Sumber: Pendataan Profil Desa Simpar 2014
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Identitas Sumber Data
Identitas sumber data berdasar peran, alamat, usia, dan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Identitas Sumber Data
No Nama
Peran Alamat
Usia Pendidikan
Terakhir 1
Saepudin Penggadai
Simpar 44
SMA 2
Tati Penggadai
Kacepet 40
SD 3
Suhendi Penerima gadai
Babakan 62
PGA 4
Winata Penerima gadai
Kunir 51
SD 5
Ugan Suganda
Penerima gadai Lampegan
45 SMA
6 Mursyid
Shobandi Tokoh agama
Babakan 58
S1
7 Humaedi
Tokoh agama Kunir
39 S2
8 Jaeni
Perangkat desa Simpar
43 S1
Sumber : Data Lapangan 2015
B. Pemahaman Petani terhadap Gadai dalam Hukum Islam
Pemahaman para petani mengenai aturan gadai dalam Islam masih sangat minim, mereka hanya memahami bahwa gadai adalah transaksi meminjam
uang dengan jaminan dimana 1 pihak membutuhkan uang dan 1 pihak lagi membutuhkan jaminan,
1
dan gadai yang sesuai dengan ajaran Islam adalah gadai yang barang jaminannya jelasada,juga tidak ada bunga ketika
mengembalikan pinjaman.
2
Jadi transaksi gadai sudah dianggap sebagai suatu transaksi yang bertujuan mencari keuntungan, bukan lagi tolong menolong
seperti tujuan gadai dalam Islam. Pemahaman yang minim tersebut muncul selain karena mayoritas para
petani berlatar belakang pendidikan SD dan SMP
3
dan hanya mendapat pendidikan agama dari pengajian di masjid, hal tersebut juga timbul karena
kurangnya dakwahpara tokoh agama mengenai tata cara bermuamalah yang sesuai dengan ajaranIslam, khususnya mengenai gadai. Hal yang sering
disampaikan dalam khutbahceramah merekahanya seputar ibadah dan akidah saja.
C. Tata Cara Gadai Sawah Petani Desa Simpar
Akad gadai sawah yang sering terjadi di kalangan petani desa Simparpada umumnya dilaksanakan antar individu, jarang sekali dilaksanakandi lembaga
keuangan. Desa Simpar sendiri belum memiliki lembaga keuangan, adapun
1
Wawacara Pribadi dengan Winata. Subang, 3 Februari 2015.
2
Wawancara Pribadi dengan Tati. Subang, 2 Februari 2015.
3
Pendataan Profil Desa Simpar menunjukkan bahwa 17,8 masyarakat berlatar belakang pendidikan SD, dan 17,7 berlatar belakang SMP.