PENUTUP Tradisi perkawinan bawah umur di kelurahan pamenang KEC.Pamenang KAB.Merangin Jambi

2 yang sejahtera selamanya dan bukan untuk waktu yang singkat.Lebih jelasnya disebutkan dalam pasal 3 yang menjelaskan tujuan perkawinan yaitu untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warrahmah. Undang-undang perkawinan Indonesia menjelaskan bahwa apabila seorang akan melaksanakan perkawinan harus lebih masak jiwa raganya. Kemasakan jiwa raga ini ditentukan oleh umur seseorang, dimana keadaan fisikjasmani sudah mencapai taraf kematangan. 1 Faktor kematangan seseorang dan batas usia sangat diperlukan bila seseorang akan memasuki jenjang perkawinan, supaya berhasil dalam membina rumah tangga atau keluarga diperlukan persyaratan serta kemampuan dan tanggung jawab yang penuh. Dalam pasal 7 ayat 1 dan 2 Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dinyatakan bahwa : 1. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk itu suami istri perlu melengkapi, agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya untuk mencapai kesejahteraan spiritual dan material. 2. Calon suami istri harus telah siap jiwa dan raganya untuk melangsungkan perkawinan agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada perceraian dan mendapat keturunan yang baik dan sehat. Untuk itu harus dicegah adanya perkawinan calon suami istri yang masih usia muda. 1 M. Daud Ali dan Habibah Daud,Lembaga-lembaga Islam di Indonesia, Jakarta: Grafika Persada, 1995, hal.87. 3 Perkawinan juga mempunyai hubungan dengan masalah kependudukan, yaitu batasan umur yang lebih rendah bagi seorang wanita untuk menikah mengakibatkan laju kelahiran menjadi lebih tinggi jika dihubungkan dengan batas umur yang lebih tinggi.Sehubungan dengan itu, maka Undang-undang perkawinan ini menentukan batas umur minimum bisa melangsungkan perkawinan bagi pria yaitu berumur 19 tahun dan bagi wanita berumur 16 tahun. Meskipun Undang-undang Perkawinan di Indonesia sudah mengatur batas umur minimum untuk bisa melangsungkan perkawinan, namun di tengah-tengah masyarakat masih banyak dijumpai orang yang melakukan perkawinan bawah umur diantaranya adalah di Kelurahan PamenangKec. Pamenang Kab. Merangin, Jambi. Data dari kantor Kelurahan Pamenang menunjukkan bahwa pelaku perkawinan bawah umur ini tercatat sejumlah30 pasangan. 2 Pelaku perkawinan bawah umur di Kelurahan Pamenang tersebut tidak hanya berasal dari kalangan masyarakat ekonomi lemah, tetapi juga dari kalangan masyarakat mapan.Oleh karena banyaknya pelaku perkawinan bawah umur di Kelurahan Pamenang, penulis menilai bahwa permasalahan tersebut cukup menarik dan layak untuk diteliti dan dikaji dalam sebuah skripsi yang berjudul “TRADISI PERKAWINAN BAWAH UMUR DI KELURAHAN PAMENANG KEC. PAMENANG KAB. MERANGIN, JAMBI”. 2 Muzer Ali, Staff Kelurahan Pamenang, 20 Januari 2015