Metode ini dilakukan dengan sukarela oleh seseorang untuk diperiksa darahnya tetapi hasilnya hanya diketahui oleh petugas kesehatan tertentu dan petugas
ini harus merahasiakannya.
2.6.4. Mandatory
Metode ini dilakukan terhadap semua orang yang mempunyai maksud tertentu. Pemeriksaan ini dilandasi suatu dasar hukum sehingga tidak ada yang dapat
menghindar dari pemeriksaan ini.
2.6.5. Compulsatory
Metode ini biasa dilakukan pada kelompok masyarakat yang kemerdekaannya dibatasi, misalnya seperti narapidana, pusat rehabilitasi narkotika, para resosialisasi
PSK. Kelompok ini biasanya diwajibkan untuk mengikuti pemeriksaan anti HIV.
2.7. Pencegahan HIVAIDS
2.7.1. Pencegahan Primer
Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya agar orang sehat tetap sehat atau mencegah orang sehat menjadi sakit.
32
Pencegahan primer merupakan hal yang paling penting, terutama dalam merubah perilaku. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
28
a. Pencegahan dilakukan dengan tindakan seks yang aman dengan pendekatan
“ABC” yaitu, Abstinence, artinya absen seks ataupun tidak melakukan hubungan seks bagi orang yang belum menikah merupakan metode paling aman untuk
mencegah penularan HIVAIDS melalui hubungan seksual, jika tidak
Universitas Sumatera Utara
memungkinkan pilihan kedua adalah Be Faithful, artinya tidak berganti-ganti pasangan. Jika kedua hal tersebut tidak memungkinkan juga, maka pilihan
berikutnya adalah penggunaan kondom secara konsisten Use Condom. b.
Berhenti menjadi pengguna NAPZA terutama narkotika suntikan, atau mengusahakan agar selalu menggunakan jarum suntik yang steril serta tidak
mengunakannya secara bersama-sama. c.
Di sarana pelayanan kesehatan harus dipahami dan diterapkan kewaspadaan universal universal precaution untuk mengurangi risiko penularan HIV melalui
darah. Kewaspadaan universal ini meliputi cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan, penggunaan alat
pelindung yang sesuai untuk setiap tindakan, pengelolaan dan pembuangan alat tajam secara hati-hati, pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan melakukan
dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi dengan benar. d.
Pencegahan penyebaran melalui darah dan donor darah dilakukan dengan skrining adanya antibodi HIV, demikian pula semua organ yang akan didonorkan,
serta menghindari transfusi, suntikan, jahitan dan tindakan invasif lainnya yang kurang perlu.
e. WHO mencanangkan empat strategi untuk mencegah penularan vertikal dari ibu
kepada anak yaitu dengan cara mencegah jangan sampai wanita terinfeksi HIVAIDS, apabila sudah terinfeksi HIVAIDS mengusahakan supaya tidak
terjadi kehamilan, bila sudah hamil dilakukan pencegahan supaya tidak menular
Universitas Sumatera Utara
dari ibu kepada bayinya dan bila sudah terinfeksi diberikan dukungan serta perawatan bagi ODHA dan keluarganya.
16
2.7.2. Pencegahan Sekunder