Latar Belakang Masalah Penelitian

Pendidikan untuk dikembangkan menjadi program danatau satuan pendidikan bertaraf in ternasional danatau berbasis keunggulan lokal”. 6 Dengan adanya pendidikan berbasis keunggulan lokal, diharapkan semua peserta didik yang berada di suatu wilayah tertentu dapat memahami sains dan mengaplikasikan pembelajaran yang mereka dapati di sekolah dalam kehidupan sehari-hari mereka tanpa adanya sebuah pemahaman bahwa pembelajaran sains hanya dapat dilaksanakan pada kalangan elit tertentu. “by the global thrust towards school science programs that are intended, not for a select few, but for all students. The “Scince for all” and “Science for daily living” Tke on new meaning when indigenous communities’ needs are considered in cultural context” 7 Selain itu jika dikaji lebih dalam, terdapat beberapa hal di masyarakat yang memiliki hubungan yang erat dengan sains namun masyarakat sekitar belum mampu menjelaskannya secara ilmiah, hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Sudarmin, berdasarkan penelitian yang telah ia lakukan diperoleh hasil bahwa Adanya pengetahuan asli dari peracik dan penjual jamu, serta penjual bahan jamu yang tepat atau kurang tepat jika dibandingkan dengan sains ilmiah, pengetahuan peracik dan penjual jamu umumnya sebagai hasil pengetahuan warisan yang terkadang responden kurang mampu menjelaskan secara sains ilmiah. Sedangkan terkait focus penelitian manfaat dan kegunaan jamu tradisional disimpulkan bahwa banyak pengetahuan sains masyarakat yang dapat ditransformasikan menjadi sains ilmiah dan sumber belajar sains bagi siswa 8 Pada dasarnya pemerintah telah membuat sebuah kebijakan untuk meningkatkan pendidikan Indonesia dengan tujuan meningkatkan 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, 2014, http:mgb.trisakti.ac.id 7 Cassie Quigley, “Globalization and Science Eduation: The Implication for Indigenous Knowledge System”, Journal of International Education in Indiana University, vol 2, No 1, 2009, h. 81 8 Sudarmin dan Rayandra Asyhar, Transformasi Pengetahuan Sains Tradisional menjadi Sains Ilmiah dalam Proses Produksi Jamu Tradisional, Jurnal Penelitian Pada Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, vol 1 No 1, 2012, h. 3 kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan melalui pengadaan buku teks. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomo 11 Tahun 2005 pasal 1 yang berisi Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional. 9 Buku teks termasuk kedalam buku ajar yang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu a buku pelajaran pokok, b buku pelajaran pelengkap, c buku bacaan, dan d buku sumber. 10 Pengajaran materi bagi siswa tidak hanya dapat diperoleh melalui buku pelajaran pokok, karena masih terdapat beberapa pengetahuan yang harus dimiliki siswa yang tidak terdapat di buku pelajaran pokok. Oleh karena itu diperlukan adanya buku pelengkap berupa buku suplemen buku pengayaan. Dimana Buku pengayaan adalah “buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar , menengah dan perguruan tinggi”. 11 Selain itu saat ini pemerintah telah memberikan kebebasan kepada satuan tingkat pendidikan untuk mengembangkan indikator-indikator serta bahan ajar yang ada dengan rambu-rambu penyusunan dan pengembangannya yang telah ditentukan oleh pemerintah. Pengembangan indikator-indikator dalam buku pelajaran pokok dapat dilakukan diantaranya dengan mengembangkan buku suplemen atau buku pelengkap. Buku suplemen yang baik memiliki keterkaitan dengan suatu daerah, serta mampu mewujudkan desentralisasi pendidikan nasional adalah buku suplemen yang memiliki indikator-indikator sebagai berikut: 1 menjadikan siswa mengetahui keunggulan lokal daerah dimana dia tinggal, 2 memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan 9 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks, 2015, h.2 ftp:ftp.unm.ac.id 10 Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, h. 16. 11 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku, Pasal 1 Ayat 5, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional 2008, h. 107. keunggulan lokal daerah tersebut, 3 siswa mampu mengolah sumber daya, 4 terlibat dalam pelayananjasa atau kegiatan lain yang berkaitan dengan keunggulan lokal sehingga memperoleh penghasilan dan melestarikan budayatradisisumber daya yang menjadi unggulan daerah serta mampu bersaing secara nasional maupun global. 12 Jika dikaitkan dengan salah satu mata pelajaran sekolah yaitu sains, maka indikator-indikator yang telah disebutkan di atas dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan indikator dalam pelajaran sains yang tertuang dalam buku suplemen sains berbasis kearifan lokal. Sains merupakan suatu ilmu yang mempelajari gejala – gejala alam yang ada disekitar. Dalam pembagiannya, Sains terbagi menjadi beberapa bagian yaitu Fisika, Kimia dan Biologi. Ilmu kimia merupakan ilmu yang sangat menarik untuk dikaji karena ilmu kimia adalah ilmu yang mencangkup sejumlah aspek bahan-bahan kimia, dan bahan kimia bukanlah bahan abstrak yang mematikan dan ditakuti, karena bahan kimia adalah bahan- bahan sehari-hari yang kita pegang bahkan kita konsumsi. 13 Kota Tangerang merupakan sebuah kota yang memiliki wilayah strategis, hal ini dikarenakan Kota Tangerang berada diantara Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara DKI Jakarta. 14 Sehingga penduduk Kota Tangerang kebanyakan merupakan warga pendatang dari berbagai daerah. Oleh karena itu kearifan lokal Kota Tangerang harus dilestarikan ditengah- tengah masyarakatnya yang beragam. Dalam hal ini khususnya bidang sains. Kearifan lokal sangatlah menarik untuk dikaji diantaranya adalah potensi-potensi daerah yang dimiliki Kota Tangerang seperti padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar. 15 Potensi-potensi tersebut dapat dilihat dalam dokumen Kementrian Keuangan Republik Indonesia 12 Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, dan Tatik Elis, Mengembangkan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dalam KTSP, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2012, h.10 13 James E. Brady, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jakarta:Bina Rupa Aksara,1999, h. 2 14 Letak Geografis Kota Tangerang, Tersedia http:www.tangerangkota.go.idgeografi 15 Kota Tangerang dalam angka 2012, Luas Panen Tanaman Pangan di Kota Tangerang 2007- 2011, 2014, h. 244 http:tangerangkota.go.id Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Provinsi Banten 16 dan dinas pertanian Kota Tangerang pada tahun 2008. 17 Serta kebiasaan masyarakat di daerah ini yang memilih pengobatan tradisional yaitu beberapa tanaman obat salah satunya penggunaan daun dewa untuk mengobati demam. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penting dilakukan penelitian yang bertema kearifan lokal yang dibahas dari sisi sains terhadap Kota Tangerang yang diwujudkan dalam sebuah produk buku suplemen, sehingga judul penelitian yang diajukan peneliti adalah “PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS KEARIFAN LOKAL KOTA TANGERANG”

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Masih rendahnya pencapaian pendidikan kurikulum 2013 yang memiliki karakteristik membentuk kepribadian siswa di sekolah dan juga di lingkungan masyarakat. 2. Pembelajaran sains di sekolah berjalan tidak selaras dengan nilai-nilai kearifan lokal yang dianut oleh suatu masyarakat tertentu sehingga sulit diterima oleh siswa. 3. Masih terdapat faktor-faktor penghambat dalam pelaksaanaan sistem desentralisasi pendidikan di Indonesia. 4. Masih kurangnya pengembangan potensi daerah serta kebudayaan daerah Kota Tangerang dalam pembelajaran siswa di sekolah 5. Masih sedikitnya buku suplemen berbasis kearifan lokal yang mampu menumbukan nilai-nilai karakter siswa serta mengembangkan potensi yang dimiliki Kota Tangerang, serta dapat menunjang dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran terutama pelajaran sains disekolah 16 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Banten, Jakarta: Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, 2010, h.18 17 Dinas Pertanian Kota Tangerang 2008, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Sayuran Kota Tangerang Tahun 2007, 2014, http:www.tangerangkota.go.idmobile

3. Pembatasan Masalah

Ruang lingkup penelitian ini agar lebih terarah, maka dilakukan pembatasan yaitu sebagai berikut : a. Buku suplemen ini disusun berdasarkan kearifan lokal Tangerang. b. Fokus Sains yang terdapat dalam buku suplemen ini adalah kimia SMA c. Buku suplemen yang telah diperoleh akan diuji tingkat keterbacaannya yang meliputi aspek kelayakan materi, penyajian, bahasa, dan grafika. d. Untuk mengukur tingkat keterbacaan buku suplemen ini menggunakan instrumen yang diberikan kepada beberapa guru kimia SMA di Kota Tangerang.

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana desain dan karakteristik buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Tangerang? b. Bagaimana kelayakan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal? c. Bagaimana tanggapan guru kimia SMA Kota Tangerang mengenai buku suplemen berbasis kearfian lokal Tangerang?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Teradapat beberapa tujuan dalam penelitian ini,yaitu : a. Mengembangkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang b. Mengetahui kelayakan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang c. Mengetahui tanggapan guru mengenai buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara umum 1 Menghasilkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Tangerang b. Bagi siswa 1 Tersedianya buku suplemen yang dapat melengkapi buku ajar dan pembelajaran di sekolah 2 Tersedinya buku suplemen yang dapat menjembatani kearifan lokal yang terdapat di Kota Tangerang dengan Kimia SMA c. Bagi guru 1 Tersedianya buku penunjang yang dapat melengkapi pembelajaran di sekolah dan bahan dalam mengajar 2 Diperolehnya buku penunjang kimia yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku d. Bagi dunia pendidikan 1 Dapat dijadikan referensi dalam peningkatan mutu pendidikan Indonesia 2 Dapat dijadikan buku penunjang yang dimiliki siswa atau guru untuk lebih mengembangkan pembelajaran 3 Dapat menjadi salah satu bahan untuk menjaga kelestarian kebudayaan Indonesia melalui buku suplemen kimia dengan pendekatan kearifan lokal. e. Bagi peneliti 1 Sebagai pengetahuan mendesain dan membuat buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal