2.3.3. Tindakan Kolektif dan Kerjasama
Tindakan kolektif dan kerja sama berhubungan erat dengan dimensi solidaritas dan kepercayaan. Bagaimanapun dimensi terdahulu telah menyelidiki
kedalaman yang lebih besar dan bagaimana orang-orang bekerja dengan orang lain dalam masyarakat atau bergabung dengan proyek data merespon masalah atau krisis.
Hal ini juga menyadarkan konsekwensi pelanggaran harapan masyarakat akan norma-
norma partisipasi.
Norma sosial akan sangat berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk prilaku yang tumbuh dalam masyarakat. Pengertian itu sendiri adalah sekumpulan yang
diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tetentu. Norma-norma ini biasanya terinstutionalisasi dan mengandung sanksi sosial
yang dapat mencegah individu berbuat sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku dimasyarakatnya. Aturan-aturan kolektif tersebut biasanya tidak tertulis
tapi dipahami oleh setiap anggota masyarakatnya dan menentukan pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial.
Aturan-aturan kolektif ini misalnya, bagaimana cara menghormati orang yang lebih tua, menghormati pendapat orang lain, norma untuk tidak mencurangi orang
lain, norma untuk selalu bersama-sama dan sejenisnya. Jika dalam suatu komunitas, norma tersebut tumbuh, dipertahankan dan kuat akan mempertahankan masyarakat
itu sendiri. Norma seperti halnya nilai, senantiasa memiliki implikasi yang ambivalen, tetapi disisi lain, norma cenderung tidak merangsang munculnya ide-ide
baru, karena semua bentuk hubungan lebih mengutamakan kulit luar yaitu suatu label
Universitas Sumatera Utara
ketimbang pada dimensi substansi isinya. Konfigurasi norma yang tumbuh ditengah masyarakat juga mementukan apakah norma tersebut akan memperkuat keretakan
hubungan antar individu dan memberikan dampak positif bagi perkembangan masyarakat tersebut.
Nilai adalah sesuatu ide yang turun temurun dianggap benar dan penting oleh anggota kelompok masyarakat. Nilai senantiasa berperan penting dalam kehidupan
manusia. Pada setiap kebudayaan, biasanya terdapat nilai-nilai tertentu yang mendominasi ide yang berkembang. Dominasi ide tertentu dalam masyarakat akan
membentuk dan mempengaruhi aturan-aturan bertindak masyarakat dan aturan bertingkah laku yang secara bersama-sama membentuk pola cultural, teori modal
sosial, seperti norma-norma dan kepercayaan-kepercayaan, pengaruh-pengaruh sosial struktural.
Meletakkan studi-studi sebelumnya ini bersama-sama, itu akan nampak lebih mungkin bahwa kepercayaan sosial adalah faktor pokok untuk meningkatkan
kesejahteraan kesehatan individu dan juga pengembangan sosial ekonomi pada masyarakat. Oleh karena itu, di dalam banyak aksi kolektif studi-studi empiris telah
diperlakukan sebagai satu indikator keluaran dari modal sosial, bagaimanapun aksi kolektif sendiri membantu perkembangan norma-norma dari kerja samakolaborasi,
pembentukan organisasi, dan tindakan kolektif yang merupakan indikator penting di dalam mengukur tingkat modal sosial Grootaert, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4. Informasi dan Komunikasi