Kohesi kepaduan sosial Hilangnya rasa percaya terhadap pemimpin dalam masyarakat.

dilakukan setiap minggu atau setiap bulannya sesuai dengan jadwal kelompok yang sudah ditentukan. Biasanya setiap anggota akan memberikan informasi kepada setiap anggota lainnya tentang apa saja yang mereka ketahui. Informasi yang didapat biasanya seputar informasi tentang keadaan bangsa yang dilihat dari televisi melalui berita-berita yang berkembang, maupun berita-berita yang berkembang pada saat ini, seperti informasi mengenai perkembangan Desa Daulu, tak jarang juga mereka saling menginformasikan tentang masalah kesehatan mulai dari penyakit dan tempat pengobatannya, lowangan-lowangan pekerjaan untuk pemuda-pemudi desa yang mencari pekerjaan, masalah pendidikan terkait dengan pemilihan sekolah anak, perjodohan. Setiap anggota masyarakat yang ikut dalam kegiatan kelompok sosial seperti perpulungan, perwiritan dan STM memiliki tingkat komunikasi yang lebih baik dan memiliki lebih banyak sumber informasi dibandingkan dengan anggota masyarakat yang lebih memilih untuk tidak ikut ambil bagian dalam kegiatan kelompok sosial. Biasanya anggota masyarakat yang tidak ikut dalam salah satu kegiatan kelompok sosial kurang berkomunikasi dengan masyarakat karena menurunnya tingkat interaksi yang dilakukan, biasanya sumber informasi yang didapat hanya dari kedai kopi, itupun jika punya waktu ke kedai kopi.

4.4.5. Kohesi kepaduan sosial

Dari penelitian yang dilakukan ditempat ini jarang ada konflik yang terjadi, bisa dikatakan tidak pernah terjadi setelah tahun 1999, tentang konflik masyarakat dengan karyawan bongkar muat PT. Tirta Sibayakindo. Konflik ini terjadi karena Universitas Sumatera Utara kesalah pahaman antara karyawan perusahaan. Sehingga membuat masyarakat setempat dan perusahaan saling menyalahkan, akhirnya dengan jalan yang demokratis konflik akhirnya terselesaikan. Dalam kelompok jarang ada konflik dan selisih paham, karena menurut informan setiap permasalahan selalu dapat di selesaikan dengan kekeluargaan. Kehadiran pendatang ke tempat ini tidak membuat masyarakat setempat iri hati akan keberhasilan pendatang yang datang ke tempat ini. Bahkan menurut informan setiap pendatang yang ikut dalam suatu kelompok tidak jarang mereka menikah dengan pemuda-pemudi di desa setempat dari suku yang berbeda. Pernikahan anggota kelompok yang berbeda membuat dan menyatakan adanya solidaritas antar warga karena ini menunjukkan adanya penerimaan pernikahan yang berbeda bahwa masyarakat sekitar menerima dengan tangan terbuka akan kehadiran para pendatang yang datang ketempat ini. “…Di desa ini jarang ada konflik, kalaupun ada hanya konflik-konflik kecil seperti konfik keluargalah, atau sengketa tanah, tapi disini jarang lah kecuali tanah yang sedang dibicarakan sekarang antara masyarakat desa dengan pohah kehutanan,tapi itu sudah dapat di selesaikan antara pihak kepala desa dengan cara kekeluargaan enggan pihak kehutanan…”

4.4.6. Hilangnya rasa percaya terhadap pemimpin dalam masyarakat.

Organisasi kemasyarakatan tidak jarang dijadikan wadah dalam pemanfaatan politik. Hal ini bisa dilihat dari beberapa organisasi masyarakat yang selalu di gunakan sebagai tempat penarikan simpati atau tempat berkampanye. Di desa ini tidak ada warga yang berusaha untuk menarik simpati demi kepentingan politik. Tetapi menurut informan juga sebagaian dari penduduk tidak memiliki rasa percaya lagi akan aparatpemerintahan desa, itu terjadi karena menurut beberapa informan Universitas Sumatera Utara dana bantuan yang di diberikan oleh perusahaan kepada masyarakat untuk pembangunan jambur tidak tau kemana. Hilangnya rasa percaya diantara masyarakat akan mengakibatkan dan menghambat pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Seperti dikatakan oleh Robert D. Putnam yang mendefinisikan modal sosial sebagai suatu nilai mutual trust antara anggota masyarakat dan masyarakat terhadap pemimpinnya. Trust ini dapat dilihat dari seberapa tinggi partisipasi masyarakat terhadap keberanian untuk berpendapat dengan pemimpinnya Dari pandangan diatas dapat dilihat pada masyarakat Daulu dalam melakukan pemilihan kepala Desa Daulu untuk priode tahun 2008-2012, untuk priode sebelumnya masyarakat sudah kehilangan rasa kepercayaan untuk pemimpinnya karena merasa bahwa pemimpin tidak menjalankan tugasnya dengan baik karena menurut beberapa pandangan informan banyak dana yang telah dialokasikan ke Desa Daulu tapi tidak tau dimana dana tersebut, seperti misalnya dana untuk pembangunan jambur maka dana yang telah dikucurkan tidak kelihatan. Sehingga rendahnya kepercayaan masyarakat kepada pemimpinnya, tapi ada hal menarik yang didapat, wawancara dilakukan untuk pemimpin kali ini kepercayaan kepada pemimpin kembali meningkat. Pemilihan kepala desa untuk priode ini dilakukan cara voting suara terbanyak, sehingga terjadi asas demokrasi dalam masyarakat Desa Daulu, setiap masalah masih di selesaikan dengan arih bersama masyarakat desa. Dari hasil wawancara maka diketahui bahwa untuk kepala desa kali ini masyarakat kembali memiliki kepercayaan terhadap pemimpinnya. Universitas Sumatera Utara Sebelum PT. Tirta Sibayakindo hadir di tempat ini, desa ini hanyalah sebuah desa yang hanya di huni oleh beberapa orang saja, dan rumah-rumah yang berdekatan dengan lokasi industri hanyalah hutan dan lahan kosong yang belum memiliki penghuni. Sebelumnya daerah ini terbilang sepi khususnya daerah Daulu Pasar yang berdekatan dengan lokasi industri. Banyak perubahan yang terjadi ketika perusahaan ini hadir di tempat ini khususnya modal sosial masyarakat yang dulunya sangat kuat dipelihara dan di atur oleh adat istiadat, tapi bukan sepenuhnya oleh kehadiran perusahaan. Pembangunan industri yang pada awalnya ditujukan untuk mendorong pembangunan perekonomian, tapi sangat berpengaruh juga secara sosial terhadap perkembangan masyarakat. Seperti yang dikatakan Schneidher 1993, salah satu yang terpenting dari munculnya industri adalah terbentuknya komunitas-komunitas baru atau perubahan serta pertumbuhan yang cepat dari komunitas yang sudah ada. Hal ini berlaku untuk perubahan yang terjadi pada masyarakat Karo di Desa Daulu. Sebelum kehadiran perusahaan ini, desa ini belum memiliki banyak penduduk. Ketika munculnya perusahaan hal yang paling kelihatan secara kasat mata adalah perubahan dalam bidang ekonomi walaupun tidak seluruhnya masyarakat mengalami perubahan tersebut, misalnya saja munculnya warung-warung di pinggir jalan Medan-Berastagi yang berdekatan dengan lokasi perusahaan, sehingga terjadi perubahan dalam bidang pekerjaan dari petani ke pedagang. Komunitas yang ada disekitar industri, baik yang awalnya adalah komunitas pedesaan maupun komunitas yang diciptakan oleh adanya industri, mengembangkan suatu karakteristik tertentu Universitas Sumatera Utara yang sesuai dengan kebutuhan industri. Hal ini terjadi karena industri memiliki daya pengaruh yang besar terhadap komunitas untuk menimbulkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat Perubahan modal sosial masyarakat di lokasi penelitian khususnya masyarakat Karo yang pada umumnya sangat kuat memegang nilai adat istiadat Karo. Salah satu hal yang paling berubah adalah kegotong royongan yang dulu sangat dijunjung tinggi demi mempererat hubungan dalam masyarakat tetapi sekarang kegotong royongan itu sudah sangat luntur. Walaupun sekali-sekali masih dilakukan tapi tidak seperti yang dulu sehingga pertumbuhan industri ini membawa perubahan pada nilai-nilai masyarakat Karo dimana pada masyarakat tertanam nilai saling membantu telah bergeser menjadi sesuatu yang di nilai dengan uang misalnya tentang tempat tinggal bagi seseorang yang ingin tinggal sementara yang dikenal dengan istilah ngekost pada saat ini semua harus dibayar dengan materi, dan hal ini telah dialami oleh peneliti yang selama beberapa hari tinggal di rumah penduduk harus membayar sekian rupiah untuk waktu yang telah ditempati peneliti ketika melakukan penelitian ini. Sebelum industri ini masuk nilai saling tolong menolong sudah tertanam dalam diri masyarakat, ketika orang yang tidak dikenal datang untuk meminta bantuan atau tinggal beberapa hari karna tidak punya tempat tinggal akan dibantu dengan senang hati sampai berapa lama ia mau tinggal ditempat itu, tapi seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan industri yang semakain besar, serta peningkatan perekonomian dan permintaan tempat tinggal karna banyaknya pendatang yang bekerja di PT. Tirta Sibayakindo dan mencari tempat tinggal Universitas Sumatera Utara ditempat ini maka semua hal yang bermanfaat bisa dijadikan uang, seperti tempat kos-kosan ini yang kini semakin banyak dibangun oleh warga. Kebutuhan tenaga kerja industri menjadi salah satu dari daya tarik industri, selain dari munculnya kesempatan ekonomi lain akibat keberadaan industri yang bisa dijadikan sumber penghasilan bagi masyarakat. Pertambahan jumlah penduduk yang disertai pula dengan gejala sosial yang lain yaitu kepadatan moral masyarakat Veeger, 1985:149. Menurut Veeger, terjadinya pertambahan penduduk akan disertai oleh pertambahan frekwensi komunikasi dan interaksi antara para anggota, maka makin besarlah jumlah orang yang menghadapi masalah yang sama. Selain itu, kompetisi untuk mempertahankan hidup semakin memperbesar persaingan diantara mereka dalam mendapatkan sumber-sumber yang semakin terbatas. Adanya kompetisi dalam masyarakat diakibatkan atas dasar untuk mendapatkan sumber-sumber yang semakin terbatas, itu juga yang terjadi pada masyarakat di desa ini, terlihat dari pertambahan jumlah penduduk di Desa Daulu membuat setiap penduduk berkompetisi untuk mendapatkan suatu kebutuhan yang sama yakni kebutuhan hidup sehingga terjadi persaingan untuk sama-sama dapat mempertahankan hidup, sehingga lambat laun terjadi pergeseran nilai tolong menolong menjadi nilai yang dihargai dengan uang. Perkembangan kebudayaan juga sangat dipengaruhi oleh konsistensi sikap masyarakat setempat dalam memegang dan memelihara teguh kebudayaan tersebut. Perayaan kerja tahun yang sering dilakukan oleh masyarakat setempat selama setahun Universitas Sumatera Utara sekali mengalami pergeseran. PT. Tirta Sibayakindo ternyata memberi dampak yang besar dalam perkembangan masyarakat desa walaupun sebenarnya perubahannya tidak seutuhnya diakibatkan oleh perusahaan sendiri, ini terlihat dari hasil wawancara dengan salah satu responden yang enggan menyebutkan nama dan identitasnya “……perayaan kerja tahun ditempat ini selalu dirayakan setiap setahun sekali, tapi beberapa tahun terakhir ini khusus untuk Desa daulu pasar perayaan itu tidak dilakukan karena adanya ketidak cocokan antara pihak warga dengan perusahaan, karena ketika warga mengajukan proposal pencairan biaya kepada perusahaan, tidak ada kesesuaian harga antara kedua belah pihak, sehingga perayaan tidak dilakukan…..”. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa ada ketergantungan anggota masyarakat dalam melakukan perayaan kerja tahun tersebut. Pada awalnya kerja tahun rutin diadakan setahun sekali sebagai sebuah tradisi dan kebudayaan tapi mulai mengalami pergeseran ketika PT. Tirta Sibayakindo tidak memberikan dana maka perayaan tidak dilakukan. Dulu masyarakat bekerjasama dalam menopang dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan perayaan, tetapi sekarang ada ketergantungan terhadap perusahan untuk dapat melaksanakan perayaan tersebut. Tapi ketika diteliti desa daulu pasar berbeda dengan Desa Daulu dalam yang merayakan pesta tahunan bertepatan dengan tanggal 25-26 Oktober yang dilakukan sehari sebelum peneliti melukakan penelitian di tempat ini, ditempat ini perayaan pesta tahunan masih rutin diadakan setiap tahunnya, Desa Daulu dalam sedikit tersentuh oleh arus modernisasi yang sehingga social capital masyarakatnya pun bisa dikatakan masih kuat, berbeda dengan Desa Daulu pasar yang banyak di sentuh oleh arus modernisasi sehingga modal sosial pun mulai menurun seiring dengn perkembangan jaman dan teknologi. Universitas Sumatera Utara Aspek kepercayaan atau trust menjadi komponen utama pembentuk modal sosial di pedesaan. Aspek lain seperti kerja sama cooperation dan jaringan kerja network tidak akan terbentuk dengan mantap jika tidak dilandaskan pada terbentuknya hubungan saling percaya mutual trust antaranggota masyarakat. Elemen modal sosial yang dinilai penting adalah solidaritas, jaringan kerja sama, dan kegotong royongan setempat. Kepemimipinan formal di pedesaan mendapat tempat tersendiri dimasyarakat pedesaan. Namun demikian, peran kepemimpinan nonformal umumnya memiliki pengaruh yang lebih nyata dalam membangun dan memelihara modal sosial.

4.4.7. Perwujudan modal sosial melalui pranata arisan, STM, dan