Faktor-Faktor Terjadinya Perkawinan Bawah Umur

66 meskipun umur anaknya belum cukup umur untuk melangsung perkawinan, mereka mengawinkan anaknya karena faktor ekonomi mereka yang kurang. Dengan mengawinkan anaknya pada umur yang masih muda akan mengurangi beban mereka dan orang tua akan lepas tanggung jawabnya untuk membiayai semua kebutuhan hidupnya. Para orang tua menganggap ketika sudah mengawinkan anaknya beban ekonomi keluarga berkurang, bahkan para orang tua berharap anaknya jika anaknya dapat membantu kehidupan orang tuanya. 64 c. Faktor lingkungan dan pergaulan bebas Lingkungan yang tidak baik akan berakibat kepada perilaku yang tidak baik apalagi buat para remaja atau anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Mereka dengan sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan tempat tinggal mereka maupun lingkungan tempat mereka bersekolah. Pada saat ini pergaulan yangsangat bebas mempengaruhi tingkah laku, dan cara berfikir mereka sehingga membuat pergaulan mereka tidak terkendalikan, sehingga mereka bisa berbuat hal-hal yang tidak diperbolehkan seperti berzina tanpa memikirkan akibatnya. Apalagi saat ini teknologi sudah semakin canggih dan mudah untuk mengakses internet yang berbau pornografi sehingga mereka tidak berfikir lebih panjang untuk melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan yang bisa berakibat pada seks bebas. 64 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Yuli Widodo, S.hi , Lurah di Pamenang, 11 semptember 2014 67 Minimnya penerangan disepanjang jalan pamenang sehingga ada beberapa tempat yang dijadikan tempat pacaran oleh anak-anak sehingga mereka bisa bebas melakukan apa saja tanpa ada yang melihat.

3. Dampak Perkawinan Bawah Umur

Hasil wawancara dengan 15 pelaku perkawinan bawah umur,7 orang tidak merasakan dampak apa-apa setelah mereka kawin. Sedangkan 7 orang lainnya merasakan dampak setelah mereka kawin seperti jadi bahan omongan masyarakat yang berfikiran negatif terhadap mereka, suami yang suka marah dan ringan tangan, dan ada juga yang susah untuk mendapatkan surat-surat penting seperti akta kelahiran anak. Ditemukan ada 1 orang yangmerasakan dampak dari perkawinan bawah umur setelah bercerai dengan suami karena harus mengurus dan membiayai anak sendiri, karena mantan suami tidak pernah memberikan nafkah buat anak setelah bercerai. Dampak Perkawinan Bawah Umur No Dampak Jumlah 1 Cerai di usia muda 2 orang 2 Psikologis bahan obrolan masyarakat 6 orang 3 Susah mendapatkan akte kelahiran anak 1 orang 4 Tidak ada dampak 6 orang Jumlah 15 orang Berikut peneliti uraikan dampak-dampak perkawinan bawah umur di Kelurahan Pamenang yang tercatat tersebut: a. Dampak Terhadap perceraian di usia muda 68 Dalam penelitian ini ditemukan ada 2 pelaku perkawinan bawah umur yang bercerai di usia muda, sehingga mengakibatkan susah dalam mencari nafkah untuk anak karena suami yang sudah tidak memberikan nafkah setelah perceraian. b. Dampak Terhadap Psikologis Secara psikis pola fikiranak belum dewasa dan belum mengerti tentang masalah perkawinan, sehingga sering terjadinya pertengkaran diantara mereka suami istri yang kawin bawah umur.Tingkat keegoisan dari mereka masih labil dan belum terkendali dengan baik dan itu menjadi salah satu pemicu pertengkaran dalam hubungan rumah tangga mereka. Selain itu mereka yang melakukan perkawinan bawah umur sering menjadi bahan obrolan masyarakat sehingga mereka mengurangi interaksi sosial dengan masyarakat sekitar mereka. Berikut ini dampak dari perkawinan bawah umur yang tidak tercatat: a. Sulit untuk mendapatkan surat-surat penting akta kelahiran Hasil peneliti dilapangan ada 1 pelaku perkawinan bawah umur yang sulit mendapatkan akta kelahiran anaknya disebabkan oleh tidak adanya buku nikah sehingga sulit untuk mendapatkan akta kelahiran anaknya.

4. Pandangan Masyarakat Tentang Perkawinan Bawah Umur

69 Menurut hasil wawancara peneliti di lapangan tidak terdapat perbedaan pemikiran antara Pejabat Desa, Tokoh Agama dan Tokoh Adat di kelurahan pamenang.Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Widodo S,hi, kurang setuju adanya perkawinan bawah umur karena belum sesuai dengan umurnya untuk melakukan perkawinan dan kapasitas untuk kepemimpinannya belum matang. 65 Menurut Bapak Suhaeli Yassin,perkawinan bawah umur sangat tidak dianjurkan akan tetapi harus melihat kondisi dan situasi seperti kalau sudah melakukan kesalahan mau tidak mau harus kawin meskipun belum cukup umur. 66 Hasil wawancara dengan Bapak Noerdin Ishaq, sangat tidak setuju akan tetapi mereka yang ingin melakukan perkawinan masih bawah umur atas dasar suka sama suka tidak bisa dilarang, daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka lebih baik mengawinkannya. 67 Meskipun mereka sangat tidak setuju adanya perkawinan bawah umur ada hal-hal yang harus dipertimbangkan lagi jika keadaan yang membuat anak-anakuntuk kawin meskipun belum cukup umur atau suka sama suka dan orang tua takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkanseperti hamil di luar nikah, berbuat zina mau tidak mau orang tua harus mengawinkan anaknya atau menuruti kemauan anaknya. 65 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Yuli Widodo S,hi, Pejabat Desa Kelurahan Pamenang,08 Semptember 2014 66 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Suhaeli Yassin, Tokoh Agama dikelurahan Pamenang, 08 Semptember 2014 67 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Noerdin Ishaq, Tokoh Adat dikelurahan Pamenang, 08 Semptember 2014