3
Perkawinan juga mempunyai hubungan dengan masalah kependudukan, yaitu batasan umur yang lebih rendah bagi seorang wanita untuk menikah
mengakibatkan laju kelahiran menjadi lebih tinggi jika dihubungkan dengan batas umur yang lebih tinggi.Sehubungan dengan itu, maka Undang-undang
perkawinan ini menentukan batas umur minimum bisa melangsungkan perkawinan bagi pria yaitu berumur 19 tahun dan bagi wanita berumur 16
tahun. Meskipun Undang-undang Perkawinan di Indonesia sudah mengatur
batas umur minimum untuk bisa melangsungkan perkawinan, namun di tengah-tengah masyarakat masih banyak dijumpai orang yang melakukan
perkawinan bawah umur diantaranya adalah di Kelurahan PamenangKec. Pamenang Kab. Merangin, Jambi. Data dari kantor Kelurahan Pamenang
menunjukkan bahwa pelaku perkawinan bawah umur ini tercatat sejumlah30 pasangan.
2
Pelaku perkawinan bawah umur di Kelurahan Pamenang tersebut tidak hanya berasal dari kalangan masyarakat ekonomi lemah, tetapi juga dari
kalangan masyarakat mapan.Oleh karena banyaknya pelaku perkawinan bawah umur di Kelurahan Pamenang, penulis menilai bahwa permasalahan
tersebut cukup menarik dan layak untuk diteliti dan dikaji dalam sebuah
skripsi yang berjudul “TRADISI PERKAWINAN BAWAH UMUR DI KELURAHAN PAMENANG KEC. PAMENANG KAB. MERANGIN,
JAMBI”.
2
Muzer Ali, Staff Kelurahan Pamenang, 20 Januari 2015
4
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembahasan mengenai perkawinan sangatlah luas.Oleh karena itu, untuk memperjelas penulisan ini penulis membatasi pembahasan hanya
pada persoalan tradisi perkawinan bawah umur yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Pamenang Kec.Pamenang.
Yang dimaksud bawah umur dalam penelitian ini pasangan yang menikah di bawah usia 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi wanita-
wanita.
2. Perumusan Masalah
Dalam Undang-undang Perkawinan batas minimal umur kawin bagi pria 19 tahun dan bagi wanita 16 tahun kecuali adanya dispensasi
nikah dari Pengadilan Agama.Namum dalam realita yang ada di masyarakat banyak yang telah melakukan perkawinan bawah umur tanpa
adanya dispensasi nikah.
Hal inilah yang menyebabkan penulis hendak menulis skripsi ini. Adapun rumusan masalah dapat dirinci dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut: a.
Bagaimana pelaksanaan perkawinan bawah umur di Kelurahan Pamenang Kec. Pamenang?
b. Apa latar belakang maraknya perkawinan di bawah umur di
Kelurahan Pamenang? c.
Apa dampak negatif terhadap rumah tangga yang dibina?
5
d. Bagaimana pandangan masyarakat Kelurahan Pamenang Kec.
Pamenang terhadap tradisi perkawinan bawah umur?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penulisan skripsi ini antara lain:
a. Untuk mengetahui bentuk perkawinan bawah umur di Kelurahan
Pamenang. b.
Untuk mengetahui penyebab perkawinan bawah umur di Kelurahan Pamenang.
c. Untuk mengetahui dampak dari perkawinan bawah umur di Kelurahan
Pamenang. d.
Untuk mengetahui pandangan masyarakat Kelurahan Pamenang tentang tradisi perkawinan bawah umur.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat utama dalam penelitian ini bagi penulis adalah untuk
memperoleh gelar Sarjana Syariah S.Sy fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Manfaat lain dari penelitian ini bagi penulis adalah untuk lebih
memahami tentang tradisi perkawinan yang ada di Kelurahan Pamenang, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
bagi para pembaca dan para ahli hukum.
6
c. Manfaat untuk warga masyarakat pamenang adalah untuk mengetahui
lebihjelas tentang aturan Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 agar dapat mengurangi terjadinya perkawinan bawah umur.
D. Metode Penelitian dan Pedoman Penulisan
1. Metode dan Pendekatan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang menggabungkan antara penelitian hukum normative
dengan penelitian hukum empiris. Penelitian normative atau penelitian kepustakaan adalah penelitian menggunakan data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari bahan-bahan pustaka. Sedangkan penelitian empiris atau lapangan adalah penelitian menggunakan data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari lapangan atau masyarakat berupa wawancara
dengan objek terkait yang berhubungan dengan pembahasan.
Pendekatan dalam penulisan ini diaplikasikan model pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasil data deskriptif analisis,
artinya metode yang yang menggambarkan dan memberikan analisa terhadap kenyataan dilapangan berupa kata-kata tertulis dan lisan dari
orang-orang atau pelaku yang diamati.
3
2. Sumber Data
a.
Data Primer
3
Lexy Maelong J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:PT. Remaja Karya, 2002, Cet. Ke-1, h.3