penjelasan yang memadai tentang keadaan penderita, dan bantuan mempersiapkan pemakaman.
2.8. VCT Voluntary Counseling and Testing
2.8.1. Definisi VCT
Konseling HIVAIDS adalah dialog antara seseorang klien dengan pelayan kesehatan konselor yang bersifat rahasia, sehingga memungkinkan orang tersebut
mampu menyesuaikan atau mengadaptasikan diri dengan stress dan sanggup membuat keputusan bertindak berkaitan dengan HIVAIDS.
16
Konseling dalam VCT adalah kegiatan konseling yang menyediakan dukungan psikologis, informasi dan
pengetahuan HIVAIDS, mencegah penularan HIV, mempromosikan perubahan perilaku yang bertanggungjawab, pengobatan ARV dan memastikan pemecahan
berbagai masalah terkait dengan HIVAIDS.
33
VCT adalah proses konseling pra testing, konseling post testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat confidential dan secara lebih dini membantu orang
mengetahui status HIV. Konseling pra testing memberikan pengetahuan tentang HIV dan manfaat testing, pengambilan keputusan untuk testing, dan perencanaan atas isu
HIV yang akan dihadapi. Konseling post testing membantu seseorang untuk mengerti dan menerima status HIV+ dan merujuk pada layanan dukungan.
12
2.8.2. Tujuan VCT
16
VCT mempunyai tujuan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Upaya pencegahan HIVAIDS.
b. Upaya untuk mengurangi kegelisahan, meningkatkan persepsipengetahuan klien
tentang faktor-faktor risiko penyebab seseorang terinfeksi HIV. c.
Upaya pengembangan perubahan perilaku klien, sehingga secara dini mengarahkan klien menuju ke program pelayanan dan dukungan termasuk akses
terapi antiretroviral, serta membantu mengurangi stigma dalam masyarakat.
2.8.3. Tahap VCT a. Sebelum Deteksi HIV Pra Konseling
Pra konseling disebut juga konseling pencegahan AIDS. Dua hal yang penting dalam konseling ini, yaitu aplikasi perilaku klien yang menyebabkan klien dapat
berisiko tinggi terinfeksi HIVAIDS dan apakah klien mengetahui HIVAIDS dengan benar. Tujuan konseling pra tes HIV ini adalah agar klien memahami benar kegunaan
tes HIVAIDS, klien dapat menilai risiko dan mengerti persoalan dirinya, klien dapat menurunkan rasa kecemasannya, klien dapat membuat rencana penyesuaian diri
dalam kehidupannya, klien memilih dan memahami apakah ia akan melakukan tes darah HIVAIDS atau tidak.
16
b. Informed Consent – Testing HIV