yang dibentuk melalui faktor-faktor lingkungan, termasuk pasar, kekeluargaan dan persahabatan.
Jenis lainnya dari jaringan terdiri dari perkumpulan, dimana anggotanya dihubungkan secara horizontal. Jaringan seperti ini sering secara jelas
menggambarkan struktur, peran dan peraturan yang memerintah bagaimana anggota kelompok bekerjasama untuk mencapai tujuan utama. Jaringan ini juga memiliki
potensi alami untuk membantu diri sendiri, bantuan mutual, solidaritas dan upaya- upaya kerjasama dalam kelompok. “Mata Rantai” vertical modal sosial disisi lain,
termasuk hubungan dan interaksi di antara kelompok dan pemimpinnya dan memperluas hubungan antara kampung, pemerintah dan pasar.
2.3.2. Trust kepercayaan dan Solidaritas
Trust atau rasa percaya mempercayai adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari oleh perasaan
yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung paling tidak,
tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya Putnam, 1990, 1995, dan 2002. Dalam pandangan Fukuyama 1995, 2002, trust adalah sikap saling
mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial.
Berbagai tindakan kolektif yang didasari atas saling mempercayai yang tinggi akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam konteks membangun kemajuan
bersama. Kehancuran rasa saling percaya dalam masyarakat, akan saling mengundang
Universitas Sumatera Utara
hadirnya berbagai problematik sosial yang serius. Masyarakat yang kurang memiliki perasaan saling mempercayai akan sulit menghindari berbagai situasi kerawanan
sosial dan ekonomi yang mengancam. Semangat kolektifitas tenggelam dan partisipasi masyarakat untuk membangun bagi kepentingan kehidupan yang lebih
baik akan hilang. Lambat laun akan mendatangkan biaya tinggi bagi pembangunan karena masyarakat cenderung bersikap apatis dan hanya menunggu apa yang akan
diberikan oleh pemerintah. Jika saling mempercayai telah luntur maka yang akan terjadi adalah sikap-sikap yang menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku.
Menurut Fukuyama 2003 bahwa, trust sebagai komponen ekonomi yang relevan melekat pada kultur yang ada pada masyarakat yang akan membentuk
kekayaan modal sosial. Sedangkan Fukuyama 1995 meyakini bahwa dimensi trust merupakan warna dari suatu sistem kesejahteraan bangsa. Kemampuan berkompetisi
akan tercipta dan dikondisikan oleh satu karakteristik yang tumbuh di masyarakat yaitu trust.
Trust akan kehilangan daya optimalnya ketika mengabaikan salah satu spektrum penting yang ada di dalamnya, yaitu rentang rasa mempercayai the radius of trust.
Pada kelompok, asosiasi atau bentuk-bentuk group lainnya yang berorientasi inward looking cenderung memiliki the radius of trust yang sempit. Kelompok ini
kemungkinan akan memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk mengembangkan modal sosial yang kuat dan menguntungkan. Dimensi modal sosial ini menunjuk
secara luas pada orang-orang yang merasa bahwa mereka bisa percaya kepada hubungan keluarga, ketetanggaan, kolega, kenalan, penyedia layana kunci, bahkan
Universitas Sumatera Utara
orang lain untuk membantu mereka atau sedikitnya tidak akan terjadi kejahatan. Menggambarkan “kepercayaan” dalam konteks sosial adalah suatu prasayarat untuk
bisa memahami kompleksitas hubungan manusia. Kadang-kadang kepercayaan merupakan pilihan, pada saat yang lain kepercayaan mencerminkan ketergantungan
yang penting yang didasarkan pada peningkatan kontak atau jaringan yang lebih dekat. Perbedaan tak terbatas antara kedua rangkaian ini sangat penting untuk bisa
memahami jarak hubungan sosial masyarakat dan kemampuan hubungan ini untuk bertahan dalam kesulitan atau dengan cepat bisa mengubah keadaan.
Untuk mengukur modal sosial dua jenis dari indikator digunakan. indikator masukan meliputi kesetiakawanan dan percaya. Kepercayaan adalah dibagi menjadi
percaya kepada tetangga dan percaya kepada anggota lainnya. Kepercayaan sosial adalah salah teori dimensi modal sosial, terdiri dari kompleks sub-dimensions,
sedemikian sehingga banyak dari pertanyaan-pertanyaan pada umumnya diminta dari para informan untuk mengukur tingkat kepercayaan sosial.
Durkheim Lawang, 1994 menyatakan bahwa solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada
perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu
dan kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dari
hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga memperkuat hubungan antar mereka. Menurut Durkheim, berdasarkan hasilnya, solidaritas dapat
Universitas Sumatera Utara
dibedakan antara solidaritas positif dan solidaritas negatif. Solidaritas negatif tidak menghasilkan integrasi apapun, dan dengan demikian tidak memiliki kekhususan,
sedangkan solidaritas positif dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri :
Mengikat individu pada masyarakat secara langsung, tanpa perantara
Suatu sistem-sitem fungsi yang berbeda dan khusus, yang menyatukan hubungan-hubungan yang tetap.
Telah terspesialisasi.
Solidaritas dipertahankan sejauh kesadaran individu pada masyarakat sama kuatnya, dengan sendirinya akan memelihara unsur-unsur pengintegrasian yang ada
pada masyarakat tersebut. Solidaritas tidak dapat dengan seketika diamati secara efektif, maka diperlukan suatu indeks extern. Menurut Durkheim Layendecker,
1991:290 indeks extern adalah peraturan-peraturan hukum. Solidaritas sosial terwujud dalam hubungan timbal balik, yang mendapat persyaratan dalam sifat dan
jumlah peraturan-peraturan hukum yang berlaku. Solidaritas mekanis didasarkan pada persamaan, dalam suatu masyarakat yang
ditandai oleh solidaritas ini semua anggotanya mempunyai kesadaran kolektif yang sama. Kesadaran kolektif adalah keseluruhan keyakinan dan perasaan yang
membentuk sistem tertentu yang mempunyai kehidupan tersendiri dan dimiliki bersama oleh anggota masyarakat. Kesadaran kolektif memiliki sifat keagamaan,
karena mengharuskan rasa hormat dan ketaatan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Tindakan Kolektif dan Kerjasama