dalam Nashir bahwa kebudayaan ialah keseluruhnan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
kemampuan – kemampuan lainnya serta kebiasaan – kebiasaan yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
12
Kebudayaan timbul dari adanya interaksi sosial yang terjadi secara terus menerus pada proses yang terjadi dalam kurun waktu yang lama,
serta dijadikan sistem pengetahuan kolektif yang kompleks sehingga mampu membentuk karakter masyarakat Indonesia dalam menjalani
kehidupan dan berinteraksi dengan lingkungannya.
13
b. Fungsi Kearifan Lokal
Terdapat beberapa fungsi kearifan lokal jika ditinjau dari beberapa aspek, dibawah ini akan dijelaskan fungsi kearifan lokal dalam
kehidupan sosial, dan ilmu pengetahuan. 1
Fungsi Kearifan Lokal dalam kehidupan sosial Kearifan lokal dapat dipahami sebagai usaha manusia yang
dilakukan dengan mengunakan akal budinya untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam
ruang tertentu. Ruang tertentu yang dimaksud disini adalah ruang interaksi yang terjadi antarmanusia dan antarmanusia dengan
lingkungan fisiknya, dimana interaksi ini telah disusun sedimikian rupa. Pola interaksi yang terjadi disebut dengan setting, dimana
pengertian setting itu sendiri adalah suatu tempat yang digunakan manusia untuk berinteraksi dan menyusun hubungan dalam
lingkungannya. Sebuah setting yang telah terbentuk secara langsung akan memproduksi nilai-nilai yang menjadi landasan atau
acuan tingkah laku manusia.
14
12
Haedar Nashir, Pendidikan Karakter berbasis Agama dan Budaya, Yogyakarta :Multi Presendo, 2013, h. 32
13
Ibid,.
14
Nuraeny, op. cit., h. 68
Selain itu jika dilihat dari kebudayaan yang merupakan salah satu sumber dari kearifan lokal, kearifan lokal dapat membangun
pengetahuan kolektif yang digunakan sebagai acuan bertindak dan bertingkah laku dalam menanggapi lingkungan kehidupannya dan
juga sebagai arah dalam menentukan tindakannya.
15
2 Fungsi Kearifan Lokal dalam Ilmu Pengetahuan
Fungsi lain dari kearifan lokal adalah kearifan lokal memiliki peranan yang cukup besar dalam bidang keilmuwan. Pada
umumnya terdapat tujuh unsur – unsur pokok kebudayaan yang
ada pada suatu masyarakat dimanapun tempat dan daerahnya. Menurut Kluchkon sebagaimana yang dikutip dalam Herimanto
dan W inarno menyatakan bahwa “ketujuh unsur pokok
kebudayaan meliputi peralatan hidup teknologi, sistem mata pencaharian hidup ekonomi, sistem kemasyarakatan orgnisasi
sosial, sistem bahasa, kesenian seni, sistem pengetahuan ilmu pengetahuan sains,
serta sistem kepercayaan religi”
16
Berdasarkan ketujuh unsur pokok kebudayaan yang telah diuraikan diatas, diketahui bahwa ilmu pengetahuan sains
merupakan salah satu unsur pokok kebudayaan, dan hal ini menunjukan bahwa sains dapat ditemukan dimana saja dan pada
saat kapanpun, mulai dari jaman praserajarah, sejarah dan hingga saat ini. Salah satu contoh bahwa sains telah ada sejak dahulu kala
adalah adanya sistem perbintangan yang digunakan masyarakat untuk berlayar, walaupun pengetahuan sains tersebut masih dalam
bentuk yang sederhana.
17
15
Nashir, op, cit., h.36
16
Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta Timur : Bumi Aksara, 2011, h.152.
17
Ibid,. 153
c. Makna Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
Banyak ragam definsi dari pendidikan, walaupun demikian bukan berarti bahwa pendidikan tidak memiliki definisi yang jelas, adanya
keberagaman definisi ini menjadi kekayaan intelektual dalam khazanah pemikiran pendidikan kontemporer yang sangat berharga.
Dibawah ini adalah definisi pendidikan dari para pakar pendidikan Dalam Garis Besar Haluan Negara GBHN
“bahwa pengertian dari pendidikan
merupakan suatu
usaha yang
disadari untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang dilaksanakan didalam maupun diluar ,dan berlangsung seumur
hidup”.
18
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh anak
19
Pendidikan berfungsi
mengenalkan, memahamkan,
dan menjadikan nilai
– nilai karakter sehingga mendarah daging dalam kehidupan peserta didik atau siapaun yang terlibat di dalamnya.
Pendidikan karakter memiliki kaitan erat dengan kebudayaan. Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan
menyatakan, bahwa
Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa, dan pendidikan yang telah dikemukakan diatas maka pendidikan budaya dan
karakter bangsa dapat dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri
peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religious, nasionalis, produktif dan kreatif. Atas dasar pemikiran
itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang,
pendekatan yang sesuai dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya
18
Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta : pustaka pelajar offset, 2011, h.33
19
Ibid,.