Letak Puskesmas Tanjung Morawa yang berada dipertengahan antara Medan dan Lubuk Pakam, adanya bantuan LSM setempat yang bergerak di bidang kesehatan
khususnya HIVAIDS membuat Puskesmas ini juga menjadi tempat orang yang berasal dari luar wilayah kerja puskesmas ini untuk datang memeriksakan dirinya.
Berdasarkan laporan bulanan di Klinik VCT Puskesmas Tanjung Morawa, penderita HIVAIDS yang berasal dari luar wilayah kerja puskesmas bervariasi diantaranya ada
yang berasal dari Batang Kuis, Butu Bedimbar, Medan, Perbaungan, Pematang Siantar, Sembahe, Pantai Cermin dan Tapanuli Selatan. Oleh karena itu, proporsi
penderita HIVAIDS yang berasal dari luar wilayah kerja puskesmas juga lumayan tinggi.
6.1.2. Distribusi Proporsi Berdasarkan Faktor Risiko
Proporsi penderita HIVAIDS berdasarkan faktor risiko di Puskesmas Tanjung Morawa Agustus 2006 - Mei 2010 dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.7. Diagram Bar
Distribusi Proporsi Penderita
HIVAIDS Berdasarkan Faktor Risiko di Puskesmas Tanjung Morawa
Agustus 2006-Mei 2010
Berdasarkan Gambar 6.7. dapat diketahui bahwa proporsi penderita HIVAIDS berdasarkan faktor risiko tertinggi adalah IDU 61,9 dan terendah
terendah IDU+ Heteroseksual dan IDU+Heteroseksual+Tato masing-masing 1. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya jumlah pengguna obat-obat terlarang
di Indonesia terutama di kalangan remaja dan kelompok dewasa muda.
38
Kenyataan bahwa 39,2 kasus HIVAIDS di Puskesmas Tanjung Morawa teradapat pada
kelompok umur 26-30 tahun mengindikasikan bahwa mereka tertular HIV pada umur yang masih sangat muda. Hal ini sejalan pula dengan fakta bahwa penyalahguna
napza sebagian besar adalah remaja dan dewasa muda. Berdasarkan laporan monitoring VCT dari Departemen Kesehatan RI sampai
dengan Juni 2009 presentase kumulatif infeksi HIV pada kelompok risiko tertinggi dilaporkan pada kelompok IDU 52,18.
10
Menurut laporan Dinas Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara sampai April 2009, jumlah kumulatif HIVAIDS berdasarkan faktor risiko IDU 40,39 menempati urutan kedua setelah faktor risiko
heteroseksual 44,46.
12
Karakteristik penderita HIVAIDS dengan faktor risiko perinatal yaitu satu orang dengan jenis kelamin laki-laki, usia 5 tahun, Suku Jawa, berasal dari luar
wilayah kerja puskesmas. Dua orang dengan jenis kelamin perempuan. Berusia 1 tahun, Suku Melayu, kedua orang tuanya merupakan penderita AIDS dengan faktor
risiko orang tua laki-laki IDU dan orang tua perempuan melalui Heteroseksual dan kedua orang tua anak tersebut telah meninggal dunia. Seorang penderita berusia 3
tahun, Suku Batak Karo, kedua orang tuanya merupakan penderita HIVAIDS dengan faktor risiko IDU, pekerjaan orang tua laki-laki wiraswasta dan orang tua perempuan
sebagai ibu rumah tangga. Masing-masing berasal dari wilayah kerja puskesmas.
6.1.3. Distribusi Proporsi Berdasarkan Tempat Dirujuk