Kesopanan positif Landasan Teori

commit to user 23 menginginkan keinginan lawan tutur tersebut dapat tercapai. Tindakan penyelamatan muka tersebut terwujud dalam dua bentuk tergantung aspek muka negatif atau positif yang diberi tekanan S=Penutur, H=Lawan Tutur. Tindakan penyelamatan muka lawan tutur adalah tindakan kesopanan yang pada prinsipnya ditujukan untuk mengurangi akibat yang tidak menyenangkan terhadap muka lawan tutur baik muka positif maupun muka negatif. Kesopanan yang ditujukan terhadap muka positif lawan tutur disebut kesopanan positif ’positive politeness’, sedangkan kesopanan yang diarahkan untuk muka negatif lawan tutur disebut kesopanan negatif ’negative politeness’. Dengan demikian, redressive actions dapat berbentuk kesopanan positif atau kesopanan negatif. Brown dan Levinson 1987:70 memberikan batasan kesopanan positif dan kesopanan negatif.

2. Kesopanan positif

Brown dan Levinson 1987 dalam buku yang berjudul Politeness Some Universals in Language Usage memberikan batasan mengenai kesopanan positif. Kesopanan positif adalah kesopanan yang diasosiasikan dengan muka positif lawan tutur, yaitu keinginan agar penutur dihargai dan dipahami keinginannya. Positive politeness is oriented toward the positive face of H, the positive self-image that he claims for himself. Positive politeness is approach- based; it ’anoints’ the face of the addressee by indicating that in some respects, S wants H’s wants e.g by treating him as a member of an in group, a person whose wants and personality traits are known and liked Brown and Levinson, 1987:70. Pada hakikatnya kesopanan positif ditujukan terhadap muka positif lawan tutur, yaitu citra positif yang dianggap dimiliki oleh lawan tutur, yaitu citra commit to user 24 positif yang dianggap dimiliki oleh lawan tutur. Kesopanan positif berupa pendekatan yang menorehkan kesan pada muka lawan tutur bahwa pada hal- hal tertentu penutur juga mempunyai keinginan yang sama dengan lawan tutur yaitu dengan memperlakukannya sebagai anggota kelompok, sahabat, sebagai seseorang yang keinginannya maupun seleranya dikenal dan disukai. Kesopanan positif ini biasanya untuk menunjukkan kedekatan, dan hubungan baik antara penutur dan lawan tutur. Untuk mengurangi kekecewaan lawan tutur, Brown dan Levinson 1987:103-129 menawarkan strategi-strategi sebagai berikut: 1. Strategi 1: notice; attend to H his interests, wants, deeds, goods memperhatikan minat, keinginan, keperluan, atau segala sesuatu yang menjadi milik lawan tutur. Contoh: ”Wah, baru saja potong rambut ya..... Omong-omong saya datang untuk meminjam sedikit beras. ” 2. Strategi 2: exaggerate interest, approval, sympathy with H membesar- besarkan rasa ketertarikan, persetujuan, dukungan, dan simpati kepada lawan tutur. Contoh: ”Rumah Anda betul-betul luar biasa bagusnya.” 3. Strategi 3: intensity interest to H meningkatkan rasa tertarik terhadap lawan tutur. Contoh: ”Anda mengerti kan?” 4. Strategi 4: use in-group identity markers menggunakan bentuk-bentuk identitas kelompok. commit to user 25 Contoh: ”Bantu saya membawa buku ini ya nak?” 5. Strategi 5: seek agreement mencari kesepakatan. Contoh: ”Oke, lah. Nanti kita bicarakan lagi hal ini.” 6. Strategi 6: avoid disagreement menghindari ketidaksepakatan. Contoh: ”Ideku kan hampir sama dengan idemu.” 7. Strategi 7: presupposeraise assert common ground mempresuposisikan atau menimbulkan persepsi persamaan penutur dan lawan tutur. Contoh: ”Ah, nggak apa-apa. Kita kan sudah seperti saudara.” 8. Strategi 8: joke berkelakar membuat lelucon. Contoh: ”Nah, kalau cemberut, makin cakep aja kamu.” 9. Strategi 9: assert or presuppose S’s knowledge of and concern for H’s wants mempresuposisikan atau membuat persepsi bahwa penutur memahami keinginan lawan tuturnya. Contoh: ”Ya, saya tahu kamu tidak suka pesta, tetapi pesta ini betul- betul baik. Datanglah” 10. Strategi 10: offer, promise membuat penawaran dan janji. Contoh: ”Saya akan singgah kapan-kapan minggu depan.” 11. Strategi 11: be optimistic bersikap optimistik. Contoh: ”Anda pasti dapat meminjamkan mesin pemotong rumput akhir pekan ini. ” 12. Strategi 12: include both S and H in the activity berusaha melibatkan lawan tutur dan penutur dalam suatu kegiatan. Contoh: ”Kalau begitu, mari makan kue.” commit to user 26 13. Strategi 13: give or ask for reasons memberikan atau meminta alasan. Contoh: ”Bagaimana kalau saya bantu membawa koper Anda.” 14. Strategi 14: assume or assert reciprocity menyiratkan atau menyatakan hal yang timbal balik. Contoh: ”Saya akan meminjamkan buku novel saya kalau Anda memin jami saya artikel Anda.” 15. Strategi 15: give sympathy to H memberikan rasa simpati kepada lawan tutur. Contoh: ”Kalau ada yang dapat saya lakukan untuk Anda, mohon saya diberitahu.”

3. Kesopanan negatif