Deskripsi Data HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Sedangkan studi langsung digunakan untuk memperjelas dan melengkapi data yang diperoleh dari studi literatur. . Tabel 4.1 . Hasil Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang Studi Literatur Studi langsung Aspek Kearifan Lokal Aspek Kearifan Lokal Potensi Daerah Ubi kayu Pengobatan tradisional Daun dewa sebagai pereda panas Ubi jalar Getah daun pisang, keong dan kencur sebagai pengobat luka Jahe Asam dan bawang sebagai penurun rasa pusing Makanan Khas Asinan betawi Kehidupan sehari-hari Pemasakan daging menggunakan nanas Laksa Pembuatan misro dan combro dengan hasil sampingan berupa tepung Kebudayaan Telur dapat berdiri sendiri pada saat perayaan pen chu Kehidupan Sosial Penggunaan metode pengemposan dan karbit dalam mematangkan buah Larangan memakan ubi berlebihan Makanan Khas Asinan betawi Nerogtog Setelah menemukan beberapa kearifan lokal Kota Tangerang yang dilihat dari beberapa aspek, langkah selanjutnya adalah menganalisis kearifan lokal yang memiliki keterkaitan dengan materi kimia di SMA. Dalam proses ini peneliti melakukan dua cara yaitu membaca beberapa jurnal yang berkaitan dengan kearifan lokal serta berdiskusi dengan dosen kimia murni agar memperoleh hasil yang akurat. Dibawah ini disajikan hasil analisis kearifan lokal yang memiliki keterkaitan dengan materi kimia di SMA Tabel 4.2. Hasil Analisis Keterkaitan Kearifan Lokal dengan Kimia Kearifan Lokal Penjelasan Kimia Ubi kayu Asam basa, Sifat Koligatif, dan koloid Ubi jalar Biomolekul dan koloid Daun dewa sebagai pereda panas Laju reaksi Pelunakan daging menggunakan nanas Laju reaksi Metode pengemposan dan pengkarbitan dalam mematangkan buah Hidrokarbon dan minyak bumi, laju reaksi Asinan betawi Nerogtog Asam basa dan koloid c. Analisis Indikator Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang. Setelah mengetahui kearifan lokal yang memiliki keterkaitan dengan materi kimia di SMA, langkah selanjutnya adalah menganalisis indikator yang akan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal. Dalam mengembangkan indikator pembelajaran berbasis kearifan lokal, indikator diintegrasikan dengan kompetensi-kompetensi kearifan lokal yaitu personal competencies, thinking competencies, social competencies, vocational competencies. Dalam penentuan indikator buku suplemen, peneliti menentukan indikator yang dapat dicapai berdasarkan aspek kompetensi kearifan lokal, penentuan indikator juga disesuaikan dengan materi dan KD kimia SMA. Kemudian menentukan wacana serta ilustrasi berupa gambar yang sesuai. d. Validasi Indikator Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang Setelah menganalisis indikator selanjutnya analisis indikator divalidasi oleh dua pakarahli yaitu ahli dari pendidikan dan ahli kimia murni. Pemilihan dua ahli ini didasarkan dengan tujuan agar tercapainya tujuan pendidikan kimia serta kevalidan aspek kimia yang terdapat didalam buku berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. Selanjutnya hasil validasi dan saran dari validator dijadikan pertimbangan untuk merevisi indikator buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang sehingga diperoleh analisis indikator yang telah direvisi. Tabel 4.3 merupakan daftar revisi dari buku suplemen kimia Tabel 4.3. Daftar Revisi Konten Indikator Buku Suplemen Kimia Sebelum Revisi Setelah Revisi Daun dewa memiliki keterkaitan dengan materi termokimia Daun dewa memiliki keterkaitan dengan laju reaksi Belum terdapat KD yang jelas Terdapat KD yang jelas Hasil analisis indikator yang telah divalidasi dapat dilihat pada lampiran 5 2. Deskripsi Tahap Pengembangan Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang yang telah direvisi atas saran dan masukan para ahli. Tahap ini terdiri dari dua kegiatan yaitu pengembangan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang dan validasi buku suplemen a. Pengembangan Buku Suplemen Pada tahap ini, peneliti mengembangkan dan menuangkan hasil validasi indikator kearifan lokal Kota Tangerang yang memiliki keterkaitan dengan kimia di SMA. Struktur buku suplemen pada umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian awal, isi, dan akhir. Pada bagian awal terdiri atas kata pengantar atau prakata dan daftar isi, bagian isi merupakan materi buku, dan bagian akhir minimal terdapat bagian daftar pustaka yang dilengkapi dengan glosarium. 1 Bagian Awal Bagian-bagian yang terdapat di bagian awal a Sampul Buku Sa mpul Buku teridiri dari judul buku “Kota Tangerang dalam Kimia”, nama penulis, serta keterangan mengenai jenis buku “Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang untuk SMA” Gambar 4.1 . Desain Sampul Buku b Kata Pengantar Bagian ini memuat ucapan terima kasih penulis kepada pihak-pihak yang telah membantu proses pembuatan buku, serta terdapat gambaran singkat mengenai isi dari buku dan tujuan dari dikembangkannya buku ini. Gambar 4.2. Cuplikan Kata Pengantar dalam Buku Suplemen c Panduan untuk Pembaca Buku suplemen ini disusun berbeda dengan buku teks maupun LKS yang digunakan siswa di sekolah. Terdapat beberapa perbedaan dalam pengembangan buku suplemen yaitu isi materi tidak harus berhubungan secara langsung pada Standar Kompetensi dalam Standar Isi, penulis dapat mengembangkan gagasan menarik, orisinal, serta kreatifitasnya, serta buku dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang pendidikan dan tingkat kelas. Sehingga dibutuhkan panduan untuk pembaca agar pembaca yang berasal dari lintas jenjang pendidikan dapat membaca dan memahami isi buku dengan mudah. Gambar 4.3 .Cuplikan Panduan untuk Pembaca dalam Buku Suplemen d Daftar Isi Bagian awal lainnya dalam buku suplemen adalah daftar isi. Layaknya daftar isi pada buku secara umum. Daftar isi memuat materi-materi yang disajikan di dalam buku. Dengan adanya daftar isi, memudahkan pembaca membaca setiap bagian yang terdapat di dalam buku. 2 Bagian Isi Aspek kearifan lokal dalam buku ini terdapat di bagian isi buku. Dalam mengembangkan dan menggunakan kearifan lokal sebagai peluas wawasan siswa, maka buku ini mengacu pada beberapa aspek yang dapat digunakan untuk menggali dan mengembangkan kearifan lokal suatu daerah dalam sebuah pendidikan. Walaupun demikian, Komptensi Dasar yang harus didapat siswa di sekolah dan juga kompetensi kearifan lokal diintegrasikan dalam buku ini, sehingga terjadi pengintegrasian Kompetensi kearifan lokal dengan Kompetensi Dasar sekolah. Aspek yang terdapat dalam buku suplemen ini adalah aspek SDA, SDM, dan Geofrafi walaupun sebenarnya di dalam pengembangan kearifan lokal terdapat aspek kebudayaan dan historis, namun setelah melakukan pengkajian pada kedua aspek tersebut tidak terdapat konten yang dapat dijelaskan kimi SMA a Aspek Sumber Daya Alam SDA Merupakan potensi yang terkandund dalam bumi, air, dan dirgantara yang dapat didaygunakan untuk berbagai kepentingan hidup 1 Dalam buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal ini, SDA yang dibahas adalah singkong dan ubi jalar, dimana kedua hal tersebut merupakan potensi daerah yang dimiliki 1 Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Mengembangkan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dalam KTSP, Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012, h. 2 Kota Tangerang beberapa hal yang dibahas dalam aspek ini adalah senyawa yang terdapat di dalam kedua SDA serta pengolahan kedua SDA tersebut. Gambar 4.4 Cuplikan Aspek SDA b Aspek Sumber Daya Manusia Didefinisikan sebagai manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjadi makhluk social yang adaptif dan transformatif dan mampu mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara berimbang dan berkesinambungan. 2 Terdapat tiga SDM yang dibahas dalam buku suplemen ini yaitu cara masyarakat Kota Tangerang mematangkan buah, mengobati panas, melunakan daging 2 Ibid., h.3 Gambar 4.5 Cuplikan Aspek SDM c Aspek Geografi Meliputi objek formal, dan objek material. objek formal geografi adalah fenomena geosfer yang terdiri dari atmosfer, cuaca dan iklim, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. 3 3 Ibid., h.4 letak geografi Kota Tangerang secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian di dalamnya. Berdasarkan hasil studi literatur diperoleh hasil bahwa mata pencaharian masyarakat kota Tangerang berada pada sektor perindustrian dan perdagangan, oleh karena itu yang dibahas dalam buku ini adalah aspek perdagangan yang mengambil latar pedagang asinan Nerogtog yang merupakan salah satu makanan tradisional Kota Tangerang. Gambar 4.6 . Cuplikan Aspek Geografi 3 Bagian Akhir a Daftar Pustaka Di dalam buku terdapat daftar pustaka yang berisi rujukan wacana maupun gambar yang digunakan dalam penyusunan buku suplemen kimia. b Glosarium Glosarium disajikan di dalam buku dengan tujuan agar istilah-istilah yang terdapat di dalam buku yang tidak diketahui pembaca dapat dipahami. b. Validasi Buku Suplemen Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang Buku suplemen kimia divalidasi oleh dua pakarahli. Ahli pendidikan kimia dan ahli kimia murni. Penilaian validator mengenai buku suplemen mencakup empat aspek yaitu materi, penyajian, bahasa, dan grafika. Hasil penilaian validator terhadap buku suplemen disajikan secara singkat dalam tabel 4.4 berikut Tabel 4.4 Hasil Validasi Buku Suplemen No Aspek Rata-rata presentase Kriteria 1 Materi 100 Sangat Baik 2 Penyajian 100 Sangat Baik 3 Bahasa 75 Baik 4 Grafika 87,5 Sangat Baik Setelah dilakukan validasi oleh validator, tahap selanjutnya adalah merevisi beberapa aspek buku berdasarkan masukan dan saran dari validator. Revisi dilakukan pada isikonten dan beberapa wacana yang disarankan oleh validator Tabel 4.5. DaftarRevisi Konten pada Buku Suplemen No Konten Sebelum Revisi Setelah Revisi 1. Panduan Pembaca Belum terdapat bagian panduan pembaca Terdapat panduan pembaca 2. Layout Layout Layout lebih membingungkan pembaca sederhana dan mudah dipahami pembaca 3. Jenis dan ukuran huruf Terdapat beberapa bagian yang tidak memiliki ketersesuaian pada jenis dan ukuran huruf Jenis dan ukuran huruf pada setiap bagian telah sesuai 4. Kutipan atau gambar Belum terdapat sumber Sudah terdapat sumber 5. Wacana Terdapat kalimat perintah yang kurang komunikatif serta wacana yang berulang. Dalam prosedur kerja menggunakan kalimat aktif Kalimat perintah sudah komunikatif serta memiliki keefektifan wacana. Dalam prosedur kerja menggunakan kaliamat pasif 6. Konten kimia Masih didominasi oleh wacana sehingga konten kimia kurang menonjol Konten kimia dan wacana telah sesuai 7. Konten buku Konten buku suplemen kimia masih belum lengkap Konten buku suplemen kimia telah lengkap 8. Aspek spiritual Masih kurangnya aspek spiritual Penambahan beberapa aspek spiritual 9 Penulisan reaksi kimia Menggunakan print screen Pengetikan ulang Tabel 4.6 Daftar Tabel Revisi Wacana No Aspek dan halaman Sebelum Revisi Setelah Revisi 1. Nama Negara, halaman 2 Awal kata ditulis dengan huruf kecil “paruguay” Awal kata ditulis dengan huruf besar “Paruguay” 2. Penggunaan kata kata depan di semua halaman Beberapa kata depan ditulis tanpa spasi, contoh “diberbagai” Dengan spasi “di berbagai” 3. Halaman 4 Kesalahan penulisan “mukrosa” Perbaikan penulisan “mukosa” 4 Pengefektifan kalimat, halaman 5 Penulisan “dalam hal ini yang berperan adalah enzim dan oksigen yang ada di udara. Enzim yang berperan dalam proses ini adalah enzim linamarin” Penulisan menjadi “dalam hal ini yang berperan adalah enzim linamarin dan oksigen” 5. Penulisan Rumus Senyawa pada halaman 22 Penulisan “C2H2” Penulisan menjadi “C 2 H 2 ” 6. Kesalahan penulisan pada halaman 23 Penulisan “pengeraman” dan “system” Penulisan menjadi “pemeraman” dan “sistem” 7. Penggantian Penulisan “seperti Penulisan menjadi kalimat pada hal 25 yang dijelaskan sebelumnya memiliki warna yang berbeda” “ciri fisik daunnya memiliki warna yang berbeda” 8. Penggantian kalimat pada halaman 26 Penulisan “apakah senyawa kimia tersebut yang menyebabkan daun dewa memiliki banyak manfaat?” Penulisan menjadi “senyawa kimia apa saja yang terkandung di dalam daun dewa?” 9. Penggantian kalimat pada halaman 32 Penulisan “keluarkan pendapat kalian” Penulisan menjadi “cara mana yang akan kalian pilih?” 10. Penggantian kalimat pada halaman 37 Penulisan “ubi jalar menyebabkan flatus” Penulisan menjadi “penyebab flatus buang gas” 3. Deskripsi Tahap Evaluasi Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan buku suplemen kimia sebagai buku pendamping yang mampu memberikan wawasan lebih luas kepada pembaca terutama siswa. Tahap evaluasi dilakukan dengan menguji coba buku kepada beberapa guru kimia SMA di Kota Tangerang yang didampingi dengan pemberian angket yang harus diisi guru setelah membaca buku tersebut. a. Uji Coba Pada tahap uji coba buku, buku diberikan kepada 10 guru kimia dari beberapa SMA di Kota Tangerang. Dalam pengujian buku, buku dibaca oleh guru kimia SMA kemudian para responde mengisi angket yang telah diberikan oleh peneliti. Data Responden dapat dilihat pada lampiran 11. b. Analisis Data Setelah buku dibaca dan diberikan penilaian melalui angket oleh beberapa guru, langkah selanjutnya adalah menganalisi data kuantitatif yang diperoleh dari hasil angket. Data yang diperoleh dari beberapa guru secara singkat dapat dilihat pada tabel 4.7 Tabel 4.7. Hasil Angket Respon Guru Aspek Butir Rata-rata Skor Rata-rata Aspek Kriteria Materi Materi mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. 72 85 Sangat Baik Materi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. 100 Materi merupakan karya orisinal bukan hasil plagiat, tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender. 100 Materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat. 78 Materi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-Indonesia-an. 81 Penyajian Penyajian materi runtut, bersistem, lugas, mudah dipahami. 76 78.3 Baik Penyajian materi mengembangkan sikap spiritual dan sosial. 75 Penyajian materi mengembangkan pengetahuan 82 dan menumbuhkan motivasi untuk berpikir lebih jauh. Penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi. 83 Bahasa Bahasa yang digunakan etis, estetis, komunikatif dan fungsional, sesuai dengan sasaran pembaca. 80 79.4 Baik Bahasa ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku. 79 Grafika Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang 72 77.2 Baik Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten 80 Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku cover dengan isi buku. 77 Ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi 79 Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa aspek penilaian tertinggi terdapat pada aspek materi yaitu sebesar 85 , diikuti dengan aspek bahasa 79.4. Aspek penyajian sebesar 78.3 dan aspek grafika sebesar 77.2. Hal ini menunjukan bahwa aspek materi, penyajian, bahasa, dan grafika yang dimiliki oleh buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang termasuk kedalam kategori baik. Selain itu juga diperoleh rata-rata hasil penilaian responden pada setiap aspek yang terdapat didalam buku pengayaan. Tabel 4.8 Rata-rata Hasil Penilaian Responden No Aspek Nilai rata-rata Kriteria 1 Materi 8.72 Layak 2 Penyajian 7.9 Layak 3 Bahasa 7.95 Layak 4 Grafika 7.7 Layak Untuk mempermudah pembacaan hasil angket guru, maka di bawah ini ditampilkan hasil penilaian buku suplemen kimia dalam bentuk persentase yang juga disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut. 1 Presentase Penilaian Aspek Materi Butir yang terdapat di dalam aspek materi adalah 1 Materi mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional; 2 Materi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia; 3 Materi merupakan karya orisinal bukan hasil plagiat, tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender; 4 Materi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-Indonesia-an; 5 Materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat; materi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke- Indonesia-an. Gambar 4.7 . Persentase Penilaian Aspek Materi Berdasarkan gambar grafik 4.8 dapat diketahui bahwa pada aspek materi, indikator yang memiliki persentase tertinggi adalah butir pada no 2 dan 3 dengan nilai masing-masing sebesar 100, dimana masing-masing memiliki makna materi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia; dan materi merupakan karya orisinil bukan plagiat, tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender. Sedangkan nilai terkecil terdapat pada butir no 1 yang bermakna materi mendukung pencapaian nasional yang memiliki persentase sebesar 72. 2 Presentase Penilaian Aspek Penyajian Butir yang terdapat dalam aspek penyajian adalah 1Penyajian materi runtut, bersistem, lugas, mudah dipahami; 2Penyajian materi mengembangkan sikap spiritual dan sosial; 3Penyajian materi mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi 72 100 100 78 81 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 P er se n tase Pernyataan Aspek Materi untuk berpikir lebih jauh; 4Penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi. Gambar 4.8. Persentase Penilaian Aspek Penyajian Berdasarkan pada grafik aspek penyajian dapat diketahui bahwa butir yang memiliki persentase paling tinggi terdapat pada butir ke empat yaitu sebesar 83, butir ini menjelaskan bahwa penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi cukup tinggi. Sedangkan persentase butir terendah terdapat pada butir kedua yaitu sebesar 75 butir ini menjelaskan bahwa penyajian materi mengembangkan sikap spiritual dan sosial masih harus dikembangkan. 3 Presentase Penilaian Aspek Bahasa Butir yang terdapat di dalam aspek bahasa adalah 1Bahasa yang digunakan etis, estetis, komunikatif dan fungsional, sesuai dengan sasaran pembaca; 2Bahasa ejaan, tanda baca, kosakata, 76 75 82 83 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 P er se n tase Pernyataan Aspek Penyajian kalimat, dan paragraf sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku. Gambar 4.9 Persentase Penilaian Aspek Bahasa Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa persentase butir 1ebih tinggi dibandingkan dengan butir yang ke dua, namun jarak antara keduanya tidaklah begitu jauh. 4 Presentase Penilaian Aspek Grafika Butir yang terdapat di dalam aspek grafika adalah 1Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang; 2Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten; 3Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku cover dengan isi buku; 4Ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi. 80 79 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Butir 1 Butir 2 P er se n tase Pernyataan Aspek Bahasa Gambar 4.10 . Persentase Penilaian Aspek Grafika Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa butir grafika yang memiliki persentase paling tinggi adalah jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten yaitu sebesar 80. Sedangkan butir yang memiliki persentase paling rendah adalah Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang dengan persentase sebesar 72. Selain mengetahui hasil dari setiap aspek pada buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal, dapat juga diketahui kelayakan dari buku suplemen berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai kelayakan buku sebesar 80,24 Pada penelitian ini, selain mendapatkan data kuantitatif juga mendapatkan data kualitatif yang berupa saran dan masukan terhadap buku ini agar buku ini dapat dikembangkan lebih baik lagi. Secara singkat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 72 80 77 79 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 P er se n tase Pernyataan Aspek Grafika Tabel 4.9 . Saran dan Masukan Responde Aspek Saran dan Masukan Responden Materi Sebagian besar responden menyatakan bahwa materi yang terdapat di dalam buku sesuai dan aplikatif, untuk perkembangan lebih lanjut diharapkan penambahan kearifan lokal lebih banyak lagi. Penyajian Sebagian besar responden menyatakan bahwa penyajian buku sesuai dan memiliki daya ketertarikan yang baik. Bahasa Sebagian besar bahasa di dalam buku sesuai, namun masih terdapat beberapa kalimat yang salah dalam pengetikan. Grafis Sampul buku sudah sesuai, namun ada terdapat beberapa responden yang menyatakan bahwa pada sampul buku membutuhkan penambahan kearifan lokal. Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh kesimpulan bahwa secara umum buku suplemen layak dan sangat baik untuk digunakan baik bagi pendidik maupun peserta didik, hanya saja ada beberapa konten yang harus diperbaiki dan ditambahkan di dalam buku agar buku suplemen menjadi lebih baik.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah buku yang mampu menambah wawasan siswa dalam mempelajari kimia, terutama dalam aspek penerapan di kehidupan sehari-hari dan kearifan lokal daerah mereka. Oleh karena itu buku yang dikembangkan pada peneitian ini adalah buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. Buku ini mengulas beberapa kearifan lokal Kota Tangerang yang dihubungkan dengan konten kimia SMA, sehingga dengan membaca buku ini diharapkan siswa serta pendidik di Kota Tangerang memiliki wawasan lebih luas mengenai aplikasi pembelajaran kimia di daerahnya. Menurut Purnomo dalam mengembangkan buku suplemen terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti yaitu persiapan, pengembangan, dan evaluasi. 4 Tahap persiapan dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan data-data awal yang dibutuhkan untuk mengembangkan buku. Tahap pengembangan dilakukan untuk mengembangkan buku suplemen secara mendalam. Sedangkan pada tahap akhir yakni evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan buku suplemen serta aspek-aspek yang harus dikembangkan dan diperbaiki lebih lanjut mengenai buku suplemen agar diperoleh buku yang lebih baik. Tahap persiapan terdiri dari empat langkah yang diawali dengan analisis kebutuhan buku suplemen kimia SMA melalui studi literatur dan studi langsung. Studi literatur dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kedudukan buku pengayaan dalam pembelajaran kimia siswa. Berdasarkam studi literatur untuk buku pengayaan diperoleh kesimpulan bahwa buku suplemen atau buku pengayaan memiliki peranan penting dalam mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa, hal ini tertulis dalam Permendiknas no 2 tahun 2008 yang menyatakan bahwa selain menggunakan buku teks pelajaran, siswa maupun pendidik dapat memperkaya ilmu pengetahuannya dengan buku pengayaan atau suplemen. 5 Studi langsung mengenai ketersediaan buku suplemen berbasis kearifan lokal Kota Tangerang dilakukan di SMAN 13 Tangerang, berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di sekolah, diketahui bahwa ketersediaan 4 Sarah Hanifa Purnomo, “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Asam Basa”, Skripsi pada Program Studi Pendidikan kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 70. Tidak Dipublikasikan 5 Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 2 Tahun 2008, 2014, h.106 buku suplemen yang berisi pengaplikasian kimia di suatu daerah masih sangat minim. Siswa lebih dominan menggunakan buku BSE dan LKS dalam pembalajarannya di sekolah, dimana kedua jenis buku tersebut lebih didominasi dengan materi-materi yang masih kurang pengaplikasiannya. Selain itu juga hasil wawancara menunjukan bahwa masih terdapatnya beberapa pendidik yang belum bisa mengaitkan kearifan lokal dengan konten pembelajaran kimia sehingga menjadi permasalahan sistem pendidikan sekolah dalam menerapkan kearifan lokal dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Diamond yang memperoleh kesimpulan bahwa masih terdapatnya beberapa pendidik yang belum menyadari keterkaitan indigenous sciencekearifan lokal dengan sains sekolah. 6 Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan kepada setiap responden setelah mengisi angket bahwa buku suplemen sangat diperlukan namun ketersediaannya masih minim. Langkah selanjutnya pada tahap persiapan adalah analisis kearifan lokal Kota Tangerang. Dalam menganalisis kearifan lokal Kota Tangerang, peneliti menggali potensi dari beberapa aspek yaitu Sumber Daya Alam SDA, Sumber Daya Manusia SDM, Geografi, Histori, dan Budaya. 7 Tahap ini juga dilakukan melalui dua tahap. Tahap yang pertama adalah studi literatur, pada tahap ini diketahui bahwa Kota Tangerang memiliki kearifan lokal yang cukup banyak dan sangat baik jika dikembangkan. Selain itu juga kearifan lokal, local genius atau keunggulan lokal diketahui merupakan suatu sarana yang penting untuk mengoptimalkan pembelajaran sains di sekolah, namun suatu hal yang sangat disayangkan adalah nilai-nilai di dalam masyarakat yang penuh dengan kearifan lokal mulai diabaikan. 8 Selain itu terdapat beberapa landasan yuridis mengenai pentingnya pendidikan berbasis kearifan lokal, di antaranya terdapat di dalam UU no 22 6 Daimond Dziva, V. Mpofu, L.P. Kusure, Teacher Comception of Indigenous Knowledge in Science Curriculum in the Context of Mberengwa District, Zimbabwe, Journal for Department of Education, Bindura University of Science Education Zimbabwe, Vol 1, 2011, pp. 88 7 Zuhdan Kun Prasetyo, “Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal”, makalah disampaikan pada seminar nasional fisika dan pendidikan fisika, Surakarta, 13 September 2014, h.5 8 Ibid., h.1