Manfaat bagi peserta didik
                                                                                Selain  itu  tugas  pengajar  yang  selanjutnya  harus  mengetahui  hasil  dari  proses pembelajaran. “Siapa pun yang melakukan tugas mengajar perlu mengetahui akibat
dari  pekerjaannya.  Pengajar  harus  mengetahui,  sejauh  mana  murid  telah  mengerti bahan  yang  ia  ajarkan
”.
6
Manfaatnya  adalah  sebagai  tolak  ukur  untuk  memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
Setiap  siswa,  baik  dari  segi  kognitif,  psikomotor,  maupun  afektif  bermacam- macam  dalam  tingkat  kemampuan  pencapaiannya.  Dalam  hal  ini  menimbulkan
keragaman pengetahuan,  wawasan,  dan  keterampilan  yang  mereka  miliki.  “Oleh
karena  itu  penting  sekali  kiranya  memandang  pengajaran  sebagai  proses pengembangan individu secara keseluruhan
”.
7
Bukan hal yang mudah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Namun  tidak  mustahil  pula  bisa  tercipta  suasana  pembelajaran  yang  ideal,  Sebagai
contoh, yaitu mengenai pemilihan tempat belajar. “Proses belajar mengajar di tempat yang tenang, sejuk dan nyaman tentu akan lain dengan proses yang dilakukan di kelas
yang  bising,  panas  dan  berjubel ”.
8
Begitu  pula  dengan  perangkat  pembelajarannya yang berkaitan dengan materi-materi, metode atau teknik dan medianya.
“Pengajaran yang  baik  ialah  pengajaran  yang  berhasil  melalui  proses  pengajaran  yang  efektif
”.
9
Untuk  itu  guru  dituntut  untuk  menciptakan  pengajaran  yang  efektif  melalui pemanfaatan perangkat pembelajaran yang sudah direncanakan dalam RPP.
Setelah  semua  perangkat  pembelajaran  siap,  maka  ada  satu  hal  lagi  yang  tidak kalah  penting  dan  harus  diciptakan.  Baik  oleh  guru  maupun  siswa.  Artinya,  hasil
kerjasama antara guru dan siswa maupun antarsiswa. “Proses belajar-mengajar adalah
kegiatan guru sebagai penyampai pesanmateri pelajaran, dan siswa sebagai penerima
6
Ad  Rooijakkers,  Mengajar  dengan  Sukses:  Petunjuk  untuk  Merencanakan  dan Menyampaikan Pengajaran, Jakarta: PT Grasindo, 1993, cet. ke-IX,  h. 140.
7
B.  Rahmanto,  Metode  Pengajaran  Sastra:  Pegangan  Guru  Pengajaran  Sastra, Yogyakarta: Kanisius, 1992, cet. ke-II, h. 19.
8
Arief  S.  Sadiman,  Media  Pendidikan:  Pengertian,  Pengembangan,  dan  Pemanfaatannya, Jakarta: PT Rajawali, 1986, cet. ke-I, h. 14.
9
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta:PT Bumi Aksara, 2006, cet. ke-IV, h. 24.
pelajaran. Dalam proses belajar tersebut kedua-duanya dituntut aktif sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang harmonis demi tercapainya tujuan pembelajaran
”.
10
Hal  yang  penting  lagi  adalah  menciptakan  suasana  dalam  pembelajaran,  dan dalam praktik drama. Atmosfer pembelajaran akan tercipta atas kerjasama antara guru
dan  siswa.  Kemudian  atmosfer  dalam  praktik  drama  akan  tercipta  dari  seorang pemain sendiri dan atas kerjasama antara pemainnya.
Pengondisian di kelas dalam menciptakan atmosfer yang baik, diungkapkan juga oleh Alan Maley dalam bukunya, Drama :
In  considering  how  to  create  the  right  conditions  and  the  best  atmosphere  for drama, we encounter a paradox, for if we agree that drama pervades all aspects of life,
then  it  is  present  even  in  the  `wrong`conditions  and  atmosphere.  Perhaps  it  would  be better to talk about the `essential elements` which are required for a lesson using drama
techniques to succeed.
11
Atmosfer  yang  tercipta  dalam  praktik  drama,  diharapkan  mampu  memunculkan aura,  kemudian  pesona.  Sehingga  pembelajaran  drama  akan  semakin  hidup  dan
pesan-pesannya sampai kepada penonton.
                