak tutur secara apa adanya, tanpa basa-basi on