Tindakan ’Memerintah’ dan Strategi Kesopanan Negatif

commit to user 48

a. Tindakan yang Mengancam Muka Negatif Lawan Tutur beserta Strategi

Kesopanan yang Dilakukan oleh Pengadu dalam Surat Aduan Berdasarkan analisis data, dalam surat aduan rubrik ”Pembaca Menulis” diperoleh 8 jenis tindakan yang mengancam muka negatif lawan tutur yaitu teradu yang diungkapkan dalam tindak tutur sebagai berikut memerintah, meminta, memberi saran, memberi nasihat, bertanya, menuntut, menagih janji, dan marah. Strategi kesopanan negatif digunakan dalam melakukan tindak tutur yang mengancam muka negatif teradu. Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif ini untuk meminimalkan ancaman muka negatif teradu. Berikut ini akan diuraikan 8 jenis tindakan yang mengancam muka negatif teradu beserta strategi kesopanan pengadu dalam surat aduan.

1. Tindakan ’Memerintah’ dan Strategi Kesopanan Negatif

Jenis tuturan-tuturan yang mengandung tindakan mengancam muka negatif teradu yang terdapat dalam surat aduan rubrik ”Pembaca M enulis” berupa tindakan ‟memerintah‟. Memerintah adalah menyuruh kepada lawan tutur untuk melakukan sesuatu KBBI, 2007:859. Maksud dari tindakan memerintah adalah tindakan untuk menyuruh teradu untuk melakukan sesuatu. Tindakan ini dapat mengancam muka negatif teradu. Karena hal tersebut dapat mengganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu, pengadu menggunakan strategi-strategi tertentu untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Tindakan memerintah ini termasuk fungsi tindak tutur direktif. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada contoh berikut. commit to user 49 1 Konteks Peristiwa : Bapak Suroyo mengadukan kepada Lion Air, bahwa penumpang yang bernama Ibu Sri Rejeki kehilangan kopernya di pesawat Lion Air saat mau pergi ke Balikpapan dari Bandara Juanda. Bentuk tuturan : Mohon tanggapan dan penyelesaian lebih lanjut dari Lion Air. RPMRabu06-01-201007b Tuturan bapak Suroyo ini termasuk tindakan „memerintah‟. Maksudnya adalah Bapak Suroyo sebagai pengadu menyuruh teradu yaitu pihak Lion Air untuk melakukan sesuatu. Hal ini dapat dibuktikan pada tuturan Bapak Suroyo yang berbunyi “Mohon tanggapan dan penyelesaian lebih lanjut dari Lion Air …….”. Pengadu menyuruh teradu untuk menanggapi dan menyelesaikan permasalahan yang telah dihadapi oleh Ibu Sri Rejeki, istri Bapak Suroyo. Tindakan ini membuat muka negatif teradu terancam. Karena hal tersebut dapat menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Tindakan memerintah ini mengakibatkan pihak Lion Air menyetujui atau menolak untuk menanggapi dan penyelesaian persoalan yang dialami oleh Ibu Sri Rejeki yaitu kopernya hilang sewaktu pergi ke Balikpapan menggunakan jasa Lion Air dari Bandara Juanda, Surabaya. Guna mengurangi ancaman muka negatif teradu. Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif khususnya, pada strategi 3, yaitu: pessimistic bersikap pesimistik dengan menggunakan kata “mohon”. Strategi tersebut dipilih karena dalam konteks sehari-hari teradu lebih commit to user 50 berkuasa daripada pengadu. Pengadu hanya penumpang biasa yang tidak punya status sosial yang tinggi, sedangkan Lion Air adalah perusahaan penerbangan yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu untuk menghormati pihak teradu, pengadu menggunakan kata mohon sehingga dapat mengurangi ancaman muka negatif teradu. Tujuan Bapak Suroyo menulis persoalan ini untuk mendapatkan tanggapan dan penjelasan dari pihak Lion Air mengenai kopernya yang hilang. 2 Konteks Peristiwa : Hermin merasakan ketidaknyamanan saat melewati Jl. Panglima Sudirman tepatnya trotoar sepanjang arah Jl. Sonokembang sampai depan gedung Intilan Tower Surabaya. Bentuk Tuturan : Saya mohon pihak yang terkait dengan masalah ini segera memperbaiki trotoar yang tinggal beberapa meter saja. Supaya pejalan kaki semakin nyaman dan aman untuk melewati trotoar sepanjang Jl. Panglima Sudirman ini. RPMSenin11-01-201015b Pada tuturan yang disampaikan oleh Bapak Hermin sebagai pengadu termasuk tindakan „memerintah‟, ini dibuktikan pada tuturannya yang berbunyi “Saya mohon pihak yang terkait dengan masalah ini segera menperbaiki trotoar yang tinggal beberapa meter saja ….”. Tindakan memerintah ini dilakukan oleh pengadu yaitu Bapak Hermin terhadap pihak teradu, yaitu Pemerintah Daerah. Pihak terkait ini maksudnya adalah Pemerintah Daerah untuk memperbaiki trotoar supaya pejalan kaki semakin nyaman dan aman untuk melewati trotoar sepanjang Jl. Panglima Sudirman. commit to user 51 Tindakan memerintah ini membuat muka negatif teradu terancam. Karena hal tersebut dapat menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Maksudnya adalah tindakan memerintah ini mengakibatkan teradu untuk menyetujui atau menolak melakukan sesuatu. Tindakan memerintah ini mengakibatkan pihak teradu, yaitu Pemerintah untuk menyetujui atau menolak perintah yang diajukan oleh pengadu, yaitu Bapak Hermin mengenai perbaikan jalan trotoar akibat dari selokan yang menganga, paving yang hilang, dan jalan yang tidak rata supaya pejalan kaki semakin nyaman dan aman untuk melewati trotoar sepanjang Jl. Panglima Sudirman. Tindakan memerintah ini dapat mengancam muka negatif teradu, sehingga untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif khususnya, pada strategi 3, yaitu: pessimistic bersikap pesimistik dengan menggunakan kata “mohon”. Strategi tersebut dipilih karena dalam konteks sehari-hari teradu lebih berkuasa daripada pengadu. Pengadu hanya masyarakat biasa, sedangkan Pemerintah memiliki kekuasaan. Oleh karena itu pengadu menggunakan kata mohon untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Tujuan Bapak Hermin menulis persoalan ini untuk mendapatkan tanggapan dan penjelasan dari pihak Pemerintah, supaya segera diperbaiki jalan yang rusak demi kenyamanan pengguna jalan. 3 Konteks Peristiwa : Bapak Tedjo Santoso kehilangan paket barang yang berupa tas melalui jasa pengiriman Tiki tujuan dari Surabaya ke Bekasi. commit to user 52 Bentuk Tuturan : Kami mohon pertanggungjawaban Tiki. RPMJumat08-01-201011c Pada tuturan yang disampaikan oleh Bapak Tedjo Santoso adalah sebagai pengadu termasuk kategori tindakan „memerintah‟. Ini dibuktikan pada tuturannya yang berbunyi “… Kami mohon pertanggungjawaban Tiki ”. Tindakan memerintah ini dilakukan oleh pengadu yaitu Bapak Tedjo Santoso terhadap pihak teradu, yaitu pihak jasa pengiriman barang Tiki. Bapak Tedjo Santoso ini menyuruh pihak Tiki untuk bertanggung jawab atas hilangnya paket barang yang berupa tas karena ini sangat merugikan pihak pengadu. Tindakan memerintah ini membuat muka negatif teradu terancam. Karena hal tersebut dapat menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Akibat dari tindakan ini, pihak perusahaan Tiki untuk menyetujui atau menolak perintah yang diajukan oleh Bapak Tedjo Santoso mengenai kehilangan paket barang berupa tas yang dikirimkan lewat jasa pengiriman Tiki, semua ini disebabkan oleh kelalaian kurir Tiki, tapi beban kerugian ditanggungkan oleh pihak pengirim. Oleh Karena itu pihak Tiki diharapkan bertanggung jawab atas kejadian tas yang hilang itu. Tindakan memerintah ini dapat mengancam muka negatif teradu, sehingga untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif khususnya, pada strategi 3, yaitu: pessimistic bersikap pesimistik dengan menggunakan kata “mohon”. Strategi tersebut dipilih karena dalam konteks sehari-hari teradu lebih commit to user 53 berkuasa daripada pengadu. Oleh karena itu pengadu menggunakan kata mohon untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Tujuan Bapak Tedjo Santoso adalah untuk mendapatkan pertanggungjawaban dari pihak Tiki atas barang yang telah hilang. 4 Konteks Peristiwa : Bapak Rachmat Agustono dari Bentul Merisi Selatan, Surabaya menyuruh penjelasan dari pihak BAF dan ACA atas nasib kendaraan yang hilang pada 4 Desember 2009. Bentuk Tuturan : Ibu Lutfi asuransi menawarkan opsi, tidak apa-apa tidak membayar, tapi saya masih kena denda karena terhitung menunggak pembayaran. Mohon penjelasan pihak BAF dan asuransi ACA. Sebab, saya sebagai konsumen merasa rugi. Terima kasih. RPMJumat08-01-201012b Tuturan bapak Rachmat Agustono ini termasuk tindakan „memerintah‟. Maksudnya adalah Bapak Rachmat Agustono sebagai pengadu menyuruh teradu yaitu pihak BAF dan asuransi ACA untuk melakukan sesuatu. Hal ini dapat dibuktikan pada tuturan Bapak Rachmat Agustono yang berbunyi “Mohon penjelasan pihak BAF dan asuransi ACA …….”. Pengadu menyuruh teradu untuk menanggapi dan menyelesaikan permasalahan yang telah dihadapi oleh Bapak Rachmat Agustono. Dari tindakan ini membuat muka negatif teradu terancam. Karena hal tersebut dapat menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Tindakan memerintah ini mengakibatkan pihak BAF dan ACA untuk menyetujui atau menolak untuk menanggapi dan penyelesaian persoalan Bapak Rachmat Agustono mengenai nasib motornya yang commit to user 54 hilang, sehingga pengadu ingin mendapat kejelasan dari pihak BAF dan asuransi ACA. Guna mengurangi ancaman muka negatif teradu. Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif khususnya, pada strategi 3, yaitu: pessimistic bersikap pesimistik dengan menggunakan kata “mohon”. Strategi tersebut dipilih karena dalam konteks sehari-hari teradu lebih berkuasa daripada pengadu. Pengadu hanyalah konsumen biasa, sedangkan BAF dan asuransi ACA adalah sebuah perusahaan kredit motor dan asuransi sehingga diharapkan persoalannya dapat diselesaikan oleh kedua perusahaan itu dengan baik. Oleh karena itu untuk menghormati pihak teradu, pengadu menggunakan kata mohon sehingga dapat mengurangi ancaman muka negatif teradu. Tujuan Bapak Rachmat Agustono menulis persoalan ini untuk mendapatkan tanggapan dan penjelasan dari pihak BAF dan asuransi ACA. 5 Konteks Peristiwa : Ibu Ester Lilik Wahyuni mengkomplain bank UOB dikarenakan kartu kredit UOBnya tidak bisa ditutup. Bentuk Tuturan : Mohon tanggapan bank UOB, syukur-syukur ada penyelesaian yang baik. RPMSelasa12-01-201017b Pada tuturan yang disampaikan oleh Ibu Ester Lilik Wahyuni sebagai pengadu terma suk tindakan „memerintah‟, ini dibuktikan pada tuturannya yang berbunyi “Mohon tanggapan bank UOB, syukur-syukur ada penyelesaian yang baik ….”. Tindakan memerintah ini dilakukan commit to user 55 oleh pengadu yaitu Ibu Ester Lilik Wahyuni terhadap pihak teradu, yaitu Bank UOB. Tindakan memerintah ini membuat muka negatif teradu terancam. Karena hal tersebut dapat menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Maksudnya adalah tindakan memerintah ini mengakibatkan teradu untuk menyetujui atau menolak melakukan sesuatu. Tindakan memerintah ini mengakibatkan pihak teradu, yaitu Bank UOB untuk menyetujui atau menolak perintah yang diajukan oleh pengadu, yaitu Ibu Ester Lilik Wahyuni mengenai kartu kreditnya yang tidak bisa ditutup dan total tagihannya menjadi Rp 1.281.212. Tindakan memerintah ini dapat mengancam muka negatif teradu, sehingga untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif khususnya, pada strategi 3, yaitu: pessimistic bersikap pesimistik dengan menggunakan kata “mohon”. Strategi tersebut dipilih karena dalam konteks sehari-hari teradu lebih berkuasa daripada pengadu. Oleh karena itu pengadu menggunakan kata mohon untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Tujuan Ibu Ester Lilik Wahyuni menulis persoalan ini untuk mendapatkan tanggapan dan penjelasan dari pihak Bank UOB. Data lain yang menunjukkan tindakan „memerintah‟ adalah data dengan nomor kode sebagai berikut: RPMSabtu02-01-201001, RPMKamis14-01-201020b, RPMJumat15-01-201022b, RPMKamis28-01-201029, commit to user 56 RPMSabtu13-02-201037, RPMJumat19-02-201045b, RPMSabtu20-02-201051, RPMSelasa23-02-201053b, RPMSelasa02-03-201056b, RPMSelasa02-03-201057b, RPMRabu03-03-201058c, RPMSabtu20-02-201061b, RPMJumat12-03-201063, RPMSenin15-03-201067c, RPMRabu17-03-201068a.

2. Tindakan ’Meminta’ dan Strategi Kesopanan Negatif