Melakukan tindak tutur secara tidak langsung off record

commit to user 28 6. Strategi 6: apologize gunakan permohonan maaf. Contoh: ”Maafkan saya, tetapi.........” 7. Strategi 7: impersonalize S and H menghindari penggunaan kata ”saya” atau penutur dan ”anda” atau lawan tutur. Contoh: ”Mohon kerjakan ini untuk saya.” 8. Strategi 8: state the FTA as a general rule nyatakan tindakan mengancam muka sebagai ketentuan sosial yang umum berlaku. Contoh: ”Para penumpang dimohon tidak menyiram toilet dalam kereta ini. ” 9. Strategi 9: nominalize nominalkan pernyataan. Contoh: Prestasi Anda dalam ujian sangat mengesankan kami. ” 10. Strategi 10: go on record as incurring a debt, or as not indebting H nyatakan secara jelas bahwa penutur telah memberikan kebaikan hutang atau tidak kepada lawan tutur. Contoh: ”Saya selamanya akan berterima kasih seandainya Anda ..........”

4. Melakukan tindak tutur secara tidak langsung off record

Realisasi linguistik dari tindakan off record antara lain meliputi penggunaan metafora dan ironi, pertanyaan retoris, penyederhanaan masalah, tautologi, dan semua ungkapan yang dikemukakan secara tidak langsung oleh penutur sehingga membuka peluang untuk diinterpretasikan secara berbeda-beda. Tindakan off record seorang penutur memperoleh keuntungan antara lain: commit to user 29 a. he can credit for being tactful, non-coercive yang bersangkutan dipercayai seorang yang bijaksana dan tidak memaksakan kehendak terhadap lawan tutur; b. he can run less risk of his act entering the ’gossip biography’ that others keep of him yang bersangkutan dapat menghindari kemungkinan akan menjadi bahan pergunjingan atau perbincangan orang lain terhadap dirinya, c. he can avoid responsibility for the potentially face-damaging interpretation terkait dengan muka, yang bersangkutan dapat menghindar dari tanggung jawab sebagai seorang yang diinterpretasikan telah mengancam muka lawan tuturnya, d. he can give non-overtly the addressee an opportunity to be seen to care for S yang bersangkutan secara tidak langsung memberi kesempatan pada lawan tutur untuk memperhatikan kepentingannya. Brown dan Levinson 1987:213-227 menawarkan lima belas strategi-strategi secara tidak langsung off record sebagai berikut: 1. Strategi 1: give hints memberi isyarat. Contoh: ”Wah, saya haus sekali.” = Berikan saya minum 2. Strategi 2: give association clues memberi petunjuk asosiasi. Contoh: ”Kamu pulang lewat Pasar Minggu, nggak?” = Kamu bawa mobil. Aku mau numpang sampai Pasar Minggu 3. Strategi 3: presuppose menggunakan prasuposisi. Contoh: ”Aku nraktir lagi, nih.” = Sebelumnya sudah mentraktir temannya. commit to user 30 4. Strategi 4: understate menggunakan ungkapan yang lebih halus. Contoh: ”Dia kurang pandai di sekolah.” = Dia bodoh, tidak pandai. 5. Strategi 5: overstate menggunakan ungkapan yang berlebihan. Contoh: ”Aku telepon ratusan kali, kok nggak jawab” 6. Strategi 6: use tautologies mengunakan tautologi. Tautologi adalah pengulangan gagasan, pernyataan, atau kata yang berlebih atau tidak diperlukan KBBI, 2007:1149 Contoh: ”Kamu kemarin kok nggak datang, sih. Janji tinggal janji.” 7. Strategi 7: use contradictions mengunakan kontradiksi. Kontradiksi adalah pertentangan antara dua hal yang sangat berlawanan atau bertentangan KBBI, 2007:591 Contoh: ”Ah, saya nggak apa-apa. Kecewa, tidak. Nggak kecewa, juga tidak.” 8. Strategi 8: use ironic menggunakan ironi. Menurut Gorys Keraf 2000:143, ironi atau sindiran adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-kata. Contoh: ”Kamu selalu datang tepat waktu, ya.” = Kamu selalu datang terlambat. 9. Strategi 9: use metaphors menggunakan metafora. Menurut Gorys Keraf 2000:139, metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung. Contoh: ”Wah, kamu ini kuda, ya.” = Kamu tidak mengenal lelah. commit to user 31 10. Strategi 10: use rhetorical questions menggunakan pertanyaan retorik. Retorika adalah keterampilan berbahasa secara efektif, studi pemakaian bahasa secara efektif di dalam karang-mengarang KBBI, 2007:953. Contoh: ”Aku harus ngomong apa lagi?” = Sudah aku jelaskan panjang lebar, kamu tetap tidak mengerti 11. Strategi 11: be ambiguous menggunakan ungkapan yang ambigu. Ambigu adalah makna lebih dari satu sehingga kadang-kadang menimbulkan keraguan, pekaburan, ketidakjelasan, dsb, bermakna ganda KBBI, 2007:36. Contoh: ”Wah, ada yang baru menang lotere, nih” = Tak jelas maknanya, tergantung konteks. 12. Strategi 12: be vague mengunakan ungkapan yang samar-samar. Contoh: ”Kamu tahu kan, aku pergi ke mana.” 13. Strategi 13: over generalize menggunakan generalisasi yang berlebihan. Contoh: ”Kamu itu gampang sekali nangis. Orang dewasa kan nggak begitu” 14. Strategi 14: displace H tidak mengacu ke lawan tutur secara langsung. Contoh: ”Tito, bawakan koper Ayah, ya.” = Tito masih balita, Istrinya yang datang, membawakan koper. 15. Strategi 15: be incomplete, use ellipsis menggunakan ungkapan yang tidak lengkap. commit to user 32 Contoh: ”Aduh panasnya ......” = Aduh panasnya ruangan ini. Tolong AC dinyalakan. Pilihan atas strategi tertentu dalam melakukan FTA juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti imbalan yang akan diperoleh payoff oleh penutur dan variabel sosiologis yang melatari dilakukannya FTA tersebut. Menurut Brown dan Levinson 1987:74, variabel sosiologis itu meliputi jarak sosial antara penutur dan lawan tutur, siapa yang berkuasa, dan tingkat pengenaan FTA.

4. Definisi kata adu