Pengertian Tata Ruang Kantor

15 Untuk keindahan dan kesegaran udara di dalam tempat kerja hendaklah dipenuhi dengan persyaratan-persyaratan yang berikut: a Adanya lubang peranginan ventilasi yang cukup dan memungkinkan sirkulasi udara secara teratur; b Tingkat kelembaban humidity berkisar antara 45 s.d. 60; c Daya penerangan dengan lampu hemat energi bukan neon. 16 Kesegaran udara dan keindahan sreal tempat kerja, hendaklah dilaksankan adanya: a Jalan sekitar tempat kerja yang cukup lapang dan sejuk; b Kebun dengan rerumputan dan taman bunga-bungaan yang segar; c Tempat parkir mobil yang cukup luas dan tidak terlalu dekat dengan kamar-kamar kerja guru. 17 Memelihara keleluasaan bagi kemungkinan-kemungkinan perkembangan dan perluasan di kemudian hari. 22

c. Perencanaan Tata Ruang Kantor

Tahapan ini sangat penting karena akan mempengaruhi seluruh tahapan berikutnya dan, yang jauh lebih penting lagi, adalah apakah layoutmembuat kerja berlangsung secara efektif dan efisien. Sebagian besar tahapan ini adalah untuk menilai apa yang dibutuhkan oleh organisasi melalui proses pengumpulan informasi, kemudian ditransformasikan dalam bentuk gambar dan akhirnya ke dalam bentuk layout yang aktual. Menurut Quibel 2001, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan agar tercipta tata ruang kantor yang efektif, antara lain sebagai berikut: 1 Tugas guru. Jenis tugas dan tingkat otonomi yang dimiliki guru akan memengaruhi penggunaan jenis fasilitas kantor yang dibutuhkan untuk mengoptimalisasikan kinerja mereka. Sebagai contoh, ruang kerja guru yang membutuhkan tingkat interaksi yang tinggi dengan 22 Donni Juni Priansa, Manajemen Perkantoran, Bandung: Alfabeta, 2013, h. 118. anggota timnya yang lain, akan sangat berbeda dengan ruang kerja yang guru yang kurang membutuhkan interaksi sosial. 2 Arus kerja. Analisis arus kerja dengan mengacu pada pergerakan informasi dan tugas secara horizontal atau vertikal tentunya sangat diperlukan dalam perencanaan tata ruang. Menurut Gie 2000, arus kerja yang efisien akan menempatkan guru dengan pola garis lurus informasi, sehingga akan mengeliminasi backtracking maupun criss- crossing pekerjaan. Misalnya, divisi penagihan mempunyai dokumen utama berupa formulir penagihan, divisi kredit berupa aplikasi kredit, dan departemen pembelian berupa order pembelian. Dengan melacak pergerakan dokumen utama antardepartemenyang dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu persiapan dan penganalisaan arusbagan proses serta mendiagramkan pergerakan dokumen melalui pola arus kerja; pola arus kerja dapat meminimalisir aktivitas kerja yang dapat menimbulkan fenomena bottleneck. 3 Bagan organisasi. Ketika arus kerja secara vertikal, bagan organisasi akan menggambarkan rentang wewenang masing-masing anggota organisasi. Hal ini juga akan mengidentifikasi hubungan kerja antar guru pada level yang sama dan membantu dalam menjelaskan lokasi yang tepat bagi guru ataupun unit kerja. 4 Proyeksi hubungan kerja pada masa datang. Menjelaskan beberapa luas area yang dibutuhkan jika persahaan akan melakukan perluasan atau pengurangan pada masa depan. Perluasan dilakukan karena beberapa hal berikut: a Pengembangan produk baru yang akan membutuhkan guru baru yang mungkin diikuti dengan perluasan area kantor. b Ekspektasi tingkat pertumbuhan sekolah per tahun, baik diukur melalui tingkat laba yang diperoleh maupun tingkat penjualan yang didapat. c Kemungkinan perubahan dalam pengorganisasian kantor yang mungkin membutuhkan penambahan atau pengurangan guru baru.