Tujuan, dan Manfaat Tata Ruang Kantor

lingkungan ruang kantor tampak seperti pemandangan alam terbuka dan merupakan lingkungan yang nyaman, menyegarkan, dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan. a Keuntungan tata ruang kantor berhias adalah: 1 Guru akan merasa nyaman dan betah bekerja 2 Ketegangan saraf dapat berkurang atau dihindarkan 3 Kebisingan atau kegaduhan dapat dihindarkan 4 Pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih efisien, produktivitas kerja dapat meningkat sehingga tjuan organisasi mudah dicapai b Kelemahan tata ruang kantor berhias adalah: 1 Biaya cukup tinggi untuk mengadakan taman dan dekorasi lainnya 2 Biaya pemeliharaan tinggi 3 Memerlukan tenaga ahli yang tidak mudah dan tidak murah. Berdasarkan penjelasan tentang macam-macam tata ruang kantor, makasebuah organisasi atau sekolah bebas menerapkan tata ruang kantor yang seperti apa. Tergantung kesanggupan dan disesuaikan dengan luas ruang kantor yang ada.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Ruang Kantor

Hal-hal yang mengharuskan perubahan suatu tata ruang kantor adalah: 1. Penambahan atau pengurangan guru unitbagian bersangkutan 2. Penambahan atau pergantian perabot atau alat-alat lainnya

3. Perubahan terhadap proses ataupun penyelesaian suatu pekerjaan

4. Perubahan terhadap susunan organisasi atau tugas pokok pekerjaan. 25 Adapun penataan ruang kantor perlu dilakukan ulang jika sudah muncul berbagai masalah atau perubahan sebagai berikut: 1. Lay out yang sudah ada menimbulkan hambatan bagi guru dalam melakukan pekerjaan. Misalnya, suatu pabrik sudah melakukan penyederhanaan prosedur kerja, tetapi lay out-nya tidak mendukung, sehingga pekerjaan terhambat. 2. Adanya keluhan dari guru yang disebabkan kondisi lingkungan fisik tempat kerja. Misalnya, guru di pabrik teh terkena polusi udara karena debu teh yang sedang diolah beterbangan akibat kurangnya ventilasi udara. 3. Mulai menurunnya citra sekolah di mata pelanggan atau tamu sekolah. 4. Organisasi yang semakin berkembang membuat struktur organisasi lebih kompleks, sehingga job description yang semakin banyak membutuhkan lebih banyak guru baru untuk mendudukinya. 5. Lay out yang sudah ada perlu dibenahi lagi karena kurang mendukung perkembangan dan perubahan organisasi. Misalnya, kantor membuka unit baru untuk customer service. 6. Tata ruang yang sudah ada perlu disegarkan kembali sehingga tidak kotor dan monoton atau menimbulkan kebosanan. Misalnya, ganti karpet, ganti warna cat, ganti posisi meja, dan lemari kantor. 26 25 Khaerul Umam. Manajemen Perkantoran. Bandung: Pustaka Setia, 2014, h. 161 26 Hendi Haryadi, Administrasi Perkantoran, Jakarta: Visimedia, 2009, h. 128

g. Langkah-langkah dalam Menyusun Tata Ruang Kantor

Sebelum dimulai membuat konsep menyusun tata ruang, maka terlebih dahulu perlu diketahui langkah-langkah menyusun tata ruang antara lain adalah: 27 a Mengetahui hubungan satuan yang melaksanakan Tata Usaha dengan satuan-satuan kerja lainnya. b Mengetahui sifat pekerjaan rahasia atau tidak rahasia dan pelajari segenap pekerjaan, tentukan urutan pekerjaan, serta ketahui jumlah guru yang terlibat c Satuan pekerjaan yang melayani publik ditempatkan pada tempat yangmudah didtangi orang luar tanpa mengganggu satuan kerja lainnya d Satuan-satuan yang satu sama lain saling berhubungan erat, diupayakan utnuk dikelompokkan pada satu tempat e Satuan pusat yang mengerjakan semua kegiatan ketatausahaan, diupayakan ditempatkan ditengah-tengah yang strategis f Satuan yang tugas pekerjaannya menimbulkan suara gaduh, diletakkan jauh dari satuan kerja yang membutuhkan ketenangan g Membuat gambar denah ruangan dengan memakai skala, cantumkan panjangdan lebar ruangan yang bersangkutan, serta beri tanda, tempat pintu, jendela dan lainnya h Susun letak meja kursi guru dan perabot lainnya, gunakan kertas warna-warni dengan ukuran tertentu, serta beri nomor kode masing-masing i Menyusun dengan konsep tata ruang, dengan memperhitungkan kemungkinan perubahan yang disebabkan oleh: 1 Penambahan atau pengurangan guru 2 Penambahan atau penggantian perabotalat kerja 3 Perubahan penyelesaian prosedur kerja 27 Moekijat, op. cit., h. 127