Pembuatan Ransum Basal dan Ransum Perlakuan

2. Pembuatan Ransum Basal dan Ransum Perlakuan

Ransum yang dibuat dalam penelitian yaitu ransum basal. Perlakuan penambahan VCO atau minyak goreng tidak dicampurkan ke dalam ransum basal, namun langsung diberikan melalui cekok kepada tikus perlakuan VCO atau perlakuan minyak goreng. Sementara itu tikus kontrol positif dan kontrol negatif diberikan cekok air, seperti terlihat pada Tabel 15. Sehingga ransum perlakuan adalah merupakan gabungan dari ransum basal ditambah dengan cekok VCO atau minyak goreng. Tabel 15 Rangkuman pemberian cekok sebagai ransum perlakuan No Perlakuan Cekok 1. K + Kontrol Positif Air 2. K- Kontrol Negatif Air 3. VA VCO A VCO A 4. VB VCO B VCO B 5. MG Minyak Goreng Minyak goreng Gambar 9 Foto pelaksanaan cekok tikus. Gambar 9 memperlihatkan foto pelaksanaan cekok. Dosis cekok VCO A atau VCO B atau minyak goreng kelapa yaitu 0,81 ml per hari untuk BB tikus 200 gram. Dosis tersebut didapat dari faktor konversi 0,018 dari asumsi berat manusia 70 kg kepada tikus 200 gram Harmita dan Maksum, 2005 dengan dosis VCO untuk manusia sehari 3 kali 1 sendok makan setara total 45 ml per hari. Perhitungan dosis cekok berdasarkan masing-masing berat badan tikus, dapat dilihat pada Lampiran 11 daftar dosis VCO dan Minyak Goreng Kelapa. Sementara itu dosis cekok air yang diberikan kepada tikus kelompok kontrol positif dan negatif adalah 1 ml, tidak tergantung dengan berapa berat badan tikus. Ransum dasar dibuat dengan bahan-bahan sumber protein, lemak, mineral, air, serat, vitamin dan pati. Bahan sumber protein digunakan kasein, sumber lemak dari minyak jagung, mineral dari mineral mix, air dari air minum dalam kemasan galon merk aqua, serat dari selulosa, vitamin dari vitcom serta pati dari tepung maizena. Dalam pembuatan ransum, didasarkan kepada hasil analisis proksimat kasein yang digunakan sebagai sumber protein dalam ransum. Hasil analisis proksimat kasein dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Hasil analisis proksimat kasein No Parameter Satuan Hasil Metode UjiTeknik 1 Air 8,84 SNI.01-2891-1992, butir 5.1 2 Abu 2,97 SNI.01-2891-1992, butir 6.1 3 Protein N x 6,25 84,20 SNI.01-2891-1992, butir 7.1 4 Lemak 0,22 SNI.01-2891-1992, butir 8.2 5 Serat kasar 0,00 SNI.01-2891-1992, butir 11 6 Total karbohidrat 3,77 Pengurangan Data hasil analisis proksimat kasein seperti pada Tabel 16 tersebut di atas, diaplikasikan kepada rumus ransum yang sudah ditetapkan seperti pada subab metode penelitian. Data tersebut diaplikasikan untuk menghitung persentasi masing-masing nutrisi ransum. Hasil perhitungan persentase nutrisi ransum dirangkum pada Tabel 17, dan lebih rinci disajikan pada Lampiran 12. Tabel 17 Hasil perhitungan persentase nutrisi ransum basal No Parameter Persentase 1. Kasein 11,877 2. Minyak jagung 7,974 3. Mineral mix 4,647 4. Air 3,950 5. Serat 1,000 6. Vitamin mix 1,000 7. Pati jagung 69,552 Total 100 Ransum yang dibuat dalam penelitian, supaya segar atau tidak basi dan atau khawatir bereaksi antara satu sama lain bahan-bahan yang dicampurkan, maka dibuat ransum untuk hanya satu hari perlakuan. Jumlah berat ransum yang diberikan untuk satu ekor tikus per hari perlakuan adalah 20 gram. Berdasarkan data hasil perhitungan persentase nutrisi ransum seperti terlihat pada Tabel 17, maka dapat ditentukan jumlah masing-masing bahan sumber nutrisi tersebut. Misalnya membuat ransum 40 ekor tikus untuk sehari, maka diperlukan ransum dengan jumlah total berat ransum 800 gram. Untuk membuat ransum sejumlah 800 gram, diperlukan bahan-bahan ransum seperti disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 Contoh perhitungan jumlah keperluan bahan ransum sehari untuk 40 ekor tikus Bahan Sumber Perhitungan Jumlah bahan g Kasein Protein 11,877100 x 800 95 Minyak jagung Lemak 7,97100 x 800 64 Mineral Mix Mineral 4,65100 x 800 37 Aqua gallon Air 3,95100 x 800 32 Selulosa Serat 1,0100 x 800 8 Vitcom Vitamin 1,0100 x 800 8 Tepung Maizena Pati 69,55100 x 800 556 Total 800 Berdasarkan hasil pencampuran bahan-bahan ransum, dengan prosedur pembuatan ransum seperti terlihat pada Lampiran 13, kemudian ransum tersebut dibagi 40 dengan berat masing-masing 20 gram dan dikemas dalam kantong plastik plip off. Masing-masing ransum yang sudah dibungkus dalam kantong plastik plip off tersebut, kemudian diberikan kepada tikus dengan cara menuangkannya ke dalam tempat makanan di dalam kandang, seperti terlihat pada Gambar 10. Gambar 10 Foto pemberian ransum basal tikus. Pemberian ransum diusahakan dalam kisaran jam yang sama setiap harinya yaitu dipagi hari. Ransum yang dituangkan ke dalam tempat ransum tidak berdasarkan nomor kandang, karena ransumnya basal, bisa untuk semua kandang. Namun apabila ransumnya sudah dituangkan ke dalam tempat ransum di kandang, maka kantong plastik plip off bekas ransum tersebut harus diberi nomor kode yang sama dengan kandang tikus yang diberi ransum tersebut. Pemberian kode tersebut dimaksudkan untuk tempat menampung kembali sisa ransum yang tidak dimakan tikus pada keesokan harinya. Untuk mengetahui jumlah ransum yang dikonsumsi tikus, maka sisa ransum tersebut kemudian ditimbang dan dicatat.

3. Pengukuran Berat Badan Tikus dan Konsumsi Ransum