Kesopanan negatif Landasan Teori

commit to user 26 13. Strategi 13: give or ask for reasons memberikan atau meminta alasan. Contoh: ”Bagaimana kalau saya bantu membawa koper Anda.” 14. Strategi 14: assume or assert reciprocity menyiratkan atau menyatakan hal yang timbal balik. Contoh: ”Saya akan meminjamkan buku novel saya kalau Anda memin jami saya artikel Anda.” 15. Strategi 15: give sympathy to H memberikan rasa simpati kepada lawan tutur. Contoh: ”Kalau ada yang dapat saya lakukan untuk Anda, mohon saya diberitahu.”

3. Kesopanan negatif

Dalam bukunya Brown dan Levinson 1987 yang berjudul Politeness Some Universals in Language Usage memberikan batasan mengenai kesopanan negatif. Kesopanan negatif adalah keinginan yang diasosiasikan dengan muka negatif lawan tutur, yaitu keinginan agar penutur tidak dilanggar hak-haknya oleh lawan tutur. Negative politeness, on the other hand, is oriented mainly toward partially satisfying redressing H’s negative face, his basic want to maintain claims of territory and self determination. Negative politeness, thus, is essentially avoidance based, and realizations of negative-politeness strategies consist in assurances that the speaker recognizes and respects the addressee’s negative-face wants and will not or will only minimally interfere w ith the addressee’s freedom of action Brown and Levinson, 1987:70. Kesopanan negatif pada hakikatnya ditujukan terhadap bagaimana memenuhi atau menyelamatkan sebagian muka negatif lawan tutur, yaitu keinginan dasar lawan tutur untuk mempertahankan apa yang dia anggap commit to user 27 sebagai wilayah dan keyakinan dirinya. Jadi, pada dasarnya, strategi kesopanan negatif mengandung jaminan dari lawan tutur bahwa penutur mengakui, menghormati dan seandainya terpaksa melakukan, akan sedikit mungkin melakukan pelanggaran keinginan muka negatif lawan tutur dan tidak akan mencampuri atau pun melanggar kebebasan bertindak lawan tutur. Kesopanan negatif mengacu ke muka negatif untuk menunjukkan jarak sosial antara penutur dan lawan tutur. Untuk mengurangi pelanggaran terhadap muka negatif lawan tutur Brown dan Levinson 1987:132-210 menawarkan sepuluh strategi-strategi sebagai berikut: 1. Strategi 1: be conventionally indirect mengunakan tindak tutur tak langsung, seperti membuat perintah. Contoh: ”Tolong pintunya ditutup.” 2. Strategi 2: question, hedge mengunakan pertanyaan, dengan partikel tertentu. Contoh: ”Saya minta tolong, bisa kan?” 3. Strategi 3: be pessimistic bersikap pesimistik. Contoh: ”Mungkin Anda dapat membantu saya.” 4. Strategi 4: minimise the imposition kurangi kekuatan atau daya ancaman terhadap muka lawan tutur. Contoh: ”Sebentar saja, ya.” 5. Strategi 5: give deference beri penghormatan. Contoh: ”Maaf, pak, apakah bapak keberatan kalau saya menutup jendela ?” commit to user 28 6. Strategi 6: apologize gunakan permohonan maaf. Contoh: ”Maafkan saya, tetapi.........” 7. Strategi 7: impersonalize S and H menghindari penggunaan kata ”saya” atau penutur dan ”anda” atau lawan tutur. Contoh: ”Mohon kerjakan ini untuk saya.” 8. Strategi 8: state the FTA as a general rule nyatakan tindakan mengancam muka sebagai ketentuan sosial yang umum berlaku. Contoh: ”Para penumpang dimohon tidak menyiram toilet dalam kereta ini. ” 9. Strategi 9: nominalize nominalkan pernyataan. Contoh: Prestasi Anda dalam ujian sangat mengesankan kami. ” 10. Strategi 10: go on record as incurring a debt, or as not indebting H nyatakan secara jelas bahwa penutur telah memberikan kebaikan hutang atau tidak kepada lawan tutur. Contoh: ”Saya selamanya akan berterima kasih seandainya Anda ..........”

4. Melakukan tindak tutur secara tidak langsung off record