Tabel 3.7
Bobot yang Dimiliki oleh Setiap Indikator
14
Aspek No Pernyataan Indikator
Bobot Materi
1 2
2 1
3 2
4 3
5 2
Penyajian 6
3 7
3 8
2 9
2 Bahasa
10 4
11 6
Grafika 12
2 13
3 14
3 15
2
Setelah diketahui nilai setiap indikator dengan mengalikan data kuantitatif yang diperoleh dengan bobot masing-masing, nilai setiap indikator tersebut
ditabulasikan dengan rumus sebagai berikut:
14
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Insturmen B1Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan, 2014, h. 1-11,
http:puskurbuk.netweb13
Kemudian analisis data dilakukan dengan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan agar data yang telah
terkumpul dapat
dianalisis kemudian
diambil kesimpulan
apakah pengembangan buku suplemen berbasis kearifan lokal Kota Tangerang
termasuk kedalam kategori layak dengan nilai sangat baik, baik, atau tidak layak
Buku dinyatakan layak apabila: 1.
Butir pada komponen materi harus berskor ≥ 6 2.
Butir pada komponen penyajian, bahasa dan grafika harus berksor ≥ 3 3.
Total skor akhir dari seluruh komponen setelah dikalikan dengan bobot komponen minimal 55.
Tabel 3.7 . Kriteria Interpretasi Skor
15
Total Skor Akhir Makna
Skor ≥ 85 Layak dengan nilai sangat baik
55 ≤ Skor 85 Layak dengan nilai baik
Skor 55 Tidak layak
15
Ibid.
Total Skor Akhir = Materi x 0,4 + Penyajian x 0,3 + Bahasa x 0,2 + Grafis x 0,1
57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini berfokus pada pengembangan produk berupa buku suplemen kimia yang bertujuan menambah wawasan pembaca terutama bagi
kalangan pelajar SMA di Kota Tangerang. Proses pengembangan buku ini dilakukan secara teliti dengan hasil penelitian dari buku suplemen dievaluasi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa data yang menjelaskan proses pengembangan buku suplemen kimia berbasis kearifan
lokal Kota Tangerang yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, pengembangan, dan evaluasi.
1. Deskripsi Hasil Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dari penelitian ini. Pada tahap ini ditentukan beberapa indikator serta kearifan lokal Kota Tangerang
yang dapat dijelaskan secara kimia. Pada tahap ini terdapat empat langkah yang dilakukan yaitu analisis kebutuhan buku suplemen kimia SMA,
analisis kearifan lokal Kota Tangerang, analisis indikator buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal, dan langkah terakhir adalah validasi
indikator buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. a.
Analisis Kebutuhan Buku Suplemen Kimia SMA Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan studi
langsung melalui wawancara yang dilakukan di SMAN 13 Kota Tangerang, diperoleh hasil bahwa sampai saat ini buku yang
digunakan di sekolah masih berupa LKS yang dapat dibeli siswa di sekolah serta buku paket BSE yang dapat dipinjam siswa di sekolah.
Dimana buku BSE dibeli sekolah melalui uang BOS. Frekuensi pemakaian buku paket BSE lebih besar jika dibandingkan dengan
LKS, namun di dalam kedua buku tersebut tidak terdapat pembelajaran
kimia yang didasarkan pada pengaplikasian ilmu dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam segi kearifan lokal Kota Tangerang.
Menurut pendapat guru kimia di SMA tersebut, pembelajaran kimia yang didasarkan pada keadaan setiap daerah sangatlah penting,
hal ini dikarenakan siswa mampu menggali dan mengembangkan potensi daerahnya serta pembelajaran kimia akan jauh lebih
menyenangkan karena siswa mempelajarinya melalui suatu hal yang sudah menjadi kebiasaan mereka sebelumnya. Namun hingga saat ini
pembelajaran kimia di sekolah belum pernah dilakukan melalui pendekatan kearifan lokal karena belum tersedianya bahan referensi
dan buku yang mampu menghubungkan kearifan lokal dengan pembelajaran kimia SMA.
Berdasarkan informasi di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa ketersediaan bahan referensi yang mengaitkan pembelajaran kimia
dengan kearifan lokal sangat dibutuhkan, namun keadaan bahan tersebut masih cukup sulit ditemukan, oleh karena itu peneliti
memutuskan membuat buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang, agar siswa dan guru yang terdapat di daerah tersebut
dapat menggunakannnya
sebagai referensi
penambah ilmu
pengetahuan serta mempertahankan dan mengembangkan potensi- potensi daerah yang mereka miliki.
b. Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang
Dalam pendidikan berbasis kearifan lokal terdapat dua ruang lingkup yang dapat dijadikan landasan untuk memilih kearifan lokal
dalam pembelajaran kimia yaitu ruang lingkup situasi dan kondisis daerah, serta lingkup keunggulan lokal.
Pada langkah ke dua ini peneliti menganalisis kearifan lokal Kota Tangerang melalui dua cara, yaitu melalui studi literatur dan studi
langsung. Studi literatur dimaksud untuk memberikan pengetahuan awal mengenai potensi daerah yang berada di Kota Tangerang.
Sedangkan studi langsung digunakan untuk memperjelas dan melengkapi data yang diperoleh dari studi literatur.
.
Tabel 4.1 . Hasil Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang
Studi Literatur Studi langsung
Aspek Kearifan Lokal
Aspek Kearifan Lokal
Potensi Daerah
Ubi kayu Pengobatan
tradisional Daun dewa sebagai
pereda panas Ubi jalar
Getah daun pisang, keong dan kencur
sebagai pengobat
luka Jahe
Asam dan bawang sebagai penurun rasa
pusing Makanan
Khas Asinan betawi
Kehidupan sehari-hari
Pemasakan daging
menggunakan nanas Laksa
Pembuatan misro
dan combro dengan hasil
sampingan berupa tepung
Kebudayaan Telur dapat berdiri sendiri
pada saat perayaan pen
chu Kehidupan
Sosial Penggunaan metode
pengemposan dan karbit dalam
mematangkan buah Larangan memakan