kepercayaan sosial dalam masyarakat. Untuk menumbuhkan sikap kepercayaan itu maka dibutuhkan penerimaan dari masyarakat yang ada disekitar.
Bentuk saling tolong-menolong yang didasari rasa saling percaya seperti menitipkan barang kepada tetangga yang lain saat berpergian masih berlangsung pada
sebagaian anggota masyarakat di desa ini salah satunya adalah Pak Erwin seperti penuturannya berikut:
“…saya percaya terhadap tetangga saya, maaf kata kedai saya ini tidak memiliki kamar mandi, jadi kalau saya mau buang air saya harus ke kamar mandi umum, jadi
ya saya titipkan lah ketetangga saya yakin dia tidak akan mencuri dagangan saya, sesama masyarakat yang tinggal di desa ini kan harus saling menumbuhkan rasa
saling percaya…”
Dari penuturan Pak Erwin dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya masih ada kepercayaan dan solidaritas dalam masyarakat di Desa Daulu hanya saja tidak
seperti yang dulu sebelum masuknya industri.
4.4.3. Tindakan kolektif dan kerjasama dalam masyarakat Desa Daulu
Budaya masyarakat Desa Daulu membawa masyarakat kepada pergaulan hidup sehari-hari yakni masyarakat yang masih memegang teguh adat nilai istiadat
yang dapat memberikan pegangan hidup pada masyarakat Desa Daulu. Kepercayaan yang terbangun dalam masyarakat akan mampu membangun sikap saling kerja sama
yang mampu mempertahankan kehidupan bersama dalam anggota masyarakat. Trust atau kepercayaan sosial yang sudah dimiliki menjadikan tingkat
kepercayaan dan solidaritas diantara masyarakat tinggi. Adanya kepercayaan akan memudahkan masyarakat untuk melakukan kerjasama dalam rangka penyelesaian
permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat. Kerja sama akan terjalin dengan
Universitas Sumatera Utara
baik apabila dilandasi oleh kepercayaan diantara anggota masyarakat sekitar. Kerja sama dalam masyarakat Desa Daulu hampir tidak ditemukan lagi di desa ini, seperti
gotong royong, hampir tidak pernah lagi dilakukan kerja sama untuk membersihkan lingkungan kecuali jika ada paksaan dari Kecamatan untuk melakukan gotong
royong, dan ada sanksi bagi yang tidak ikut melakukannya. Beberapa masyarakat memutuskan untuk tidak ikut ambil bagian dalam
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat, seperti kegiatan perkumpulan perpulungan dan perwiritan serta organisasi lainnya, ini disebabakan karena mereka
lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaan mereka guna untuk mencari nafkah, serta waktu yang digunakan untuk ikut kegiatan tersebut tidak sesuai dengan jam kerja
yang dilakukan. Modal sosial masyarakat akan menjadi lemah ketika masyarakat menjadi masyarakat yang apatis dan egois dan tidak perduli lagi terhadap sesamanya,
di desa ini untuk kerja sama yang dilakukan guna peningkatan modal sosial masyarakat ini bisa dikatakan sangat rendah.
Kemampuan komunitas atau kelompok-kelompok untuk bekerjasama dan menumbuhkan kepercayaan baik di antara anggota-anggotanya maupun dengan pihak
luar merupakan kekuatan yang besar untuk bekerjasama dan menumbuhkan kepercayaan pihak lain, karena itulah disebut modal sosial jika warga masyarakat
saling bekerjasama dan saling percaya yang di dasarkan kepada nilai-nilai universal yang ada, maka tidak akan ada sikap saling curiga, saling jegal, saling menindas dan
sebagainya sehingga ketimpangan-ketimpangan antara anggota masyarakat akan bisa diminimalkan.
Universitas Sumatera Utara
Tetapi tidak jarang juga intensitas saling mengunjungi diantara anggota kelompok semakin relatif kecil, ini dikarenakan tingkat kesibukan masing-masing
anggota kelompok sangat tinggi, dan banyak juga yang tidak ikut ambil bagian dalam kegiatan kelompok baik itu arisan, STM, perpulungan dan perwiritan, alasan yang
disampaikan adalah adanya ketidak jujuran antara pengurus dengan anggota, sering juga petemuan-petemuan itu menjadi ajang gossip dan dapat menimbulkan konflik.
Kerja sama yang dilakukan pada masyarakat pada dahulunya sangat baik, ini terlihat dari ikatan solidaritas yang kuat dan saling tolong menolong satu dengan yang
lainnya, misalnya saja dalam sistem penanaman dan panen, dahulunya selalu dikerjakan bersama-sama, akan ada timbal balik dari pekerjaan yang dilakukan, lahan
yang lainnya juga akan dilakukan secara bersama-sama. Tapi pada saat sekarang ini jarang ditemui hal yang sedemikian rupa, karena dalam penanaman dan pemanenan
sudah melakukan sistem upahan. Dalam komunitas ini, rule of lawaturan main merupakan aturan atau
kesepakatan bersama dalam masyarakat, bentuk aturan ini bisa formal dengan sanksi yang jelas seperti aturan Undang-Undang. Namun ada juga sanksi non formal yang
akan diberikan masyarakat kepada anggota masyarakatnya berupa pengucilan, rasa tidak hormat bahkan dianggap tidak ada dalam suatu lingkungan komunitasnya. Ini
menimbulkan ketakutan dari setiap anggota masyarakat yang tidak melaksanakan bagian dari tanggung jawabnya. Hal ini berakibat akan adanya social
orderketeraturan dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Sanksi moral juga bisa dilihat dari bagaimana anggota masyarakat bersikap satu dengan yang lainnya, yang dianggap tidak memenuhi aturan sehari-hari dalam
masyarakat. Pendatang yang datang ke desa ini dalah pendatang yang memiliki suku- suku yang berbeda, sejumlah suku tinggal di daerah ini, tapi walaupun berbeda-beda
penduduk detempat tidak pernah membatasi para pendatang untuk dapat ikut bergabung bersama dalam setiap kegiatan apapun yang dilakukan dalam masyarakat.
Hanya saja karena kegiatan yang dilakukan yang berbentuk kerja sama banyak penduduk menarik diri untuk tidak ikut ambil bagian dalam kegiatan seperti gotong
royong misalnya arena kesibukan masing-masing masyarakat dan kurangnya waktu untuk dapat berkumpul bersama.
4.4.4. Menurunnya tingkat komunikasi antar penduduk dalam masyarakat