a Materi atau isi buku nonteks
Komponen ini terbagi menjadi dua, yaitu komponen khusus dan komponen umum.
Tabel 2.2 Komponen Materi Buku NonTeks
Kriteria Umum
67
Kriteria Khusus
68
- Materi yang mendukung
pencapaian tujuan pendidikan nasional;
- Materi yang tidak
bertentangan dengan ideologi dan kebijakan
politik negara; -
Materi yang menghindari masalah SARA, bias
jender, serta pelanggaran HAM.
- Materi yang ditulis sesuai
dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan
akurat -
Mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber
yang sesuai dengan kondisi di Indonesia;
- Materi atau isi buku
mengembangkan kecakapan akademik, sosial, dan
kejuruan vokasional untuk memecahkan masalah dan
mendorong “jiwa kewirausahaan”
- Materi atau isi buku harus
secara maksimal membangun karakteristik
kepribadian bangsa Indonesia yang diidamkan
dan kepribadian yang mantap.
b Penyajian materi
67
Ibid., h.68
68
Ibid., h.70
Dalam menyajikan materi penulis harus memperhatikan aspek penyajian materi buku yang dilakukan secara runtun,
bersistem, lugas, dan mudah dipahami. Selain itu juga khusus untuk buku pengayaan atau pengetahuan pendidik, penulis
harus memperhatikan pengembangan kecakapan akademik, kreativitas, kemampuan berinovasi serta pengembangan
kreativitas dan kemampuan berinovasi.
69
Khusus untuk penulis yang tertarik untuk menulis buku pengayaan keterampilan, selain penyajian materi dilakukan
secara runtun, bersistem, lugas, dan mudah dipahami, juga harus memerhatikan penyajian materi yang:
- Mudah dilakukan, familiar intim dengan pembaca, dan
menyenangkan; -
Dapat merangsang pengembangan kreativitas, aktivitas fisikpsikis, dan merangsang pembaca untuk menerapkan
berdasarkan bahan, alat, dan tahapan kerja.
70
c Bahasa danatau ilustrasi
Penulis buku
nonteks pelajaran
kiranya perlu
memerhatikan penggunaan bahasa danatau ilustrasi, terutama dalam hal berikut.
- Buku yang menuntut kehadiran ilustrasi, maka penggunaan
ilustrasi gambar, foto, diagram, tabel, lambang, legenda harus dilakukan sesuai dan proporsional;
- Dalam menggunakan istilah atau simbol untuk jenis buku
yang menggunakan harus baku dan berlaku secara menyeluruh;
- Dalam menggunakan bahasa, yang meliputi ejaan, kata,
kalimat, dan paragraf harus tepat, lugas, dan jelas.
71
d Kegrafikaan
69
Ibid., h.74
70
Ibid. h.75
71
Ibid., h.78
Penulis yang baik seharusnya dapat membangun kebersamaan dalam menyelaraskan antara kepentingan
penyampaian isi buku dengan kepentingan pemasaran buku tersebut. Desain isi buku memerhatikan tata letak yang
konsisten, harmonis, dan lengkap serta menggunakan tipografi dan ilustrasi jika jenis buku menuntut yang sederhana, mudah
dibaca dan dipahami.
72
3. Kimia
Pembelajaran kimia terdiri dari dua suku kata, yaitu pembelajaran dan kimia. Banyak definisi mengenai pembelajaran, diantaranya adalah
definisi pembelajaran menurut A. Chaedar Alwasilah dalam Munadi, A result of reinforced pracitice” dan “a change in human disposition or
capability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the process of growth” dari kedua definisi ini ada tiga hal yang harus
diperhatikan. Pertama proses pembelajaran menghasilkan yang perubahan perilaku anak didik yang relatife permanen. Tentunya, dalam proses ini
terdapat peran penggiat pembelajaran, yakni guru atau dosen sebagai perilaku perubahan.
73
Sedangkan kimia adalah ilmu yang mencakup sejumlah aspek mengenai bahan
– bahan kimia. Bagian kimia yang terpenting adalah mempelajari reaksi kimia, perubahan yang terjadi bila
senyawa kimia berinteraksi membentuk senyawa kimia baru. Raksi kimia merupakan suatu hal yang sangat menakjubkan untuk diteliti dan
merupakan dan merupakann bagian yang menyenangkan dari ilmu kimia untuk memperhatikan terjadinya reaksi kimia.
74
Sedangkan menurut Jarsin, “Kimia adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari benda
72
Ibid., h.82
73
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat: Gaung Persada Press, 2008, h.4
74
James, E Brady, Kimia Universits Asas dan Struktur, Jakarta:Bina Rupa Aksara,1999, h.3
hidup dan tidak hidup dari aspek susunan materi dan perubahan –
perubahan yang bersifat tetap”.
75
Kimia secara garis besar dibagi menjadi kimia organik dan anorganik.Kedua bagian itu pada dasarnya membahas dasar keseluruhan.
Kemudian diikuti analisis kuantitatif dan kualitatif.
76
4. Kota Tangerang
Kota Tangerang merupakan sebuah kota yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, dengan posisinya tersebut terdapat keuntungan dan
kerugian yang dimiliki, keuntungannya adalah para warganya bisa memanfaatkan fasilitas public sebuah metropoloitan, namun kerugiannya
adalah banyak warga kota tangerang yang enggan mengakui berdomisili di Kota Tangerang.
77
Secara geografis wilayah Kota Tangerang berada antara 6 6 LS-6
13 LS dan 106
36-106 -42
BT dengan luas wilayah 184,23 Km
2
dengan batas Utara Kabupaten Tangerang, Batasa Selatan Kabupaten Tangerang,
Batas Timur DKI Jakarta, dan Batas Barat Kabupaten Tangerang. Terdapat beberapa Kecamatan di dalamnya, yaitu Ciledug, Larangan,
Karang Tengah, Cipondoh, Pinang, Tangerang, Karawaci, Cibodas, Jatiuwung, Periuk, Neglasari, Batuceper, dan Benda.
78
Terdapat beberapa potensi daerah yang dimiliki Kota Tangerang, baik dari sektor pertanian maupun tanaman hias. Potensi tanaman hias yang
dimiliki Kota Tangerang cukup menjanjikan dengan tanaman yang dihasilkan adalah Angrek, Sedap Malam, Palem dan Aglonema.
Sedangkan hasil pertaniannya terdapat padi sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, petai, lobak, kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, terong,
75
Muslimin Ibrahim, Muhammad Thamrin Hidayat, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, h.37
76
Ibid.
77
Kota Tangerang, Profil Kota Tangerang, TT, h.2 tidak dipublikasikan
78
Ibid.
ketimun, kangkung, bayam, timun suri, sukun, melinjo, petai, mengkudu, sambiloto.
79
Selain sumber daya alam, Kota Tangerang juga memiliki beberapa kebudayaan yang dimiliki masyarakatnya, serta makanan khas seperti
asinan, kue cincin dan laksa.
B. Peneltian Relevan
Penelitian relevan yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Sudarmin dan Rayandra Asyhar,“Transformasi Pengetahuan Sains Tradisional menjadi Sains Ilmiah dalam Proses Produksi
Jamu Tradisional”, di peroleh kesimpulan bahwa adanya pengetahuan asli dari peracik dan penjual jamu, serta penjual bahan jamu yang tepa atau kurang
tepat jika dibandingkan dengan sains ilmiah, pengetahuan peracik dan penjual jamu umumnya sebagai hasil pengetahuan warisan yang terkadang responden
kurang mampu menjelaskan secara sains ilmiah. Sedangkan terkait focus penelitian manfaat dan kegunaan jamu tradisional disimpulkan bahwa banyak
pengetahuan sains masyarakat yang dapat ditransformasikan menjadi sains ilmiah dan sumber belajar sains bagi siswa
80
Asri Maharani dalam “Pengembangan Buku Pengayaan Pengetahuan Live with Protistt sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi untuk SMAMA”
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil prodk buku pengembangan berhasil dikembangkan melalui tahapan Analysis Design,
Develoment, Implementation, dan Evaluation dengan kualitas produk buku secara keseluruhan menurut penilaian para ahli berkategori sangat baik .
81
79
Dinas Pertanian Kota Tangerang, Profil Ekonomi, Pertanian, Perikanan, dan Peternakan, 2007. tidak dipublikasikan
80
Sudarmin dan Rayandra Asyhar,“Transformasi Pengetahuan Sains Tradisional menjadi Sains Ilmiah dalam Proses Produksi Jamu Tradisional”, Jurnal Penelitian Pada Jurusan Kimia FMIPA