B. Pemahaman Petani terhadap Gadai dalam Hukum Islam
Pemahaman para petani mengenai aturan gadai dalam Islam masih sangat minim, mereka hanya memahami bahwa gadai adalah transaksi meminjam
uang dengan jaminan dimana 1 pihak membutuhkan uang dan 1 pihak lagi membutuhkan jaminan,
1
dan gadai yang sesuai dengan ajaran Islam adalah gadai yang barang jaminannya jelasada,juga tidak ada bunga ketika
mengembalikan pinjaman.
2
Jadi transaksi gadai sudah dianggap sebagai suatu transaksi yang bertujuan mencari keuntungan, bukan lagi tolong menolong
seperti tujuan gadai dalam Islam. Pemahaman yang minim tersebut muncul selain karena mayoritas para
petani berlatar belakang pendidikan SD dan SMP
3
dan hanya mendapat pendidikan agama dari pengajian di masjid, hal tersebut juga timbul karena
kurangnya dakwahpara tokoh agama mengenai tata cara bermuamalah yang sesuai dengan ajaranIslam, khususnya mengenai gadai. Hal yang sering
disampaikan dalam khutbahceramah merekahanya seputar ibadah dan akidah saja.
C. Tata Cara Gadai Sawah Petani Desa Simpar
Akad gadai sawah yang sering terjadi di kalangan petani desa Simparpada umumnya dilaksanakan antar individu, jarang sekali dilaksanakandi lembaga
keuangan. Desa Simpar sendiri belum memiliki lembaga keuangan, adapun
1
Wawacara Pribadi dengan Winata. Subang, 3 Februari 2015.
2
Wawancara Pribadi dengan Tati. Subang, 2 Februari 2015.
3
Pendataan Profil Desa Simpar menunjukkan bahwa 17,8 masyarakat berlatar belakang pendidikan SD, dan 17,7 berlatar belakang SMP.
lembaga keuangan yang sering memberikan pembiayaan UMKMkepada masyarakat yaitu Koperasi Galih Artha milik swasta yang berlokasi di dusun
Kunir, dan UPK Unit Pengelola Kecamatan yang berlokasi di kecamatan Cipunagara.
Tata cara gadai sawah yang sering dilakukan para petani tidak merujuk pada aturan tertentu, baik itu Undang-Undang ataupun fikih Islam. Tata cara
yang diperlihara adalah budaya yang berlaku di kalangan masyarakat yang sejak lama dilaksanakan secara turun temurun.
Biasanya akad gadai diawali dengan calon penggadai pihak yang membutuhkan uang atau orang kepercayaannya datang kepada calon
penerima gadai dan menyampaikan maksudnya untuk meminjam uang dengan menggadaikan sawahnya, jika penerima gadai mempunyai cukup uang untuk
dipinjamkan dan telah mengetahui kualitas sawah yang akan digadaikan, maka terjadilah kesepakatan.
Biasanya akad ini
disepakati dengan tulisan menggunakan kwitansi dan materai.
4
Ada 2 jenis praktik gadai sawah yang sering dilakukan petani desa Simpar, yaitu:
1. Gadai biasa Gadai biasa adalah akad gadai dimana penggadai pemilik sawah
meminjam uang kepada penerima gadai dengan perjanjian sawah digarap oleh penerima gadai, dan hasilnya dinikmatioleh penerima
gadai sepenuhnya. Umumnya perjanjian disepakati 1tahun, namun jika
4
Wawancara Pribadi dengan Jaeni. Subang, 27 Januari 2015.
dalam tempo 1 tahun penggadai belum bisa mengembalikan pinjamannya, maka penerima gadai melanjutkan penggarapan sawah
sampai penggadai
bisa membayar
pinjamannya, atau
dipindahtangankan kepada orang lain atas izin penggadai. Mekanisme gadai biasa dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini:
Ilustrasi 4.1 Gadai sawah biasa
b. Memberi pinjaman uang
e. Membayar utang a. Meminjam uang
d.Menggarap sawah f. Mengembalikan sawah
c. Menyerahkan sawah Keterangan:
a. Penggadaiorang kepercayaanya dating kepada calon penerima gadai menyampaikan maksudnya untuk meminjam uang
dengan jaminan sawah gadai sawah.
Utang
Penerima Gadai
Sawah Penggadai