Jaringan Modal Sosial Social Capital

2.3.1. Jaringan

Masyarakat selalu berhubungan sosial dengan masyarakat yang lain melalui berbagai veriasi hubungan yang saling berdampingan dan dilakukan oleh prisip kesukarelaan voluntary, kesamaan equality, kebebasan freedom, dan keadaban civility. Kemampuan anggota-anggota kelompokmasyarakat untuk selalu menyatukan diri dalam suatu pola hubungan yang sinergetis akan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan kuat tidaknya modal sosial masyarakat. Jaringan hubungan sosial biasanya akan diwarnai oleh suatu tipologi khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi kelompok. Pada kelompok sosial yang biasanya terbentuk secara tradisional atas dasar kesamaan garis keturunan lineage, pengalaman-pengalaman sosial turun repeated social experiences dan kesamaan kepercayaan pada dimensi ketuhanan religion beliefs cenderung memiliki kohesifitas tinggi, tetapi rentang jaringan maupun trust yang terbangunan sangat sempit. Sebaliknya, pada kelompok yang dibangun atas dasar kesamaan orientasi dan tujuan dan dengan ciri pengelolaan organisasi yang lebih modern. Kelompok dan jaringan memungkinkan orang untuk mengakses sumber-sumber dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan, ini adalah konsep bagian penting dari modal sosial. Jaringan informal di manifestasikan dalam pertukaran yang spontan dan tidak teratur terhadap informasi dan sumber penghasilan kelompok seperti usaha dalam kerja sama, kordinasi dan saling membantu yang dapat memaksimalkan kegunaan sumber yang ada. Jaringan informal dapat dihubungkan dengan hubungan horizontal dan vertikal Universitas Sumatera Utara yang dibentuk melalui faktor-faktor lingkungan, termasuk pasar, kekeluargaan dan persahabatan. Jenis lainnya dari jaringan terdiri dari perkumpulan, dimana anggotanya dihubungkan secara horizontal. Jaringan seperti ini sering secara jelas menggambarkan struktur, peran dan peraturan yang memerintah bagaimana anggota kelompok bekerjasama untuk mencapai tujuan utama. Jaringan ini juga memiliki potensi alami untuk membantu diri sendiri, bantuan mutual, solidaritas dan upaya- upaya kerjasama dalam kelompok. “Mata Rantai” vertical modal sosial disisi lain, termasuk hubungan dan interaksi di antara kelompok dan pemimpinnya dan memperluas hubungan antara kampung, pemerintah dan pasar.

2.3.2. Trust kepercayaan dan Solidaritas