Pembuatan Ramsun Basal dan Ransum Perlakuan

b. Pembuatan Ramsun Basal dan Ransum Perlakuan

Pembuatan ransum basal tikus mengikuti metode AOAC 1995. Pemberian ransum dilakukan setiap hari sebanyak 20 gram ekor dengan perhitungan komposisi ransum basalr sebagai berikut : Kasein a = Lemak b = 8 - Mineral c = 5 - Air d = 5 - Serat e = 1 - Vitamin f = 1 Pati = 100 – a + b + c + d + e + f Untuk pemberian ransum perlakuan kepada tikus percobaan yaitu dengan diberikan ransum basal kemudian diberikan juga VCO atau minyak goreng kelapa. Pemberian VCO atau minyak goreng kelapa dilakukan dengan cara dicekok. VCO yang diberikan terdiri dari dua macam yaitu VCO yang dibuat dengan metode penghancuran santan dengan blender dan diikuti dengan sentrifusi mewakili VCO dengan proses tanpa panas dan VCO yang dibuat dengan metode IMC mewakili VCO dengan proses panas terkendali. Sementara itu minyak goreng kelapa mewakili minyak kelapa yang diproses dengan panas tinggi dan dimurnikan secara kimiawi. Ransum menggunakan sumber protein dari kasein, dan sumber lemak dari minyak jagung corn oil. Sementara itu mineral yang digunakan adalah mineral mix yang terdiri dari KI 0,79 g, NaCl 139,30 g, KH 2 PO 4 389,00 g, MgSo 4 anhidrat 53,70 g, CaCO 3 381,40 g, FeSO 4 1,6 x 100 Kadar N sampel a x Kadar Abu Sampel 100 a x Kadar Air Sampel 100 a x Kadar Serat Sampel 100 a x Kadar Lemak Sampel 100 7H 2 O 27,00 g, MnSO 4 2H 2 O 4,01 g, ZnSO 4 7H 2 O 0,55 g, CuSO 4 5H 2 O 0,48 g, dan CoCl 2 6H 2 O 0,02 g Muchtadi, 1989. Air yang digunakan adalah air minum dalam kemasan galon AMDK, dengan sumber serat yaitu selulosa. Vitamin yang digunakan adalah vitcom yang terdiri dari beberapa jenis vitamin, yaitu vitamin A, Vitamin B 1, Vitamin B 2 , Vitamin B 6 , Vitamin B 12 , Vitamin C, Vitamin D 3 , nikotinamidum, kalsium pantotenat, dan vitamin E. Sedangkan jenis pati yang digunakan adalah pati jagung corn starch. Setelah semua tikus dipelihara selama 6 hari untuk diadaptasikan kemudian masing-masing tikus yang akan digunakan dalam penelitian ditimbang dan dicatat berat badannya. Dipilih sebanyak 25 ekor tikus dan dibagi dalam lima kelompok yaitu : 1. Kelompok K - atau kontrol negatif, tikus pada kelompok ini tidak disuntik dengan alloxan tapi hanya diberi ransum basal Tidak DM, tanpa VCO ataupun minyak goreng kelapa, sebagai penggantinya dicekok air. Kode K-1, K-2, K-3, K-4, dan K-5. 2. Kelompok K + atau kontrol positif, tikus pada kelompok ini disuntik dengan alloxan dan diberi ransum basal DM, tanpa VCO ataupun minyak goreng kelapa, sebagai penggantinya dicekok air. K+1, K+2, K+3, K+4, dan K+5. 3. Kelompok VCO A, tikus pada kelompok ini disuntik dengan alloxan dan diberi ransum perlakuan DM + VCO A. Kode VA1, VA2, VA3, VA4, dan VA5. 4. Kelompok VCO B, tikus pada kelompok ini disuntik dengan alloxan dan diberi ransum perlakuan DM + VCO B. Kode VB1, VB2, VB3, VB4, dan VB5. 5. Kelompok minyak goreng kelapa, tikus pada kelompok ini disuntik dengan alloxan dan diberi ransum perlakuan DM + minyak goreng kelapa. Kode MG1, MG2, MG3, MG4, dan MG5. Seluruh tikus percobaan dalam setiap kelompoknya diberi perlakuan selama 28 hari. Selama perlakuan berlangsung dilakukan pengukuran kadar glukosa darah 4 hari sekali, pengukuran berat badan 2 hari sekali, dan pengukuran konsumsi ransum setiap hari.

c. Pengukuran Jumlah Konsumsi Ransum