Diagnosis HIV pada Anak

Pada umumnya kondisi tubuh sangat lemah, aktivitas ditempat tidur 50, terjadi HIV wasting syndrome, semakin bertambahnya infeksi opurtunistik seperti Pneumonia Pneumocystis carinii, Toksoplasmosis otak, Diare Kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan, Kriptosporidiosis ekstrapulmonal, Retinitis virus sitomegalo, Herpes simpleks mukomutan 1 bulan, Leukoensefalopati multifocal progresif, Mikosis diseminata seperti histopasmosis, Kandidiasis di esophagus, trakea, bronkus, dan paru, Tuberkulosis di luar paru, Limfoma, Sarkoma Kaposi, serta Ensefalopati HIV. 2.5.3. Diagnosis HIV pada Bayi 16 Bayi yang tertular HIV dari ibu bisa saja tampak normal secara klinis selama periode neonatal. Penyakit penanda AIDS tersering yang ditemukan pada anak adalah pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii. Gejala umum yang ditemukan pada bayi dengan infeksi HIV adalah gangguan tumbuh kembang, Kandidiasis oral, Diare kronis, atau Hepatosplenomegali. Tes paling spesifik untuk mengidentifikasi infeksi HIV pada bayi adalah PCR Polymerase chain reaction, hal ini disebabkan karena antibodi ibu yang masih bisa dideteksi pada bayi sampai bayi berusia 18 bulan, maka tes ELISA dan Western Blot akan positif meskipun bayi tidak terinfeksi HIV.

2.5.4. Diagnosis HIV pada Anak

16 Anak-anak berusia 18 bulan bisa didiagnosis dengan menggunakan kombinasi antara gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Anak dengan HIV sering mengalami infeksi bakteri kambuh-kambuhan, gagal tumbuh atau wasting, Limfadenopati menetap, keterlambatan berkembang, sariawan pada mulut dan faring. Universitas Sumatera Utara Terdapat dua klasifikasi yang biasa digunakan untuk mendiagnosis anak dengan HIV yaitu : a. Klasifikasi menurut CDC a.1. Kategori N : gejala ringan Anak yang tidak mempunyai tanda dan gejala sebagai akibat infeksi HIV atau hanya mempunyai satu keadaan yang terdapat pada kategori A. a.2. Kategori A : gejala sedang Anak dengan 2 atau lebih kriteria seperti Limfadenopati 0,5cm, Hepatomegali, Splenomegali, Dermatitis, Parotitis, Infeksi pernafasan bagian atas menetap atau berulang, Sinusitis, atau Otitis media, namun tidak menunjukkan adanya kondisi yang tertera pada kategori B dan C : a.3. Kategori B : gejala sedang Anak dengan gejala selain daripada yang tertera pada kategori A atau C yang menunjukkan adanya infeksi HIV, misalnya Anemia 8gdl, Neutropenia 1000mm 3 , atau Trombositopenia 100.000mm 3 menetap 30 hari, Meningitis bakterial, Pneumonia atau sepsis, Kandidiasis orofaringeal yang menetap 2 bulan pada anak usia 6 bulan, Diare kronis yang berulang, Hepatitis, Stomatitis virus Herpes simplex berulang 2 episode dalam 1 tahun, Bronkitis, Pneumonitis, terserang Herpes zoster sampai 2 kali atau lebih, Leiomiosarkoma, Pneumonia interstitial limfoid atau lymphoid hyperplasia complex, Nefropati, demam lebih dari 1 bulan, Varisella berat. a.4. Kategori C : gejala berat Universitas Sumatera Utara Anak yang menunjukkan gejala seperti yang tertera pada definisi kasus HIV, kecuali Pneumonia interstitial limfoid masuk kategori B. Dijumpai adanya infeksi bakteri berat, sering atau kambuh-kambuh, Kandidiasis esophagus atau paru trakeal, bronkus, dan paru, Coccidiomicosis berat, Pneumonia akibat Pneumocystis carinii, Toksoplasmosis otak, Diare Kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan, Ensefalopati, Histoplasmosis berat, Sarcoma Kaposi, Limfoma terutama di otak, Tuberkulosis, Leukoensefalopati multifocal progresif, Tuberkulosis di luar paru, HIV wasting syndrome yaitu penurunan BB 10, disertai diare dan demam 30 hari terus menerus. b. Klasifikasi WHO WHO mengembangkan diagnosis HIV hanya berdasarkan penyakit klinis dengan mengelompokkan tanda dan gejala dalam kriteria mayor dan minor. Seorang anak yang mempunyai 2 gejala mayor dan 2 gejala minor bisa didiagnosis HIV meskipun tanpa pemeriksaan ELISA atau tes laboratorium lainnya. Berikut ini adalah tanda-tanda gejala mayor dan minor untuk mendiagnosis HIV berdasarkan klasifikasi WHO. b.1. Gejala mayor Gagal tumbuh kembang atau penurunan berat badan, Diare kronis, demam memanjang tanpa sebab serta Tuberkulosis. b.2. Gejala minor Universitas Sumatera Utara Limfadenopati, Kandidiasis oral, batuk menetap, Distress pernapasanPneumonia, infeksi berulang, serta infeksi kulit generalisata.

2.6. Metode Pengambilan Darah Tes HIV