Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

buku suplemen yang berisi pengaplikasian kimia di suatu daerah masih sangat minim. Siswa lebih dominan menggunakan buku BSE dan LKS dalam pembalajarannya di sekolah, dimana kedua jenis buku tersebut lebih didominasi dengan materi-materi yang masih kurang pengaplikasiannya. Selain itu juga hasil wawancara menunjukan bahwa masih terdapatnya beberapa pendidik yang belum bisa mengaitkan kearifan lokal dengan konten pembelajaran kimia sehingga menjadi permasalahan sistem pendidikan sekolah dalam menerapkan kearifan lokal dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Diamond yang memperoleh kesimpulan bahwa masih terdapatnya beberapa pendidik yang belum menyadari keterkaitan indigenous sciencekearifan lokal dengan sains sekolah. 6 Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan kepada setiap responden setelah mengisi angket bahwa buku suplemen sangat diperlukan namun ketersediaannya masih minim. Langkah selanjutnya pada tahap persiapan adalah analisis kearifan lokal Kota Tangerang. Dalam menganalisis kearifan lokal Kota Tangerang, peneliti menggali potensi dari beberapa aspek yaitu Sumber Daya Alam SDA, Sumber Daya Manusia SDM, Geografi, Histori, dan Budaya. 7 Tahap ini juga dilakukan melalui dua tahap. Tahap yang pertama adalah studi literatur, pada tahap ini diketahui bahwa Kota Tangerang memiliki kearifan lokal yang cukup banyak dan sangat baik jika dikembangkan. Selain itu juga kearifan lokal, local genius atau keunggulan lokal diketahui merupakan suatu sarana yang penting untuk mengoptimalkan pembelajaran sains di sekolah, namun suatu hal yang sangat disayangkan adalah nilai-nilai di dalam masyarakat yang penuh dengan kearifan lokal mulai diabaikan. 8 Selain itu terdapat beberapa landasan yuridis mengenai pentingnya pendidikan berbasis kearifan lokal, di antaranya terdapat di dalam UU no 22 6 Daimond Dziva, V. Mpofu, L.P. Kusure, Teacher Comception of Indigenous Knowledge in Science Curriculum in the Context of Mberengwa District, Zimbabwe, Journal for Department of Education, Bindura University of Science Education Zimbabwe, Vol 1, 2011, pp. 88 7 Zuhdan Kun Prasetyo, “Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal”, makalah disampaikan pada seminar nasional fisika dan pendidikan fisika, Surakarta, 13 September 2014, h.5 8 Ibid., h.1 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan, PP Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi dalam bidang pendidikan. 9 Tahap yang kedua adalah studi langsung yang bertujuan untuk melengkapi dan memperkuat hasil studi literatur yang telah diperoleh. Pada langkah yang kedua ini, dilakukan diskusi secara intens dan mendalam dengan dosen kimia murni untuk mengetahui kevalidan dari keterkaitan antara kearifan lokal dengan kimia. Berdasarkan hasil studi literatur dan langsung serta hasil analisis keterkaitan kearifan lokal dengan kimia diperoleh kesimpulan bahwa terdapat beberapa kearifan lokal yang dapat dijelaskan secara sains terutama kimia dan dapat dijadikan bahan untuk pembelajaran siswa di sekolah, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudarmin dan Rayanda yang menyatakan bahwa manfaat dan kegunaan jamu tradisional memiliki pengetahuan sains masyarakat yang dapat ditransformasikan menjadi sains ilmiah dan sumber belajar sains bagi siswa. 10 Beberapa kearifan lokal yang dapat dikaitkan dengan kimia SMA berdasarkan aspek potensi kearifan lokal diantaranya adalah singkong dan ubi jalar yang termasuk SDA; pedagang yang termasuk dalam pengaruh letak geografi terhadap sistem perekonomian, pedagang yang dibahas dalam buku ini adalah pedagang asinan Nerogtog dimana asinan tersebut merupakan makanan khas di Kota Tangerang; serta aspek SDM yang berupa cara masyarakat Kota Tangerang mempercepat pematangan, cara tradisional mereka dalam melunakan daging, serta dalam menangani warga atau keluarga yang demam. Setelah menganalisis kearifan lokal Kota Tangerang, langkah selanjutnya adalah menganalisis indikator buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal. 9 Jamal Ma’mur Asmani, Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal, Jogjakarta: DIVA Press, 2012, h. 42-43 10 Sudarmin dan Rayandra Asyhar,“Transformasi Pengetahuan Sains Tradisional menjadi Sains Ilmiah dalam Proses Produksi Jamu Tradisional”, Jurnal Penelitian Pada Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, vol 1 No 1, 2012, h. 3 Dalam menganalisis indikator buku suplemen kimia, hal yang sebelumnya dilakukan adalah menganalisis KD pembelajaran kimia dan Kompetensi Kearifan lokal, dimana KD dan Kompetensi tersebut harus memiliki keterkaitan dengan kearifan lokal yang akan dikaji di dalam buku. Selanjutnya adalah penurunan indikator dari KD dan kompetensi kearifan lokal yang telah dianalisis, indikator yang dibuat merupakan indikator baru yang menjadi acuan dalam membuat buku suplemen kimia. Dalam merumuskan indikator, hal yang harus selalu diperhatikan adalah adanya muatan kearifan lokal yang mampu mengembangkan pengetahuan kimia siswa. Setelah membuat indikator, peneliti merancang konten yang dibahas dalam buku serta ilustrasi- ilustrasi yang mampu mendukung kelayakan buku. Melalui analisis indikator ini, tergambarlah sebuah kegiatan serta aspek-aspek yang dituangkan di dalam buku. Setelah menganalisis indikator, langkah selanjutnya adalah validasi indikator buku suplemen kimia. Validasi dilakukan kepada dua orang ahli yakni ahli pendidikan kimia dan ahli kimia murni. Pemilihan dua orang ahli ini bertujuan agar buku suplemen kimia yang dihasilkan menjadi sebuah buku yang memiliki kelayakan dalam konten pendidikan kimia serta kevalidan dalam pembahasan konten kimia dalam kearifan lokal. Segala saran yang diberikan oleh validator dijadikan acuan dalam membuat buku suplemen agar konten yang terdapat di dalam buku lebih terstruktur dengan baik. Tahap kedua dari penelitian ini adalah tahap pengembangan. Pada tahap ini terdapat beberapa langkah yang dilakukan peneliti. Langkah pertama adalah mengembangkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal yang mengacu pada indikator-indikator yang telah dianalisis sebelumnya. Selain itu pemilihan materi,wacana dan ilustrasi yang dituangkan di dalam buku juga menjadi suatu hal yang diperhatikan selama proses pengembangan. Sebelum tahap kedua ini berakhir, dilakukan validasi buku suplemen kepada kedua validator ahli. Hal ini dimaksud agar peneliti dapat merevisi buku dengan saran yang diberikan oleh validator untuk menghasilkan buku suplemen yang baik sebelum buku siap untuk di uji cobakan kepada responden. Terdapat beberapa aspek yang divalidasi dalam pengembangan buku suplemen yaitu aspek materi, penyajian, bahasa, dan grafis. Adapun saran yang diberikan oleh validator terhadap buku suplemen meliputi tipografi, penambahan dan perbaikan konten serta wacana, dan penyajian buku. Saran dan masukan kemudian dijadikan bahan untuk merevisi buku suplemen yang siap untuk diuji coba. Setelah melalui tahap persiapan dan tahap pengembangan, tahap yang terakhir adalah tahap evaluasi, terdapat beberapa langkah dalam tahap evaluasi ini, yang pertama adalah uji coba buku suplemen dan pengisian angket reseponden. Kedua langkah ini dilakukan bersamaan karena selama proses uji coba, responden juga menilai buku melalui angket yang diberikan oleh peneliti. Uji coba dilakukan dengan cara responden membaca buku suplemen kimia lalu menilai buku berdasarkan butir yang terdapat di dalam angket. Responden terdiri dari 10 orang guru kimia yang berasal dari beberapa SMA Kota Tangerang yang berbeda. Pemilihan responden ini didasarkan untuk mewakili beberapa daerah di Kota Tangerang karena responden diambil dari beberapa SMA yang berada di Kecamatan yang berbeda, buku suplemen merupakan buku yang materinya dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang pendidikan dan tingkat kelas, 11 sehingga materi yang terdapat di dalam buku tidak berfokus hanya pada satu tingkatan SMA saja karena tujuan pengembangan buku ini adalah mengembangkan wawasan dan pengetahuan siswa mengenai konten kimia yang terdapat di dalam kearifan lokal Kota Tangerang sehingga cukup sulit untuk memilih siswa yang memiliki tingkatan kelas sebagai responden. Selain itu pemilihan responden ini juga didasarkan pada wacana yang terdapat di dalam setiap butir angket merupakan wacana yang cukup sulit di pahami oleh siswa. Wacana di dalam angket respon diperoleh dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan 11 Pedoman Penulisan Buku Nonteks Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, TTh. 65 Kebudayaan yang tidak di modifikasi sedikitpun oleh peneliti. Angket berisi 15 butir pernyataan yang memuat aspek materi, penyajian, bahasa, dan grafis. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, diperoleh hasil berupa persentase aspek materi, bahasa, penyajian dan grafika dengan masing-masing besarnya 85, 78.3, 79.4 dan 77.2. Aspek materi memiliki nilai paling tinggi dibandingkan dengan aspek lainnya. Pada aspek ini, butir yang memiliki nilai paling tinggi adalah butir yang memiliki pernyataan bahwa materi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia; serta butir yang menyatakan bahwa materi merupakan karya orisinal bukan hasil plagiat, tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender yang masing-masing memiliki persentase sebesar 100, nilai ini merupakan persentasetertinggi pada aspek materi yang menyatakan bahwa orisinalitas buku sangat baik dan tidak melanggar perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dikarenakan dalam pengembangan buku suplemen kimia, peneliti berusaha menjaga orisinalitas buku dan wacana yang terdapat di dalam buku agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Butir selanjutnya yang memiliki nilai tertinggi adalah butir dengan pernyataan pemaksimalan penggunaan sumber-sumber yang erat dengan konteks ke-Indonesiaan memiliki persentase sebesar 81, nilai tersebut menggambarkan bahwa penggunaan sumber-sumber Indonesia termasuk kedalam kategori sangat baik terutama pemaksimalan sumber-sumber Kota Tangerang karena dalam buku ini berfokus pada kearifan lokal Kota Tangerang yang memiliki keterkaitan dengan pembelajaran kimia SMA, bahkan terdapat beberapa iluistrasi yang diambil secara langsung oleh peneliti di lapangan yang berlokasi di Kota Tangerang. Butir lainnya dalam aspek materi adalah materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat, butir ini memiliki persentase sebesar 78, nilai tersebut masih termasuk kedalam kategori baik, secara umum buku ini berisi tentang cara- cara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Kota Tangerang, hal ini di tujukan agar pembaca mengetahui bahwa kebiasaan-kebiasaan tradisional yang dianggap tidak modern sebenarnya memiliki penjelasan ilmiah yang baik dan akurat yang seharusnya bisa menjadi dasar untuk pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut. Butir terakhir dari aspek materi adalah materi mendukung tujuan pendidikan nasional, butir ini memiliki persentase sebesar 72 yang juga termasuk dalam kategori baik. Tanggapan responden mengenai butir ini juga bervariasi, terdapat beberapa responden yang beranggapan sangat sesuai dan beberapa responden yang beranggapan cukup sesuai, namun pada intinya setiap responden setuju bahwa materi yang dituangkan dalam buku ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional karena materi yang terdapat di dalam buku memperluas pengetahuan siswa yang tidak siswa dapatkan di sekolah sehingga sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara umum aspek materi dalam buku ini tergolong dalam kategori layak dan sangat baik, penyimpulan kata layak diperoleh dari nilai sebesar 8.72 yang berdasarkan instrument dan rubrik B1 penilaian buku pengayaan pengetahuan, butir pada aspek materi dikatakan lay ak jika berskor ≥ 6. 12 Sedangkan pengkategorian materi sangat baik didapat dari hasil persentase yang sebesar 85 Selain penilaian kuantitatif, buku ini juga memperoleh penilaian kualitatif dari responden. Penilaian kualitatif yang diberikan responden pada aspek materi secara garis besar menyatakan bahwa materi di dalam buku sudah sesuai dan aplikatif, untuk perkembangan lebih lanjut ada baiknya jika terdapat penambahan pengkajian kearifan lokal lebih banyak lagi. Saran dan masukan yang diberikan responden dijadikan bahan untuk menyempurnakan buku suplemen, sehingga dalam aspek materi terdapat penambahan kearifan lokal dalam bidang industri rumahan, namun penambahan kearifan lokal ini tidak menambah materi maupun bab di dalam buku. 12 Instrumen dan Rubrik B1 Penilaian Buku Pengayaan Pengethauan, Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014 Aspek bahasa merupakan aspek dengan nilai tertinggi kedua. Aspek ini memiliki dua butir pernyataan, dimana butir yang memiliki nilai tertinggi adalah butir yang menyatakan bahwa bahasa yang digunakan etis, estetis, komunikatif dan fungsional, sesuai dengan sasaran pembaca dengan persentase sebesar 80. Nilai ini memiliki makna bahwa keetisan dan sasaran bahasa yang digunakan di dalam buku termasuk kedalam kategori baik, hal ini dikarenakan dalam penulisan setiap wacana di dalam buku, peneliti berusaha membuat wacana yang mudah dipahami oleh pembaca terutama siswa SMA, bahkan jika ada sebuah kata ilmiah di dalam wacana yang maknanya sulit dimengerti, peneliti menyajikan cuplikan glosarium yang dekat dengan kata ilmiah tersebut. Butir kedua dalam aspek bahasa adalah butir dengan pernyataan bahasa ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku. Persentase yang diperoleh pada butir ini sebesar 79 yang termasuk ke dalam kategori baik. Nilai ini menunjukan bahwa bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah dan istilah baku, walaupun ada beberapa kata dalam buku yang masih salah dalam pengetikan namun hal tersebut tidak cukup menganggu pembaca dalam memahami materi yang terdapat di dalam buku . Skor rata-rata yang diperoleh aspek bahasa adalah sebesar 7.95 serta persentase sebesar 79.4, skor dan persentase ini menunjukan bahwa bahasa yang digunakan di dalam buku termasuk ke dalam kategori layak dan baik. Kategori ini juga didukung dengan penilaian kualitatif responden yang secara umum menyatakan bahwa sebagian besar bahasa di dalam buku sesuai, namun masih terdapat beberapa kalimat yang salah dalam pengetikan. Penilaian kualitatif ini dijadikan bahan untuk menyempurnakan buku sehingga kalimat atau kata yang masih salah pengetikan diperbaiki untuk memperoleh buku suplemen kimia yang lebih baik. Aspek yang memiliki nilai tertinggi ketiga adalah aspek penyajian yang berisi empat butir penryataan dengan nilai tertinggi diperoleh butir keempat dengan pernyataan penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi. Butir ini memiliki persentase sebesar 83 yang termasuk kedalam kategori sangat baik dan menyatakan bahwa materi mampu mengembangkan keterampilan dan memotivasi pembaca karena selain menyajikan materi-materi kimia yang terdapat di dalam kearifan lokal Kota Tangerang, peneliti juga menyajikan beberapa inovasi dan berkreasi dalam pengolahan kearifan lokal yang di sajikan dalam bentuk keterampilan. Butir dalam aspek penyajian yang memiliki nilai tertinggi kedua adalah butir dengan pernyataan penyajian materi mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi untuk berpikir lebih jauh, butir ini memiliki persentase sebesar 82 yang termasuk kedalam kategori sangat baik. Buku ini dikembangkan dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa sehingga materi yang terdapat di dalam buku suplemen merupakan materi yang tidak diperoleh siswa dari buku teks sekolah, materi yang disajikan di dalam buku suplemen kimia mengembangkan beberapa materi yang terdapat di buku teks sekolah sehingga siswa mampu memperluas pengetahuannya. Butir dengan nilai tertinggi ketiga adalah butir yang memiliki pernyataan penyajian materi runtut, bersistem, lugas, mudah dipahami dengan persentase sebesar 76, nilai ini masih termasuk kedalam kategori baik, karena dalam pengembangan buku suplemen, buku telah mengalami validasi dan revisi dimana dalam proses revisi saran dan masukan validator dijadikan bahan untuk merevisi buku dengan sistem dan runtutan penyajian materi menjadi masukan validator. Butir terakhir dalam aspek penyajian adalah penyajian materi mengembangkan sikap spiritual dan sosial. Persentase yang diperoleh butir ini adalah sebesar 75 yang memiliki arti baik. Penilaian kualitatif responden terhadap butir ini bervariasi, terdapat beberapa responden yang menyatakan sesuai ada beberapa responden juga yang menyatakan kurang sesuai. Dalam pengembangan buku ini, aspek spiritual memang tidak tertulis secara langsung di dalam buku namun dituliskan secara tersirat, karena dalam pengembangan buku, peneliti berusaha mengajak pembaca untuk lebih mencintai kearifan lokal yang merupakan titipan Sang Pencipta berupa potensi-potensi daerah melalui pengembangkan potensi-potensi tersebut. Secara umum nilai rata-rata yang diperoleh aspek penyajian adalah sebesar 7.9 dengan persentase sebesar 78.3, nilai ini menunjukan bahwa penyajian buku suplemen termasuk kedalam kategori layak dan baik, penyajian buku suple men dikatakan layak jika memiliki skor ≥ 3. 13 Kategori penyajian buku ini diperkuat dengan penilaian kualitatif yang diperoleh dari responden yang secara umum menyatakan bahwa sebagian besar penyajian sesuai dan memiliki daya ketertarikan yang baik, namun ada beberapa konten yang bagi beberapa responden semestinya ditambahkan seperti konten spiritual dan perbaikan kalimat sub bab yang menggunakan kalimat tanya, serta perluas potensi daerah yang ada. Penilaian kualitatif ini dijadikan bahan untuk menyempurnakan buku. Aspek yang memiliki nilai paling rendah dibandingan yang lainnya adalah aspek grafika dengan nilai sebesar 7.7 dan persentase sebesar 77.2, nilai ini masih termasuk kedalam kategori layak dan baik karena untuk kelayakan grafika buku suplem en, nilai yang harus diperoleh adalah ≥ 3. Banyak butir yang terdapat di dalam aspek ini adalah empat butir dengan nilai tertinggi diperoleh butir dengan pernyataan jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten, butir ini mendapatkan persentase sebesar 80 yang memiliki makna baik. Jenis tulisan yang digunakan dalam buku ini adalah liberation serif dengan ukuran huruf sebesar 12 dan hanya pada beberapa bagian yang menggunakan ukuran berbeda untuk menandakan bahwa wacana tersebut merupakan pendamping wacana utama, sedangkan untuk penomoran huruf sangatlah diperhatikan terutama tata letaknya. Butir dalam aspek grafika yang memiliki nilai tertinggi kedua adalah butir dengan pernyataan ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi yang memiliki persentase sebesar 79, nilai ini menandakan bahwa ilustrasi yang digunakan dalam buku suplemen termasuk dalam kategori baik karena dalam pemilihan ilustrasi buku, peneliti mencari dengan sangat teliti 13 Ibid,. baik ilustrasi yang berasal dari internet maupun dokumen pribadi agar diperoleh ilustrasi yang sesuai pada buku suplemen sehingga pembaca dapat memahami dengan baik. Butir lain dalam aspek penyajian yang memiliki nilai tertinggi ke tiga adalah tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku cover dengan isi buku. Persentase yang dimiliki butir ini adalah 77 yang memiliki makna baik. Kulit buku dibuat dengan memasukan icon Kota Tangerang yaitu masjid Al A’zhom yang bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa konten yang terdapat di dalam buku merupakan konten yang berkaitan dengan kearifan lokal kota Tangerang. Butir terakhir dalam aspek grafika adalah kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang dengan persentase yang diperoleh sebesar 72 yang masih termasuk kedalam kategori baik, sehingga mengartikan bahwa kulit buku memiliki ilustrasi yang baik hanya saja dalam proses percetakannya, peneliti tidak mencantumkan nama peneliti dan judul buku pada bagian punggung kulit buku. Pada butir ini juga terdapat perbedaan pendapat antar responden, sebagian besar responden menyatakan sesuai, namun beberapa responden menyatakan masih dibutuhkannya sedikit penambahan aspek kearifan lokal dalam sampul buku. Secara umum aspek grafika memiliki nilai rata-rata sebesar 7.7 yang menyatakan bahwa aspek grafika buku suplemen layak dan sesuai dengan butir penilaian. Kategori layak ini dapat dilihat dari penilaian kualitatif aspek grafika yang menyatakan bahwa sampul buku sudah sesuai, namun ada beberapa konten kearifan lokal yang ditambahkan di dalam sampul buku.. saran dan masukan responden dijadikan bahan untuk menyempurnakan sampul buku suplemen agar buku suplemen kimia memiliki sampul yang lebih baik . Selain menganalisis data setiap butir dan aspek buku suplemen, peneliti juga menganalisis buku suplemen kimia secara keseluruhan sesuai dengan perhitungan dan kategori kelayakan buku suplemen dari pemerintah pusat. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai total buku suplemen sebesar 80.24 yang menyatakan bahwa buku suplemen termasuk kedalam kategori layak dengan predikat baik. Dalam melakukan evaluasi terhadap buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang, peneliti juga meletakan kolom komentar dan saran pada lembar angket serta wawancara mengenai 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang, mengetahui tingkat keterbacaan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal, serta mengetahui tanggapan guru mengenai buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. Buku yang dikemban gkan dalam penelitian ini berjudul “Kimia dalam Kota Tangerang”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan. 1. Terdapat beberapa tahapan dalam mengembangkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang yaitu tahap persiapan, tahap pengembangan, dan tahap evaluasi. Tahap persiapan terdiri dari analisis kebutuhan buku suplemen kimia SMA, analisis kearifan lokal Kota Tangerang, analisis indikator buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal, dan yang terakhir adalah validasi indikator buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal. Tahap pengembangan buku meliputi pengembangan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang dan validasi buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah tahap evaluasi. 2. Berdasarkan hasil pengolahan data berdasarkan metode yang digunakan pemerintah dalam menilai buku suplemen diperoleh hasil bahwa buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang memiliki skor total akhir sebesar 80.24 yang bermakna bahwa buku ini termasuk kedalam kategori layak dengan predikat baik. Dengan persentase setiap aspek materi, bahasa, penyajian, dan grafika masing-masing memiliki nilai persentase sebesar 85, 78.3, 79.4, dan 77.2 dengan kategori materi sangat baik, penyajian, bahasa, dan grafika baik 3. Tangapan guru-guru mengenai buku suplemen ini adalah sangat baik, secara umum mereka menyatakan bahwa buku ini layak dan cukup bagus untuk dijadikan buku pendamping kimia SMA, bahkan terdapat beberapa guru yang menyatakan bahwa buku ini perlu ada perbaikan sedikit kajian pada beberapa aspek dan penggalian lebih dalam potensi-potensi daerah sehingga memiliki daya jual yang baik pula.

B. Saran

Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka diperoleh beberapa saran yaitu: 1. Peneliti disarankan untuk menyempurnakan buku suplemen terutama pada aspek bahasa dan aspek grafika buku. 2. Bagi guru kimia khususnya yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat mengaplikasikan materi yang terdapat dalam buku suplemen kimia dalam pembelajaran dikelas 3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih memperbanyak ilustrasi yang diperoleh dari dokumen pribadi agar buku yang dihasilkan lebih menggambarkan situasi yang sebenarnya terdapat di daerah tersebut. 4. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat membuat buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal dengan daerah yang berbeda sehingga dapat memperkaya buku suplemen kimia Indonesia yang dapat diintegrasikan kepada peserta didik dan pendidik yang berasal dari daerah yang memiliki kearifan lokal yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Iif Khoiru. Dkk. Mengembangkan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dalam KTSP. Jakarta : Prestasi Pustaka, 2012. Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Asmani, Jamal Ma’mur. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Jogjakarta: Diva Press, 2012. Brady, James E. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1999. Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku Pasal 1 Ayat 5. Jakarta. 2008 Dinas Pertanian Kota Tangerang 2008 . “Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Sayuran Kota Tangerang Tahun 2007 ”, http:www.tangerangkota.go.idmobile, 24 Juli 2014a. ----------------------------------- . “Profil Ekonomi, Pertanian, Perikanan, dan Peternakan, 2007”, http:www.tangerangkota.go.idmobile, 24 Mei 2014b. Dziva, Daimond., and V. Mpofu, L.P. Kusure. Teacher Comception of Indigenous Knowledge in Science Curriculum in the Context of Mberengwa District, Zimbabwe. Journal for Department of Education, Bindura University of Science Education Zimbabwe, Vol 1, 2011. Echols, John M. dan Hassan Shadiky. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996. Herimanto dan Winarno. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta Timur : Bumi Aksara, 2011. Ibrahim, Muslimin dan Muhammad Thamrin Hidayat. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Irianto,Yoyon Bahtiar. Kebijakan Pembaruan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Insturmen B1Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan, http:puskurbuk.netweb13, 2 Agustus, 2014