hal ini perlu diteliti kembali karena pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang spesifik, yaitu pengetahuan tentang nutrisi ibu menyusui.
Sehingga tidak setiap responden memiliki pengetahuan yang baik tentang nutrisi ibu menyusui. Maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan
tingkat pendidikan terhadap pengetahuan tentang nutrisi ibu laktasi. Karakteristik responden berikutnya adalah pekerjaan. Pekerjaan
responden dikelompokkan menjadi bekerja dan tidak bekerja. Hasil dari penelitian didapatkan mayoritas responden tidak bekerja yaitu 24 responden.
Pekerjaan responden berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan. Karena seseorang yang bekerja di luar rumah cenderung memiliki akses yang baik
terhadap informasi dibandingkan seseorang yang sehari-hari berada di rumah Arikunto, 2006. Namun, jenis pekerjaan dan tempat bekerja yang berbeda
akan mempengaruhi informasi yang diperoleh. Maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan terhadap pengetahuan tentang
nutrisi ibu laktasi. Tingkat pendapatan kepala keluarga dikelompokkan berdasarkan UMR
Upah Minimum Regional yaitu 2.710.000 jutabulan. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas kepala keluarga responden memiliki penghasilan di
bawah UMR 2.710.000 jutabulan yaitu 17 responden. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, seseorang dengan tingkat upah yang tinggi, dapat
menjangkau kebutuhan yang diperlukan termasuk kebutuhan nutrisinya Hapsari, 2013. Selain itu, seseorang dengan tingkat upah yang tinggi dapat
mudah mengakses layanan kesehatan yang lebih baik. Maka, hal ini perlu diteliti kembali mengenai hubungan tingkat pendapatan keluarga dengan
pengetahuan dan pola perilaku makan yang sehat, karena kebutuhan dan prioritas pembelanjaan setiap keluarga berbeda-beda.
B. Pengetahuan Responden
Seseorang memerlukan nutrisi untuk menjaga agar tubuhnya dapat melakukan segala proses fisiologinya Stedman, 2004. Nutrisi yang terdiri
dari sumber energi, zat pengatur, dan zat pelindung, dan segala proses yang terjadi dalam tubuh manusia. Bila seseorang salah dalam mengkonsumsi
makanan maka akan menimbulkan dampak buruk, diantaranya adalah status gizi individu Almatsier, 2009. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Nadimin, et al. 2010 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi ibu menyusui di wilayah kerja puskesmas Moncobalang
kabupaten Gowa yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara pola makan dan status gizi ibu menyusui.
Sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus Nursalam Efendi 2008, artinya pola makan merupakan respon dari pengetahuan yang
dimiliki oleh individu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Istiningtyas 2010 yang menyatakan bahwa sikap pola makan dipengaruhi
oleh pengetahuan, meskipun peningkatan pengetahuan saja tidak dapat mengubah sikap seseorang dalam jangka waktu pendek. Dalam teori Health
Belief Model menekankan pada peranan persepsi seseorang terhadap kerentanan suatu penyakit dan keefektifan potensial dalam pengobatan
Bensley, 2008. Salah satu upaya untuk mengubah persepsi individu adalah memberikan informasi, sehingga pengetahuannya tentang nutrisi bagi ibu
laktasi baik. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan pengetahuan
individu tentang nutrisi ibu laktasi yang diberikan pendidikan kesehatan. Oleh sebab itu, perlu adanya pendidikan kesehatan yang efektif untuk meningkatka
pengetahuan tentang nutrisi ibu laktasi. Persepsi kerentanan perceived susceptibility terhadap suatu penyakit
akan mempengaruhi tindakan pencegahan dari individu, artinya risiko penyakit yang akan muncul dapat mendorong individu agar bertindak untuk
mencegah penyakit tersebut Bensley, 2008. Hal ini didukung yang dilakukan oleh Khosidah Purwanti 2014 yang berjudul Persepsi ibu
rumah tangga tentang VCT terhadap perilaku pencegahan HIVAIDS menyatakan bahwa ada pengaruh secara bersama-sama variabel persepsi
kerentanan HIVAIDS dan variabel faktor pencetus terhadap perilaku VCT. Oleh sebab itu, perlu diberikan informasi tentang dampak yang mungkin
ditimbulkan jika tidak melakukan Dalam Penelitian ini, informasi tentang persepsi kerentanan disampaikan melalui pernyataan kuesioner poin ke 21
dan 22, bahwa ibu dengan asupan nutrisi kurang, akan berdampak pada kesehatan bayi. Selain itu, tumbuh kembang bayi dapat tetap atau menurun
karena kebutuhan ASI-nya tidak cukup. Persepsi keseriusan perceived seriousness, yaitu apabila risiko yang
muncul benar terjadi maka akan menerima konsekuensi yang berat, seperti kebutuhan bayi dan ibu tidak terpenuhi secara maksimal Edberg, 2009.
Kombinasi persepsi kerentanan dan persepsi keseriusan akan menimbulkan persepsi ancaman, maka seseorang akan merubah perilakunya berdasarkan
persepsi ancaman dari risiko yang akan ditimbulkan Glanz, 2008. Maka