Pengertian ASI Manfaat ASI

g. Protein Kadar protein dalam ASI relatif rendah 0,8 – 1,0 . Konsentrasi protein yang disintesis oleh kelenjar mammae lebih dipengaruhi oleh usia bayi dari pada intake ibu dan serum protein ibu. Protein yang disintesis lebih beragam karena hormon-hormon mengatur ekspresi gen dan membantu perubahan sintesis protein. Meskipun konsentrasinya relatif rendah, protein ASI sangat penting baik bernilai nutritif ataun non-nutritif. Protein dan turunannya seperti peptida, menunjukkan efek antivirus dan antimikroba. Dua protein susu, yaitu lactadherin dan mucin bersifat sangat glycosylate. Protein ini adalah modifikasi yang masing-masing memiliki kemampuan untuk melindungi bayi terhadap rotavirus dan Escheria coli Molinari et al, 2013. Kasein adalah komponen protein yang banyak dalam ASI matur. Kasein, kalsium pospat, dan ion-ion yang lain termasuk magnesium dan sitrat muncul sebagai agregat dan sumber warna putih dalam susu. Protein whey adalah protein yang tetap larut dalam air setelah diendapkan dari susu oleh asam atau enzim. Protein whey terkandung dalam susu dan protein serum, enzim, dan imunoglobulin diantara yang lain. Konsentrasi protein total menurun di dua bulan pertama laktasi, baik pada ibu matur dan prematur. Setelah diamati antara susu matur dan prematur pada hari 7, 14, dan 30. Di dalam susu matur, konsentrasi protein tertinggi pada hari ke-7 pada 17,9 grL dan penurunan selama menyusui dengan konsentrasi protein pada hari 14 dan 30 secara signifikan lebih rendah daripada konsentrasi susu matur. Dalam susu prematur, konsentrasi tertinggi pada hari ke- 7 pada 19,3 grL dan tetap tinggi di minggu kedua, menurun hanya sedikit menjadi 17,5 grL pada hari 14 Molinari et al, 2013. h. Nitrogen non-protein Nitrogen non-protein menyediakan 20 – 25 dari nitrogen dalam susu. Jumlah urea 30 – 50 dari nitrogen non-protein, dan nukleotida 20 , tergantung pada tahap laktasi dan diet ibu. Beberapa nitrogen ini tersedia untuk bayi, berguna untuk memproduksi asam amino nonesensial. Beberapa nitrogen nonprotein digunakan untuk memproduksi protein lain seperti hormon, faktor pertumbuhan, asam amino bebas, asam nukleat, nukleotida, dan karnitin. i. Karbohidrat dalam ASI Laktosa adalah karbohidrat yang dominan dalam ASI. Karbohidrat lain seperti monosakarida, polisakarida, oligosakarida, dan protein pengikat karbohidrat. Sebagai komponen karbohidrat terbanyak kedua, oligosakarida menyumbangkan kalori dengan osmolalitas yang rendah, menstimulasi pertumbuhan dari bakteri bifidus di dalam saluran pencernaan, dan menghambat pertumbuhan E. coli dan bakteri berbahaya lain. Oligosakarida adalah karbohidrat rantai panjang yang terdapat laktosa pada salah satu ujungnya. Oligosakarida bisa bebas atau berikatan dengan protein glikoprotein, atau berikatan dengan lemak glikolipid, atau berikatan dengan struktur yang lain. Oligosakarida dalam ASI mencegah terikatnya mikroorganisme patogen di dalam saluran pencernaan, sehingga mencegah infeksi dan diare Judith, 2011. j. Vitamin 1 Vitamin larut lemak a Vitamin A. Beberapa vitamin A dalam bentuk beta- karoten memberikan warna kuning pada kolostrum. Dalam ASI matur, vitamin A sebesar 75 µgdL atau 280 IUdL. Kadar ini adekuat untuk kebutuhan bayi. b Vitamin D. Vitamin D ada dalam kompartemen lemak dan air dalam ASI. Kadar vitamin D dalam ASI berbeda tergantung diet ibu dan pajanan oleh sinar matahari. Ibu yang sering terpapar sinar matahari dilaporkan kadar vitamin D meningkat sepuluh kali lipat Judith, 2011. Status vitamin D pada ibu mempengaruhi konsentrasi vitamin D pada ASI Yin et al, 2012. c Vitamin E. ASI mengandung 40 µg vitamin E per gram lemak susu. Kadar alpha-tokoferol menurun dari kolostrum ke susu transisional sampai ke susu matur, sedangkan beta dan gamma tokoferol cenderung stabil

Dokumen yang terkait

Gambaran keluarga dalam memutuskan tindakan kesehatan pada keluarga dengan stroke berulang di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur

0 6 125

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Buruk Pada Balita di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur

2 7 136

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TEKNIK MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Teknik Menyusui Terhadap Pengetahuan Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Sukoharjo.

0 3 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TEKNIK MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN PADA Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Teknik Menyusui Terhadap Pengetahuan Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Sukoharjo.

0 3 12

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POLA Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pola Asuh Anak Usia Bayi (Infant) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura.

0 3 18

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POLA Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pola Asuh Anak Usia Bayi (Infant) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DAN DUKUNGAN TEMPAT KERJA Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Manajemen Laktasi Dan Dukungan Tempat Kerja Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas Ka

2 12 62

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DAN DUKUNGAN TEMPAT KERJA Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Manajemen Laktasi Dan Dukungan Tempat Kerja Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas Ka

0 0 13

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

0 0 10

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG METODE AMENORE LAKTASI TERHADAP PENGETAHUAN KONTRASEPSI PADA IBU PRIMIPARA DI PUSKESMAS PIYUNGAN

0 0 12