tahun, pada penderita dengan status belum kawin memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, ibu rumah tangga dan PSK masing-masing 1 orang dan 2 orang balita
dengan faktor risiko perinatal dan umur termuda yaitu 1 tahun. Terdapat 14,8 penderita dengan status perkawinan janda, 1 orang diantaranya merupakan ibu rumah
tangga dan 3 orang dengan pekerjaan sebagai PSK dengan usia termuda yaitu 23 tahun.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji Chi Square terdapat 2 sel 33,3 yang nilai harapannya kurang dari 5 sehingga analisa dengan menggunakan uji ini
tidak dapat dilakukan.
6.2.2. Umur berdasarkan Faktor Risiko
Umur penderita HIVAIDS di Puskesmas Tanjung Morawa Agustus 2006- Mei 2010 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.11. Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Faktor Risiko Pada Penderita HIVAIDS di Puskesmas Tanjung Morawa Agustus
2006-Mei 2010 Dari gambar 6.11. diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita HIVAIDS
dengan faktor risiko hubungan seksual maupun non seksual tertinggi pada kelompok umur 15-39 tahun 88,6 dan 95,2.
Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji Chi Square terdapat 4 sel 66,7 yang nilai harapannya kurang dari 5 sehingga analisa dengan menggunakan
uji ini tidak dapat dilakukan. Menurut penelitian Nurviana data 2005-2007 desain case series di Klinik
VCT RSU Dr. Pirngadi Medan mencatat bahwa penderita HIVAIDS pada kelompok umur 20-39 tahun paling banyak tertular melalui faktor risiko yang berasal dari
perilaku sendiri yaitu melalui hubungan seksual dan IDU 89,1.
13
Sesuai dengan laporan Departemen Kesehatan RI sampai dengan Desember 2009 bahwa proporsi cara penularan kasus AIDS kumulatif yang dilaporkan tertinggi
melalui heteroseksual 50,3 dan IDU 40,2 dan kelompok umur tertinggi penderita AIDS dilaporkan pada kelompok umur 20-39 tahun 79,21.
10
6.2.3. Jenis Kelamin Berdasarkan Faktor Risiko
Jenis kelamin penderita HIVAIDS di Puskesmas Tanjung Morawa Agustus 2006-Mei 2010 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.12. Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Faktor Risiko Pada Penderita HIVAIDS di Puskesmas Tanjung
Morawa Agustus 2006-Mei 2010
Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p0,05, artinya ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin
berdasarkan faktor risiko. Proporsi penderita HIVAIDS dengan faktor risiko hubungan seksual secara bermakna 68,6 lebih tinggi pada perempuan dan
proporsi penderita HIVAIDS dengan faktor risiko non seksual secara bermakna 93,5 lebih tinggi pada laki-laki.
Seperti diketahui bahwa penularan HIVAIDS lebih besar melalui IDU dan heteroseksual, dan diasumsikan bahwa penularan melalui IDU lebih tinggi pada laki-
laki dibanding perempuan. Hal ini sesuai dengan laporan Departemen Kesehatan RI sampai dengan Desember 2009 bahwa presentase kumulatif pengguna napza suntik
tertinggi adalah laki-laki 91,8
10
Universitas Sumatera Utara
Penularan secara heteroseksual lebih tinggi pada perempuan, hal ini terkait dengan fisiologi organ reproduksi perempuan lebih rentan tertular HIV dibandingkan
organ reproduksi laki-laki karena berada di bagian dalam tubuh. Bagian dalam vagina berselaput lendir dan memiliki lipatan-lipatan yang membuat penampang
vagina menjadi lebih luas sehingga lebih rentan terinfeksi HIV dibandingkan organ reproduksi laki-laki. Hubungan seksual melalui vagina disertai kekerasan lebih
berpotensi menimbulkan luka pada organ reproduksi perempuan. Luka itu menjadi pintu masuk bagi HIV yang berada dalam cairan sperma laki-laki yang telah
terinfeksi HIV ke tubuh perempuan. Statistik memperlihatkan, perempuan 2-4 kali lebih rentan tertular HIVAIDS dibandingkan laki-laki.
36
6.2.4. Status Perkawinan Berdasarkan Faktor Risiko