Pembatasan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Banyak faktor yang memengaruhi kinerja organisasi maupun individu. Tempe mengemukaka bahwa: “Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi kerja atau kinerja seseorang antara lain adalah lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan balik dan administrasi pengupahan” Tempe, 1992: 3. Sedangkan Kopelman menyatakan bahwa: “Kinerja organisasi dipengaruhi oleh empat faktor antara lain yaitu: 1 ligkungan, 2 karakteristik individu, 3 karakteristik organisasi, dan 4 karakteristik pek erjaan” Kopelman, 1986: 16 Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kinerja guru sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu yang terdiri atas: pengetahuan, keterampilan, keamampuan, motivasi, kepercayaan, nilai-nilai, serta sikap. Karakteristik individu sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi dan karakteristik pekerjaan. Karakteristik-karakteristik tersebut dapat dilihat seperti gambar berikut ini: 9 9 Supardi, Kinerja Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2013, h. 50. Menurut Anwar Prabu dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Sekolah, faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan ability dan faktor motivasi motivation. Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis, 1964:484 yang merumuskan bahwa: 1 Human Performance = ability + motivation 2 Motivation = attitude + situation 3 Ability = knowledge + skill KARAKTERISTIK ORGANISASI 1. Imbalan 2. Penetapan tujuan 3. Seleksi 4. Latihan dan pengembangan 5. Kepemimpinan 6. Struktur organisasi KARAKTERISTIK INDIVIDU 1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. Kemampuan 4. Motivasi 5. Kepercayaan ddan nilai-nilai 6. Sikap KINERJA KARAKTERISTIK PEKERJAAN 1. Penilaian pekerjaan 2. Umpan balik prestasi 3. Desain pekerjaan 4. Jadwal kerja 1 Faktor Kemampuan Secara psikologis, kemampuan ability guru terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + skill. Artinya, guru yang memiliki IQ di atas rata-rata IQ 110 – 120 dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. 2 Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap attitude seorang guru dalam menghadapi situasi situation kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri guru ke arah yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi tujuan kerja. David C, McClelland berpendapat bahwa “ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja”. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri guru untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja kinerja dengan predikat terpuji. Selanjutnya McClelland mengemukakan 6 karakteristik dari guru yang memiliki motif berprestasi tinggi, yaitu pertama, memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. Kedua, berani mengambil risiko. Ketiga, memiliki tujuan yang realistis. Keempat, memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang merealisasi tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan balik feed back yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. Keenam, mencari kesemptan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Berdasarkan pendapat McClelland tersebut, guru akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motif berprestasi tinggi. Motif berprestasi yang dimiliki oleh guru harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Hal ini karena motif berprestasi yang