Dampak Perkawinan Bawah Umur

69 Menurut hasil wawancara peneliti di lapangan tidak terdapat perbedaan pemikiran antara Pejabat Desa, Tokoh Agama dan Tokoh Adat di kelurahan pamenang.Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Widodo S,hi, kurang setuju adanya perkawinan bawah umur karena belum sesuai dengan umurnya untuk melakukan perkawinan dan kapasitas untuk kepemimpinannya belum matang. 65 Menurut Bapak Suhaeli Yassin,perkawinan bawah umur sangat tidak dianjurkan akan tetapi harus melihat kondisi dan situasi seperti kalau sudah melakukan kesalahan mau tidak mau harus kawin meskipun belum cukup umur. 66 Hasil wawancara dengan Bapak Noerdin Ishaq, sangat tidak setuju akan tetapi mereka yang ingin melakukan perkawinan masih bawah umur atas dasar suka sama suka tidak bisa dilarang, daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka lebih baik mengawinkannya. 67 Meskipun mereka sangat tidak setuju adanya perkawinan bawah umur ada hal-hal yang harus dipertimbangkan lagi jika keadaan yang membuat anak-anakuntuk kawin meskipun belum cukup umur atau suka sama suka dan orang tua takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkanseperti hamil di luar nikah, berbuat zina mau tidak mau orang tua harus mengawinkan anaknya atau menuruti kemauan anaknya. 65 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Yuli Widodo S,hi, Pejabat Desa Kelurahan Pamenang,08 Semptember 2014 66 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Suhaeli Yassin, Tokoh Agama dikelurahan Pamenang, 08 Semptember 2014 67 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Noerdin Ishaq, Tokoh Adat dikelurahan Pamenang, 08 Semptember 2014 70 Hasil wawancara penulis dengan 15 orang pelaku perkawinan bawah umur, ternyata menurutpengakuan mereka umur tidak menjadi sebuah patokan seseorang untuk kawin.Meskipun mereka kawin di umur yang sangat muda mereka menjalani bahtera rumah tangga dengan baik dan bahagia.Percekcokan dalam rumah tangga adalah hal yang wajar semua orang yang sudah kawin pasti mengalaminya dan mereka pun merasa bahagia dalam perkawinanya, seakan percekcokan itu dianggap hanya sebagai bumbu-bumbu dalam perkawinan yang tidak menimbulkan masalah dalam perkawinannya. Batas usia perkawinan yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Undang-undangan Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Adapun menurut Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dalam pasal 7 menyebutkan bahwa: a. Perkawinan diizinkan jika para pihak pria sudah mencapai umur 19 Sembilan belas tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 enam belas tahun. Kemudian di pertegas lagi dalam pasal 15 ayat 1 KHI Kompilasi Hukum Islam dengan rumusan sebagai berikut: 1 Untuk kemaslahatan keluarga dan rumah tangga, perkawinan hanya boleh dilakukan calon mempelai yang telai mencapai umur yang di tetapkan dalam pasal 7 Undang-undang No. 1 Tahun 1974, yakni calon suami sekurang-kurangnya berumur 19 tahun dan calon istri sekurang-kurangnya berumur 16 tahun.