“…pernikahan satu marga adalah satu hal yang sangat dipantangkan bagi masyarakat yang bersuku Karo, jika ada yang menikah dengan satu marga maka akan di usir
keluar dari daerah ini, ia akan dikucilkan dan dibuang dari masyarakat setempat…”
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahawa melalaui nilai dan norma yang ditetapkan dalam masyarakat menjadi penghubung anggota masyarakat yang
satu dengan yang lainnya, melalui aturan-aturan yang diciptakan sedemikian rupa menjadikan nilai dan norma menjadi perekat dalam hubungan antar masyarakat.
4.3.5. Kelompok informal dalam masyarakat sebagai penghubung
persaudaraan dalam masyarakat
Kelompok kekerabatan biasanya mencirikan adanya sistem norma yang mengatur tindakan para anggotanya, adanya aktifitas berkumpul yang dilakukan
warga secara berulang-ulang, adanya suatu rasa kepribadian kelompok yang disadari oleh anggotanya, adanya sistem hak dan kewajiban yang mengatur interaksi, adanya
suatu pimpinan dalam mengatur pengorganisasian aktivitas-aktivitas kelompok dan kemudian adanya suatu hak dan kewajiban bagi para anggota terhadap sejumlah harta
pusaka, produktif dan konsumtif. Kesemuanya ini merupakan unsur-unsur yang mengikat para anggota kelompok menjadi satu kesatuan. Begitu juga dengan Desa
Daulu, desa ini juga memiliki kelompok kekerabatan yang digunakan untuk dapat saling mengenal satu sama lainnya sehingga tercipta rasa persaudaraan dan rasa
saling memiliki satu dengan yang lainnya, ada beberapa perkumpulan dalam masyarakat ini sebelum kehadiran PT. Tirta Sibayakindo. Perkumpulan untuk
mempererat hubungan dulunya cukup banyak di tempat ini, seperti perkumpulan
Universitas Sumatera Utara
antar marga, arisan Ibu-Ibu PKK yang masih aktif serta perkumpulan karang taruna yang sering diadakan.
Suatu kelompok akan terbangun jika ada ikatan-ikatan sosial diantara anggotanya. Interaksi yang mempererat hubungan di antara anggota masyarakat dapat
terlihat pada partisipasi masyarakat pada setiap peristiwa yang dialami oleh anggota masyarakat. Masyarakat Karo di Desa Daulu ini mempererat hubungan mereka
dengan melakukan dan mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan masyarakat setempat seperti perpulungan yang dilakukan oleh warga desa, seperti perpulungan
marga yang membangun kepercayaan di antara mereka. Nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang tumbuh di dalam masyarakat berguna untuk tatanan kehidupan.
Selain dari semua yang di atas masyarakat Karo juga terbilang unik, setiap setahun sekali masyarakat Karo merayakan kerja tahun pesta panen, begitu juga
dengan daerah ini, setiap setahun sekali kampung ini merayakan kerja tahun, hal ini juga dilakukan untuk mempererat hubungan antar penduduk di desa ini, kerja tahun
ini merupakan suatu tradisi dari zaman nenek moyang masyarakat Karo. Menurut salah seorang informan makna dari kerja tahun ini adalah suatu penghormatan kepada
leluhur akan hasil panen yang telah diberikan selama setahun. Kerja sama yang dilakukan dalam setiap perayaan pesta tahunan dengan cara
bergotong royong dengan semua warga, agar hasil yang di harapkan dalam perayaan tersebut berjalan dengan baik dan hampir mendekati sempurna. Dulu dalam setiap
kerja tahun yang diadakan maka dana yang diperlukan berasal dari hasil sumbangan para warga dan sumbangan warga Desa Daulu yang sudah tidak tinggal di tempat ini,
Universitas Sumatera Utara
ini menunjukkan jaringan dan komunikasi antar warga Desa Daulu tetap terjaga demi terlaksananya acara kerja tahun tersebut.
Terbangunnya relasi dengan sesama terbentuk oleh adanya rasa saling percaya dan solidaritas yang dibangun antar sesama warga di desa ini. Kepercayaan dan
solidaritas dalam masyarakat mampu membangun suasana yang kondusif didalam melakukan kerja sama antar warga, dan Ini sudah terbangun dari nenek moyang suku
Karo yang terealisir dalam adat dan bersumber pada alam yang membentuk sifat dan kepribadian mereka.
Ikatan yang telah dibangun sudah dari sejak dulu itu menjadi suatu keuntungan bagi setiap warga karna hal ini berlaku apabila salah satu penduduk yang
telah mendapat pertolongan dari orang lain, maka orang yang telah mendapatkan pertolongan dari orang lain tersebut harus kembali memberikan pertolongan kepada
orang lain suatu saat nanti. Adanya hubungan persaudaraan di dalam masyarakat Karo membuat kepercayaan di dalam masyarakat ini menjadi besar
Ikatan solidaritas yang tinggi saling membantu dan tolong menolong dalam masyarakat melekat dalam hidup masyarakat, sebelum PT. Tirta Sibayakindo berdiri
ditempat ini maka belum ada yang mendirikan rumah-rumah kos sebagai mata pencaharian, jadi ketika ada orang yang minta tolong ketika orang dalam situasi yang
kondusif, dan ini sudah tertanam dalam diri masyarakat di desa ini ketika orang lain yang tidak dikenal datang untuk meminta bantuan atau tinggal beberapa hari karena
tidak punya tempat tinggal akan dibantu dengan senang hati sampai berapa lama ia
Universitas Sumatera Utara
mau tinggal ditempat itu, seperti penuturan dari salah satu informan yakni Pak Kepala Desa yang mengatakan bahwa:
“...dulu ya kalau ada orang yang mau tinggal di sini untuk sementara, penduduk pasti memberi izin untuk tinggal di rumahnya, bahkan ketika sekelompok orang datang
untuk bertamu maka bagi penduduk setempat tamu adalah raja, semuanya diservis, baik makan, tidur, selagi apa yang dipunya bisa dibagi kata pak kades...”.
Dari penjelasan Pak Kepala Desa diatas maka dapat disimpulkan bahwa solidaritas masyarakat sangat kuat, terbukti ketika sesorang yang membutuhkan
pertolongan maka akan dibantu sedapat mungkin.
4.4. Modal sosial masyarakat lokal pasca hadirnya industri PT. Tirta